Pengasuhan yang salah—terutama jika dilakukan oleh ibu—dapat meninggalkan luka batin mendalam bagi anak. Luka dari pengasuhan ibu disebut juga dengan mother wound, baik anak laki-laki dan perempuan dapat mengalaminya. Pahami apa dampak mother wound bagi anak dan cara mengatasinya di sini!
Mother wound adalah luka ibu atau luka batin akibat salah pengasuhan yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Luka ini bukan hanya akan berpengaruh kepada mental anak di masa itu, tetapi juga di masa depan.
Mengutip psikolog senior Elly Risman yang mengatakan “parenting is wearing”. Artinya, pola pengasuhan yang dialami seorang wanita akan dilakukannya juga kepada anak-anaknya kelak. Begitu juga dengan mother wound.
Seorang perempuan yang mengalami luka pengasuhan yang diakibatkan oleh ibunya akan melukai anaknya dengan cara yang sama pula. Sehingga bisa dikatakan mother wound adalah pola pengasuhan yang salah, yang diturunkan oleh generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya.
Secara umum dalam ilmu medis, mother wound tidak didiagnosis secara resmi. Luka dan ciri yang dialami penyandangnya nyata dan amat terasa.
Jika satu atau lebih hal di bawah ini terjadi pada seseorang, maka dia mengalami mother wound.
Baca Juga: Mengenal Istilah Mommy Issues dan Cara Mengatasinya
Dilansir dari Healthline, ibu yang mengalami hal-hal berikut di masa kecilnya berpotensi menimbulkan mother wound pada anak-anaknya di masa depan:
Mother wound dapat mengakibatkan masalah emosional, sosial, bahkan mental bagi anak. Beberapa dampak yang ditimbulkannya adalah:
Ibu yang terlalu banyak mengkritik, mengharap kesempurnaan, dan tidak memberi validasi emosi anaknya akan menjadikan anak-anaknya rendah diri. Anak akan kesulitan menerima dirinya apa adanya.
Anak menjadi selalu tidak puas dan terlalu keras pada diri mereka sendiri. Mereka juga cenderung meletakkan dirinya dalam sisi negatif serta tidak mampu menerima pujian dengan baik.
Seorang ibu harus dapat menunjukkan bagaimana dia mengatur emosinya. Ibu juga perlu membantu anak melabeli dan meregulasi emosi mereka. Hanya membantu, bukan melabeli dan mengatur emosi anak.
Anak-anak sebenarnya memiliki kemampuan alami untuk mengendalikan emosi dan perasaannya. Namun jika ibu terlalu banyak ikut campur dan menekan mereka, anak-anak akan kesulitan mengenali emosinya sendiri.
Di masa dewasa, hal ini akan menyebabkan anak tidak peka terhadap emosi orang lain. Salah mengartikan gestur serta tidak mampu bereaksi secara tepat terhadap emosi orang di sekitarnya.
Tanpa memiliki kesadaran emosi yang benar, anak akan kesulitan untuk menenangkan diri. Kondisi ini akan anak bawa hingga mereka dewasa.
Ketidaknyamanan emosi seperti kecemasan, rasa sedih, marah, bosan, atau tersisihkan akan mereka hadapi dengan hal-hal yang salah. Misalnya, membahayakan diri sendiri, terjebak dalam kecanduan alkohol, merokok, serta mengkonsumsi narkoba.
Anak yang dibesarkan oleh ibu yang kaku, tidak bisa mengekspresikan kasih sayang, serta tidak bahagia dalam hubungan romantisnya akan mengalami hal yang sama.
Mereka kelak akan kesulitan mengekspresikan perasaan, kesulitan menerima perhatian dan cinta dari pasangan. Mereka tidak mengerti bagaimana menjalani hubungan yang bahagia, karena mereka tidak pernah mempelajarinya dari sang ibu.
Baca Juga: Moms, Ini 10 Cara Agar Anak Dekat dengan Ibu yang Bekerja
Walaupun mother wound dialami saat masa kanak-kanak dan berefek hingga dewasa. Kondisi ini cenderung diturunkan dari ibu yang mengalaminya kepada anak mereka.
Bukan berarti luka ini tidak bisa diatasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi mother wound.
Masa lalu bersama ibu tidak bisa dilupakan, namun seorang anak yang terluka selalu bisa memaafkan ibu kita. Maka maafkan kelalaian mereka dan fokuslah kepada masa depan Anda. Jangan biarkan perangkap mother wound mengenai kita dan anak-anak Anda kelak.