Virus Corona (COVID-19) bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali pada ibu menyusui. Berikut informasi mengenai risiko infeksi virus Corona COVID-19 pada ibu menyusui untuk menjadi perhatian Anda!
Virus Corona (COVID-19) tak memandang usia maupun jenis kelamin dalam penyebarannya. Semua orang memiliki risiko yang sama untuk tertular virus yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China ini. Pada orang-orang yang sudah mengidap sejumlah penyakit seperti diabetes, darah tinggi (hipertensi), pneumonia, dan penyakit jantung, COVID-19 bahkan bisa mengancam keselamatan jiwa.
Sama seperti kelompok lainnya, cara penularan COVID-19 pada ibu menyusui juga melalui:
Sementara itu, faktor risiko ibu menyusui terinfeksi COVID-19 adalah sebagai berikut:
COVID-19 sangat mungkin untuk dialami oleh ibu menyusui. Oleh sebab itu, para ibu menyusui harus tetap waspada terhadap virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebabnya. Salah satu yang perlu diketahui adalah apa saja yang menjadi ciri atau gejala infeksi jenis virus Corona tersebut.
Virus Corona (COVID-19) pada ibu menyusui ditandai oleh gejala-gejala berikut ini:
Ciri atau gejala virus Corona (COVID-19) yang pertama adalah demam. Gejala yang satu ini sejatinya juga merupakan gejala yang muncul ketika seseorang mengalami flu biasa (common cold).
Akan tetapi, Anda harus waspada apabila demam yang dialami sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan intensitasnya—dalam hal ini suhu tubuh—mengalami peningkatan dari hari ke hari.
Gejala COVID-19 pada ibu menyusui yang selanjutnya adalah batuk.
Batuk yang kemungkinan menjadi pertanda Anda terinfeksi virus Corona (COVID-19) biasanya diawali dengan batuk kering ringan yang kemudian akan semakin bertambah intensitas dan tingkat keparahannya dari hari ke hari.
Anda sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala batuk namun tak kunjung sembuh setelah beberapa lama kendati sudah mengonsumsi obat batuk biasa.
Virus Corona SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 pada intinya menyerang saluran pernapasan. Hal ini yang lantas menimbulkan gejala berupa sesak napas pada penderitanya.
Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin Anda akan mengalami pneumonia. Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh adanya infeksi pada organ pernapasan tersebut.
Perlu diketahui juga bahwasanya ibu menyusui yang terinfeksi COVID-19 mungkin tidak akan merasakan gejala apapun pada awalnya. Pasalnya, masa inkubasi virus ini berlangsung selama 2 hari sampai 2 minggu sejak infeksi pertama kali terjadi.
Oleh sebab itu, jika dirasa pernah memiliki kontak langsung dengan penderita lain atau baru saja bepergian ke wilayah terdampak, segera kunjungi dokter guna dilakukan observasi lebih lanjut. Penanganan medis yang dilakukan sedini mungkin dapat memperbesar peluang kesembuhan infeksi ini.
Terlebih lagi, jika Anda sudah merasakan gejala-gejala di atas, maka melakukan pemeriksaan medis harus segera dilakukan guna memastikan apakah hal ini terkait COVID-19 atau bukan.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), belum ada bukti jika virus SARS-CoV-2 dapat ditularkan kepada bayi melalui medium air susu ibu (ASI).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memberikan ‘lampu hijau’ bagi ibu hamil yang terkonfirmasi positif COVID-19 namun ingin tetap menyusui bayinya, dengan syarat:
Sementara jika kondisi tidak memungkinkan, atau Anda benar-benar ingin meminimalisir risiko bayi tertular COVID-19, maka langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Sama seperti prosedur pencegahan infeksi COVID-19 pada umumnya, cara mencegah penularan virus Corona (COVID-19) pada ibu menyusui adalah sebagai berikut:
Itu dia informasi mengenai virus Corona (COVID-19) pada ibu menyusui yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat dan jaga selalu kesehatan Anda beserta buah hari tercinta.