Tortikolis adalah gangguan pada otot leher yang menyebabkan kepala miring ke bawah. Kondisi dapat terlihat ketika anak mengalami kesulitan memutar ke sisi yang berlawanan. Jika bayi Anda memiliki kondisi ini saat lahir, hal itu disebut tortikolis otot kongenital (tipe yang paling umum). Sementara jika terjadi setelah lahir, hal itu disebut ‘acquired‘ bukan bawaan, kondisi yang dikaitkan dengan masalah medis yang lebih serius. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Kata tortikolis sendiri berasal dua kata dasar latin ‘tortus‘ dan ‘collum‘ yang jika digabungkan memiliki arti ‘twisted neck’ atau ‘leher bengkok’. Kondisi ini kadang-kadang disebut wryneck dan lebih umum terjadi pada anak-anak. Secara umum, kondisi ini diklasifikasikan sebagai bawaan atau setelah lahir (terjadi kemudian pada masa anak-anak).
Pada beberapa kasus, orang tua mungkin tidak bisa melihat gejala yang muncul selama 6 sampai 8 minggu pertama kehidupan. Biasanya gejala menjadi jelas begitu bayi mulai bisa mengambil kendali kepala atau leher. Beberapa gejala yang bisa terjadi, antara lain:
Jika Anda melihat tanda dan gejala seperti di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Meski begitu, sebagian besar bayi dengan tortikolis tidak memiliki masalah medis lainnya. Pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini dikaitkan dengan infeksi, patah tulang, reaksi alergi terhadap obat-obatan, atau kondisi genetik seperti sindrom Down atau sindrom Klippel-Feil (kelainan tulang langka pada leher).
Penyebab tortikolis bawaan sejak lahir tidak diketahui pasti, namun kondisi ini mungkin terkait dengan posisi abnormal (posisi sungsang) atau ‘kesesakan’ saat berada di dalam rahim. Hal ini menyebabkan cedera pada otot leher (sternocleidomastoid) yang meninggalkan luka saat sembuh. Jumlah bekas luka di otot menentukan seberapa ketat otot itu. Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita yang mengalami displasia pinggul.
Jika anak mengalami tortikolis setelah lahir, penyebabnya sangat bervariasi dan memiliki tingkat keparahan mulai dari jinak hingga yang sangat serius. Beberapa penyebab tersebut, antara lain:
Ketika seorang anak dicurigai memiliki tortikolis dengan kelainan kerangka yang mendasarinya, pencitraan X-ray atau magnetic resonance imaging (MRI) diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis. Selain itu, dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan fisik dan neurologis lengkap untuk menentukan jenisnya.
Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan orang tua adalah apakah tortikolis bisa sembuh? Jawabannya adalah bisa. Pada dasarnya perawatan yang umum dilakukan adalah bedah dan non-bedah.
Perawatan standar untuk kondisi bawaan terdiri dari program latihan untuk meregangkan otot sternocleidomastoid. Terapi tortikolis termasuk memutar leher bayi ke salah satu sisi sehingga dagu menyentuh setiap bahu. Kemudian memiringkan kepala dengan lembut hingga telinga menyentuh bahu.
Latihan-latihan ini harus dilakukan beberapa kali sehari. Dokter atau terapis fisik akan mengajarkan cara melakukan latihan ini.
Jika opsi non-bedah tidak memperbaiki tortikolis, dokter mungkin menyarankan operasi. Sekitar 10% anak dengan kondisi bawaan memerlukan operasi. Operasi memperpanjang otot sternocleidomastoid biasanya dijadwalkan setelah anak mencapai usia prasekolah. Prosedur ini dapat dilakukan sebagai operasi rawat jalan, artinya anak Anda bisa pulang pada hari yang sama usai operasi.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tortikolis, antara lain: