Overachiever adalah seseorang yang terlalu ambisius untuk meraih keinginannya, hingga mungkin memicu gangguan kecemasan dan masalah lainnya. Cek apa saja tanda overachiever dan apa efek sampingnya pada kesehatan mental di sini.
Overachiever adalah tipe kepribadian yang sangat ambisius. Mereka yang overachiever terus-menerus berusaha menggapai keberhasilan, tanpa mempedulikan pengorbanannya. Dengan kata lain, mereka akan mengorbankan apa saja baik waktu, kebahagiaan, keluarga bahkan diri sendiri demi mencapai kesuksesan dan menjadi nomor satu.
Sekilas kepribadian ini tidak jauh berbeda dengan mereka yang ambisius dan pantang menyerah. Namun, tanda overachiever akan terbaca saat penyandangnya tidak kunjung merasa puas. Selalu menganggap orang lain sebagai saingan dan sangat mudah terbakar oleh kritik.
Perlu diketahui bahwa karakteristik overachiever seringkali tidak terdeteksi. Terdapat garis tipis antara gangguan ambisius berlebihan dengan sifat gigih dan pantang menyerah.
Namun jika seseorang sudah terlihat menarik diri, mengkonsumsi rokok atau alkohol berlebihan, lebih baik waspada. Berikut ini adalah tanda-tanda seseorang mengalami overachiever.
Bukan visioner, tetapi terlalu berfokus kepada apa yang belum terjadi dan selalu ingin mengontrol apa yang akan terjadi. Namun mengabaikan kondisi saat ini.
Mereka akan sangat sensitif, sangat tersinggung atau terluka oleh kritik yang dilayangkan kepada dirinya. Mereka akan sulit memilah kritik tersebut dan membangun diri yang lebih baik berdasarkan kritik. Walaupun kritikan disampaikan secara pribadi, bukan di depan umum.
Seorang overachiever menganggap curahan hati adalah tanda kelemahan. Mereka tidak menyukai hal itu. Lebih dari sekadar ‘bukan pendengar yang baik’, mereka juga menghindari momen berbagi masalah dengan orang lain.
Seorang overachiever tidak mempedulikan proses. Bagi mereka hasil yang cemerlang adalah segalanya. Hal ini yang membuatnya akan melakukan apa saja untuk memperoleh hasil yang sempurna.
Kelemahannya adalah, jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan impian mereka, maka mereka akan terpuruk ke dalam kesedihan dan berisko stres hingga depresi.
Walau terlihat sangat ambisius, percaya diri, dan tidak pernah menyerah, mereka sebenarnya sering merasa tidak percaya diri. Dalam diam seseorang yang menyandang sifat overachiever sering khawatir dan menganggap dirinya tidak mampu.
Apapun yang diraihnya—jika di bawah target—itu bukti bahwa dirinya adalah pecundang. Rasa insecure yang berlebihan ini dapat memicu depresi.
Seorang perfeksionis cenderung kepada pandangan orang lain terhadap kesempurnaan tindakannya. Sifat ini pun dimiliki oleh seorang overachiever, dimana pandangan dan pujian dari orang lain sangat penting baginya.
Setelah meraih suatu keberhasilan, mereka langsung pasang target untuk keberhasilan selanjutnya. Tidak ada rehat barang sebentar atau beristirahat sekadar menikmati keberhasilan yang telah diraih.
Saat masih sekolah, mereka menjadi nomor satu di berbagai klub dan ekstrakurikuler. Saat sudah bekerja, mereka berada di berbagai perkumpulan dan komunitas dan juga menjadi yang paling menonjol.
Kepribadian overachiever seringkali terbawa hingga saat mereka menjadi orang tua. Mereka akan menuntut anak untuk selalu sama sigap, kuat dan ambisius seperti mereka. Pencapaian dan hasil belajar anak adalah yang terpenting. Sementara minat dan keinginan mereka adalah nomor sekian.
Tanda overachiever dilihat dari seseorang yang tidak suka memanfaatkan waktu untuk bersantai, bersenang-senang, dan bermain. Sekilas sepertinya ini adalah sikap yang bagus. Namun, hidup hanya untuk mengejar sukses tanpa beristirahat tentu tidak baik bagi kesehatan mental dan fisik.
Mereka sangat tidak menyukai perubahan. Cenderung melakukan sesuatu secara terstruktur dan sangat rapi. Mereka juga sangat kaku atau frigid terhadap suatu kondisi.
Itulah beberapa tanda overachiever pada diri seseorang. Bersemangat dan berjuang untuk mencapai tujuan memang penting dan harus, namun jangan berlebihan hingga Anda lupa istirahat, tidak peduli pada orang lain, egois, atau menghalalkan segala cara.
Sifat overachiever dapat berdampak buruk terhadap kehidupan seseorang. Keinginan yang terlalu menggebu-gebu untuk menjadi nomor satu akan berakibat kepada fisik, mental dan hubungan sosial. Berikut adalah pemaparannya.
Mereka yang memiliki kepribadian overachiever akan mudah terserang gangguan kecemasan bertubi-tubi. Kondisi ini disebut dengan overachiever anxiety. Penyandangnya akan selalu merasa takut gagal, takut kalah, cemas berlebihan, tidak pernah puas walaupun sudah meraih keberhasilan.
Seperti halnya gangguan mental lain, overachiever anxiety dapat berakibat buruk terhadap fisik dan jiwa penyandangnya. Kecemasan berlebihan dapat menyeret mereka kepada depresi dan halusinasi.
Seringkali gangguan kesehatan seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, dan gangguan lambung merupakan tanda overachiever. Namun, kondisi ini tidak teraba dan kerap dianggap sebagai sakit biasa.
Mereka mudah terjebak dalam rokok dan narkoba, serta kecanduan alkohol berlebihan. Mengalami gangguan makan dan sering mengeluh tidak enak badan. Bisa jadi itu adalah efek samping dari gangguan yang terjadi pada mentalnya.
Mereka yang terlalu ambisius bisa mengorbankan apa saja dan siapa saja agar sukses. Termasuk keluarga, pasangan dan orang terdekat. Hal ini dapat berakibat buruk kepada hubungan jangka panjangnya. Baik hubungan romantis maupun pertemanan.
Seorang overachiever akan cenderung mempertahankan pernikahannya walau penuh tragedi. Namun, hal itu bukan karena cinta sejati. Melainkan karena perceraian mereka anggap sebagai tanda kegagalan yang mengerikan.