Victim mentality atau playing victim adalah sifat yang menganggap dirinya sebagai korban dari tindakan negatif orang lain. Seseorang yang memiliki sifat ini akan merasa menjadi korban saat sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Seseorang yang sering melakukan playing victim mengklaim segala sesuatu yang terjadi pada dirinya adalah kesalahan orang lain dan dia adalah korbannya. Orang dengan sifat ini umumnya terus-menerus mengeluh tentang hal-hal buruk yang terjadi dalam hidupnya. Ketidakmampuan mengendalikan keadaan sering kali membuatnya melepaskan tanggung jawab.
Tiga keyakinan seseorang yang memiliki sifat playing victim, antara lain:
Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian ini lebih mudah memandang semuanya secara negatif. Bahkan, dapat memaksakan pola pikirnya pada orang lain.
Pada intinya, playing victim artinya sifat yang membuat seseorang memilih untuk tidak bertanggung jawab, menyalahkan orang lain, dan menciptakan berbagai alasan untuk mendukung keyakinannya—bahkan saat sebenarnya dialah pelakunya.
Merasa tidak puas terhadap beberapa bagian dari perjalanan hidup adalah sesuatu yang normal. Akan tetapi, jika seseorang tidak puas di berbagai bidang kehidupan, ia mungkin memiliki victim mentality atau mentalitas korban.
Berikut ini adalah beberapa tanda seseorang dengan perilaku playing victim, antara lain:
Mungkin sulit untuk berinteraksi dengan seseorang yang selalu melihat dirinya sebagai korban. Tetapi ingat bahwa seseorang yang hidup dengan pola pikir ini umumnya telah menghadapi peristiwa kehidupan yang sulit atau menyakitkan. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi seseorang dengan perilaku ini adalah:
Ada kemungkinan bahwa memulai percakapan dengan seseorang yang memiliki mental korban dapat memberinya kesempatan untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang produktif.
Selain itu, hindari menyebut atau mengatakan bahwa ia suka menjadi playing victim. Pelabelan ini tidak akan membantu kondisi yang dialami.
Sering kali sulit untuk membantu atau mendukung seseorang yang perspektifnya tampaknya sangat berbeda dari kenyataan. Jika ia tampak menghakimi atau menuduh Anda dan orang lain, membuat batasan dapat membantu.
Lepaskan sebanyak mungkin hal negatif darinya dan serahkan tanggung jawab kembali pada dirinya sendiri. Anda masih bisa memiliki kepedulian terhadapnya meskipun terkadang Anda perlu mengambil jarak darinya.
Anda mungkin ingin memberi tahu orang yang memiliki mental korban bahwa perilakunya adalah sesuatu yang salah. Akan tetapi, hal ini mungkin dapat menguras sumber daya emosional dan mungkin bisa memperburuk situasi.
Pilihan yang terbaik adalah menawarkan bantuan (tanpa mengubah hal-hal yang diyakininya). Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
Tetaplah bersikap lembut, berempati, dan akui bahwa ia telah menghadapi peristiwa menyakitkan di masa lalunya. Selain itu, Anda juga bisa mendorongnya untuk berbicara dengan terapis jika ia memiliki trauma dari masa lalu.