Ada kalanya seseorang merasa sangat terpuruk hingga membutuhkan bantuan orang lain, namun rendahnya kesadaran akan kesehatan mental menjadikan kebanyakan orang menunda untuk menemui profesional. Padahal, tubuh dan jiwa telah memberikan tanda harus ke psikiater. Ketahui kapan harus ke psikiater dan mendapatkan perawatan mental berikut ini.
Masih banyak orang yang sulit membedakan antara psikiater dan psikolog. Secara garis besar keduanya mempelajari ilmu psikologi atau kejiwaan, namun ada beberapa perbedaan yang mendasar di antara kedua profesi ini, yaitu:
Sebagian orang yang membutuhkan penanganan dari psikolog terlebih dulu dan melihat perkembangan psikologis bila membutuhkan psikiater juga.
Ada kalanya seseorang harus menemui psikiater terlebih dahulu untuk mendapatkan obat atau penanganan medis hingga keluhan mentalnya lebih stabil. Lalu, bisa menemui psikolog untuk mendapatkan pencerahan dan mengontrol gejala kesehatan mental.
Kapan harus ke psikiater? Seseorang yang pergi ke psikiater, psikolog, atau menjalani terapi bukan berarti telah menjadi gila. Sebaliknya, itu berarti mereka masih awas hingga menyadari tanda harus ke psikiater dan mendapat bantuan.
Berikut adalah 9 tanda seseorang harus menemui psikiater saat ini juga:
Perasaan sedih, marah, atau emosi negatif lainnya adalah hal yang wajar. Namun, akan menjadi tidak wajar jika perasaan-perasaan buruk itu terus-menerus terasa dan tidak kunjung hilang, seperti selalu menyelimuti hari-hari Anda. Rasa sedih dan marah yang berlarut, mendalam, serta dibiarkan dapat berkembang menjadi depresi.
Begitu pun ketika seseorang merasa kepribadiannya saat ini bukanlah dia yang biasa. Ketika merasa hilang arah dan hampa, itulah saatnya mencari uluran tangan dan bantuan profesional.
Hal yang traumatis dapat menyebabkan perasaan cemas, sulit tidur, dan jika dibiarkan bahkan dapat menyebabkan PTSD (Post Traumatic Syndrome Disorder). Bukan hanya menyerang mental, peristiwa traumatis juga memberikan efek kepada kesehatan fisik. Segera temui profesional untuk mendapat bantuan.
Kapan harus ke psikiater? Ketika merasa sangat lemah, tidak bisa mengerjakan sesuatu yang sangat disukai, serta kehilangan motivasi hidup. Saat itulah seseorang mendapatkan tanda harus ke psikiater. Kehilangan motivasi dan merasa hampa dapat menyeret ke dalam jurang depresi.
Kecanduan zat adiktif sangat berbahaya, baik secara mental apalagi fisik. Selain membutuhkan terapis khusus atau konselor adiksi, terkadang seorang pecandu juga harus menemui psikiater.
Bukan hanya kecanduan narkoba atau alkohol, seseorang juga butuh bantuan psikiater saat mengalami kecanduan seks, jenis makanan tertentu, atau kebiasaan menyakiti diri.
Kehilangan seseorang yang sangat berarti akan meninggalkan lubang duka yang dalam di dalam jiwa seseorang. Ada kalanya duka tersebut terlalu besar untuk ditanggung sendiri.
Bukan berarti setiap kali mengalami duka maka harus menemui psikiater, namun duka yang menyebabkan kesedihan berlarut, gangguan tidur, stres, gejala depresi, atau perubahan negatif lain terkadang harus dihadapi secara medis dengan konsultasi ke psikiater atau psikolog.
Beberapa orang bisa mengalami kesulitan tidur atau perubahan pola tidur tanpa alasan yang jelas, sebagian lagi mengalami stres berat sehingga berpengaruh pada pola tidur yang berubah atau berantakan.
Insomnia dapat menyeret seseorang kepada gangguan kecemasan, depresi, kecanduan obat-obatan, penyalahgunaan alkohol, serta gangguan jiwa. Karenanya, ketika mengalami insomnia dalam waktu lama, itulah tanda harus ke psikiater secepatnya.
Merasa sangat benci atau cemas berlebihan saat harus bersosialisasi bisa jadi merupakan tanda gangguan mental, misalnya general anxiety atau fobia tertentu. Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja hingga mengganggu kehidupan sosial. Segera hubungi psikiater atau terapis untuk mendapatkan pertolongan.
Kapan kita harus ke psikiater? Saat kita merasa selalu takut berlebihan dan tidak bisa diatasi sendiri. Rasa takut, cemas, dan panik (yang kadang tidak beralasan) itu sudah sangat mengganggu hari-hari Anda.
Beberapa orang merasa takut dan panik atau bermimpi buruk setelah mengalami kejadian traumatis. Beberapa orang lagi mengalaminya karena kondisi mental, misalnya fobia atau depresi. Ada juga yang merasa baik-baik saja, namun mendadak menjadi sering merasa takut berlebihan.
Apapun itu, rasa takut dan serangan panik yang berlebihan dapat mengganggu jalannya kehidupan seseorang. Ketika kondisi tersebut telah mengganggu fungsi seseorang sebagai pribadi maupun makhluk sosial, itulah saatnya menemui psikiater dan mendapat pertolongan medis.
Ada kalanya sakit pada tubuh yang dialami bukanlah karena virus atau bakteri tertentu. Melainkan karena ketidakstabilan mental. Hal ini disebut dengan psikosomatis.
Psikosomatis tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan medis biasa karena permasalahannya ada di jiwa, maka jiwa tersebut yang harus distabilkan terlebih dahulu.
Jika mengalami psikosomatis, cobalah meminta saran dari psikiater. Setelah jiwa dan mental stabil, maka penyakit fisik yang kerap mendera juga akan membaik.
Menemui psikiater bukan berarti telah gila atau kehilangan fungsi sebagai manusia. Justru sebaliknya, dengan mengikuti tanda harus ke psikiater di atas seseorang dapat mencegah dirinya terkena gangguan jiwa serta tetap menjalankan fungsinya sebagai manusia dengan seimbang.