Rasanya semua orang pasti memiliki tahi lalat di kulit tubuhnya, entah itu hanya berupa bintik cokelat kecil atau lingkaran dengan ukuran yang cukup besar. Adanya bintik ini pada tubuh bisa merupakan suatu kewajaran, bisa juga menjadi pertanda adanya penyakit berbahaya. Benarkah demikian?
Tahi lalat adalah bintik berwarna cokelat kehitaman yang ada pada permukaan kulit yang dihasilkan oleh sel pigmen kulit (melanosit) yang berkelompok atau disebut juga sebagai sel nevus. Bintik ini memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, mulai dari bulat, datar, oval. Pada beberapa orang, tahi lalat bisa berupa tonjolan. Teksturnya pun bermacam-macam, ada yang halus dan juga kasar.
Kendati pada umumnya berwarna cokelat kehitaman, namun ada juga tahi lalat yang warnanya sama dengan kulit. Warna tersebut menunjukkan kedalaman sel nevus yang tadi sudah disebutkan.
Tahi lalat terbagi ke dalam 3 jenis berdasarkan tingkat kedalam sel nevusnya, yaitu:
Ciri-ciri tahi lalat yang paling utama adalah bintik berwarna cokelat kehitaman pada permukaan kulit. Lebih spesifiknya sebagai berikut:
Tahi lalat bisa muncul di area tubuh manapun, termasuk kulit kepala, ketiak, bawah kuku, tidak terkecuali antara jari tangan dan kaki. Rata-rata, orang memiliki 10 sampai 40 bintik ini. Bintik kulit ini pun dapat berubah bentuk atau menghilang seiring waktu. Sementara adanya perubahan hormonal pada seperti saat hamil atau pubertas dapat menyebabkan bintik tersebut menjadi lebih gelap dan lebih besar.
Faktanya, munculnya bintik ini juga bisa menjadi pertanda dari penyakit berbahaya, yakni kanker melanoma. Guna memastikan apakah bintik merupakan pertanda kanker melanoma atau bukan, Anda bisa merujuk pada pedoman ABCDE berikut ini:
Ciri yang pertama adalah bentuk yang tidak rapi alias asimetris pada tepian bintik. Hal ini akibat pertumbuhan sel yang tidak seimbang antara kedua sisi bintik tersebut yang mana sel yang satu—dicurigai sebagai sel kanker melanoma—tumbuh lebih cepat ketimbang sel yang satunya, pun tidak beraturan.
Pada kondisi normal, bintik ini akan memiliki tepian (border) yang jelas dan rapi, namun jika yang terjadi adalah sebaliknya, yakni tepian tersebut terlihat ‘berantakan’, maka Anda perlu waspada karena itu bisa menjadi pertanda dari kanker melanoma. Penyebab tepian menjadi seperti itu tidak lain akibat perkembangan sel kanker yang tidak terkontrol.
Apabila dalam satu tahi lalat memiliki corak warna yang berbeda, ada kemungkinan ini merupakan ciri-ciri kanker melanoma. Akibat adanya sel kanker pada melanoma, maka sel pigmen kulit tersebut akan membentuk corak warna yang berbeda namun tergolong masih dalam jenis warna yang sama.
Sebagai contoh, pada bagian tengah warnanya cokelat terang namun menjadi sedikit lebih gelap pada tepiannya. Pada kondisi yang lebih jelas lagi, bintik bahkan terdiri dari beberapa warna yang berbeda, seperti cokelat, merah, dan keabuan.
Diameter juga bisa mengindikasikan apakah bintik pada kulit tersebut merupakan gejala dari kanker melanoma atau bukan. Normalnya, bintik memiliki diameter 6 mm. Sementara jika diameternya lebih dari itu, kemungkinan hal ini merupakan pertanda dari kanker.
Tahi lalat yang mengalami perubahan, baik perubahan bentuk, ukuran, dan warna, dapat mengindikasikan adanya sel kanker melanoma yang sedang berkembang.
Ciri-ciri lainnya yang menjadikan bintik tersebut berbahaya adalah sebagai berikut:
Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila memiliki bintik kulit dengan karakteristik yang mengarah pada kanker melanoma sebagaimana dipaparkan tadi. Mengingat ini adalah penyakit berbahaya, maka penanganan medis sedini mungkin harus dilakukan sebelum kondisi bertambah buruk dan bisa mengancam keselamatan jiwa.
Penyebab munculnya tahi lalat yang paling umum adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak normal pada kulit. Namun, pertumbuhan abnormal ini bukan berarti berbahaya. Menurut American Academy of Dermatology (AAD) setiap orang rata-rata memiliki 10-40 bintik cokelat kehitaman di sekujur tubuhnya.
Bintik ini ada kalanya sudah muncul sejak lahir, namun ada juga yang baru muncul ketika memasuki usia kanak-kanak hingga dewasa awal. Paparan sinar matahari dan penuaan kulit juga berkontribusi dalam memunculkan bintik tersebut.
Sementara untuk bintik yang merupakan pertanda kanker melanoma, para ahli menduga ini ada kaitannya dengan faktor keturunan (genetik). Seseorang yang memiliki riwayat kanker melanoma berpotensi mewariskan penyakit tersebut kepada keturunannya.
Tidak ada prosedur diagnosis khusus terhadap kondisi ini. Dokter spesialis kulit biasanya hanya akan melihat langsung—atau menggunakan alat bantu bernama dermastoskop—bintik pada kulit guna mengindentifikasi apakah ada abnormalitas atau tidak.
Jika dokter menemukan adanya abnormalitas pada tahi lalat, barulah prosedur pemeriksaan seperti pengambilan sampel jaringan kulit (biopsi) akan dilakukan guna memastikan lebih lanjut.
Terkecuali bintik yang merupakan pertanda kanker melanoma, tidak ada metode medis khusus guna menanganinya. Akan tetapi, Anda bisa saja menjalani sejumlah terapi kulit guna menyamarkan bintik jika dirasa mengganggu penampilan. Atau, Anda cukup dengan menutupinya dengan produk kosmetik (apabila terdapat pada wajah).
Jika cara tersebut tidak juga berhasil mengatasi tahi lalat, Anda mungkin bisa meminta dokter untuk melakukan operasi kecil guna mengangkat lapisan kulit yang terdapat bintik tersebut. Sementara pada kasus kanker melanoma, pengobatan sebagaimana kanker pada umumnya, yaitu:
Langkah-langkah pencegahan berikut ini khusus untuk bintik akibat kanker melanoma, yaitu: