West Nile virus (WNV) adalah infeksi akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi virus ini. Meskipun tidak menunjukan gejala, jika virus ini memasuki otak dapat mengancam jiwa! Simak penjelasan selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, hingga pencegahannya berikut ini.
West Nile virus adalah infeksi yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk terinfeksi virus ini. Biasanya, kasus penyakit menular ini terjadi selama musim nyamuk, yang dimulai pada musim panas dan berlanjut sampai musim gugur. Awalnya virus ini muncul di Amerika Serikat di tahun 1999, kemudian menyebar di Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah.
Kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini tidak merasakan gejala atau hanya memiliki gejala ringan, seperti demam dan sakit kepala. Namun, jika virus memasuki otak, bisa mengancam jiwa. Hal ini karena virus menyebabkan radang otak, yang disebut ensefalitis atau radang jaringan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini tidak memiliki gejala atau hanya merasakan gejala ringan seperti flu yang berlangsung beberapa hari. Gejala biasanya muncul selama tiga sampai 14 hari setelah infeksi.
Berikut ini gejala West Nile virus yang ringan hingga serius:
Sekitar 20% orang mengembangkan infeksi ringan atau disebut demam West Nile. Tanda dan gejala umum terjadi, termasuk:
Sekitar kurang dari 1% orang yang terinfeksi, virus dapat menyebabkan infeksi sistem saraf (neurologis) yang serius. Kondisi ini mungkin termasuk radang otak (ensefalitis) atau selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
Tanda dan gejala infeksi neurologis, meliputi:
Tanda dan gejala yang ringan dari infeksi virus ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, gejala yang berat seperti sakit kepala berat, demam, leher kaku, disorientasi, kebingungan, atau kelemahan mendadak, harus segera mendapatkan pertolongan medis. Infeksi serius biasanya memerlukan rawat inap di rumah sakit.
West nile virus adalah infeksi yang biasanya menyebar ke manusia dan hewan dari gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Nyamuk terinfeksi dan membawa virus setelah menggigit burung yang terinfeksi. Manusia tidak dapat terinfeksi setelah kontak biasa dengan orang atau hewan yang terinfeksi.
Dalam kasus yang langka, transfusi darah, transplantasi organ, menyusui, atau kehamilan dapat membawa virus dan menyebarkan penyakit.
Sebagian besar infeksi virus ini terjadi selama cuaca hangat, ketika nyamuk mulai aktif. Masa inkubasi—periode antara saat manusia digigit nyamuk yang terinfeksi hingga munculnya gejala infeksi—biasanya berkisar antara empat hingga 10 hari.
Jika terinfeksi, risiko seseorang terkena penyakit serius terkait virus ini kemungkinan sangat kecil. Kurang dari 1% orang yang terinfeksi menjadi sakit yang berat. Sedangkan kebanyakan orang yang menjadi sakit akan sembuh sepenuhnya.
Seseorang mungkin cenderung mengalami infeksi berat atau fatal berdasarkan faktor berikut:
lebih tinggi mengembangkan infeksi berat atau fatal berdasarkan faktor berikut:
Biasanya dokter dapat mendiagnosis virus ini dengan melakukan tes darah sederhana. Tes ini dapat menentukan apakah pasien memiliki materi genetik atau antibodi dalam darahnya yang terkait dengan virus ini.
Jika gejalanya berat dan berhubungan dengan otak, dokter mungkin akan melakukan lumbal pungsi atau lumbar puncture. Prosedur tes ini dilakukan dengan memasukkan jarum ke tulang belakang pasien untuk mengekstrak cairan. Virus ini dapat meningkatkan jumlah sel darah putih dalam cairan, yang menunjukkan adanya infeksi.
Magnetic resonance imaging (MRI) dan pemindaian pencitraan lainnya juga bisa membantu mendeteksi peradangan dan pembengkakan di otak.
Tidak ada vaksin atau obat-obatan khusus yang tersedia untuk mengatasi infeksi virus ini. Namun, ada beberapa obat untuk meredakan gejala seperti nyeri otot dan sakit kepala, obat ini termasuk ibuprofen atau aspirin.
Meski berkhasiat, berhati-hati ketika memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja. Anak-anak dan remaja yang pulih dari cacar air atau gejala seperti flu tidak dianjurkan mengonsumsi aspirin. Hal ini karena aspirin terkait dengan sindrom Reye, kondisi yang jarang namun berpotensi mengancam jiwa.
Jika pasien mengalami pembengkakan otak atau gejala berat, dokter mungkin akan memberi cairan infus dan obat-obatan untuk menurunkan risiko infeksi.
Penelitian saat ini sedang dilakukan pada terapi interferon untuk mengatasi virus ini. Terapi ini ditujukan untuk menggunakan zat yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh pasien untuk mengobati ensefalitis pada orang yang terinfeksi virus. Penelitian ini tidak meyakinkan tentang penggunaan terapi interferon untuk ensefalitis, tetapi penelitian menjanjikan.
Perawatan potensial lainnya yang sedang diteliti untuk ensefalitis terkait West Nile, meliputi:
Mengingat setiap gigitan nyamuk dapat meningkatkan risiko infeksi, penting untuk melakukan langkah-langkah untuk membantu mencegah virus ini setiap kali berada di luar ruangan.
Berikut ini langkah-langkah pencegahannya:
Itulah pembahasan tentang West Nile virus yang disebabkan oleh nyamuk. Gunakan lotion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk serta jaga kebersihan lingkungan sekitar untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk serta serangga berbahaya lainnya.