Skoliosis adalah kondisi yang lebih rentan terjadi terhadap remaja wanita dibanding laki-laki. Berdasarkan deteksi dini yang dilakukan di Solo, Jawa Tengah pada tahun 2018, hasil pemeriksaan menunjukan bahwa 92 anak dari 1156 siswa mengalami kelainan pada tulang belakang, 80 di antaranya adalah siswi dan sisanya 12 siswa. Meski tergolong tidak berbahaya, tetapi jika dibiarkan dapat menyebabkan kelumpuhan!
Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung ke arah samping, seperti membentuk huruf C atau S. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan atau pubertas, terutama anak berusia 10 sampai 15 tahun.
Kebanyakan lengkungan pada tulang belakang cenderung ringan, tetapi beberapa kelainan tulang belakang terus bertambah parah saat anak dalam masa pertumbuhan, bahkan yang berat bisa melumpuhkan. Kelainan tulang belakang yang sangat parah dapat mempersempit ruang di dalam dada, menyebabkan paru-paru sulit berfungsi dengan baik.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang lebih sering tampak jelas sejak bayi dan remaja. Kondisi ini menjadi mudah dikenali sejak dini sehingga dapat segera ditangani dengan cepat.
Jenis yang paling sering muncul pada remaja dikenal sebagai skoliosis idiopatik remaja. Jenis ini dapat menyerang anak-anak sejak usia 10 tahun. Istilah idiopatik digunakan karena penyebabnya yang tidak dapat diketahui. Gejalanya termasuk:
Sementara gejala pada bayi di antaranya:
Jika melihat tanda-tanda atau gejala skoliosis pada anak atau mungkin Anda sendiri, segera periksakan ke dokter. Skoliosis ringan sekalipun mungkin jarang dikenali orang tua dan anak pun tidak menyadarinya karena gejalanya muncul secara bertahap dan biasanya tidak menimbulkan gejala atau rasa sakit.
Terkadang, guru, teman, dan rekan dalam tim olahraga adalah orang pertama yang memerhatikan lengkungan tulang belakang anak. Jadi, memeriksakan ke dokter adalah langkah yang tepat untuk mendapatkan penanganan tepat pula.
Meskipun skoliosis non-struktural relatif jarang terjadi, tetapi berikut beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya:
Faktor yang dapat meningkatkan terjadinya skoliosis di antaranya:
Pemeriksaan fisik tulang belakang menjadi langkah awal yang dilakukan dokter untuk memastikan skoliosis. Dokter juga dapat menyarankan beberapa tes pencitraan untuk melihat tulang belakang secara lebih dekat.
Dokter akan mengamati punggung Anda saat berdiri dengan tangan di samping tubuh. Dokter akan memeriksa kelengkungan tulang belakang dan apakah bahu dan pinggang simetris. Selanjutnya, dokter akan meminta Anda untuk membungkuk ke depan, mencari kelengkungan di punggung atas dan bawah Anda.
2. Tes Pencitraan
Tes ini dapat direkomendasikan oleh dokter untuk mencari penyakit skoliosis meliputi:
Penyakit skoliosis terbagi menjadi berbagai jenis, berikut penjelasannya:
Pengobatannya tergantung sejumlah faktor, namun tingkat kelengkungan tulang belakang menjadi yang utama. Biasanya dokter juga akan mempertimbangkan beberapa faktor berikut:
Meskipun latihan terapi skoliosis tidak dapat mengatasi, tetapi latihan umum atau berolahraga mungkin dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri atau antiperadangan.
Penderitanya mungkin perlu menggunakan alat penyangga jika masih dalam masa pertumbuhan dan kelengkungan lebih dari 25 hingga 40 derajat.
Penyangga tidak akan meluruskan tulang belakang, tetapi untuk mencegah lengkungan meningkat. Cara ini lebih efektif untuk penyakit skoliosis yang terdeteksi sejak dini.
Mereka yang membutuhkan penyangga perlu memakainya selama 16 hingga 23 jam sehari sampai berhenti masa pertumbuhan. Dokter biasanya menyarankan agar anak-anak memakai penyangga mencapai usia remaja dan sudah berhenti masa pertumbuhan.
Salah satu cara menyembuhkan skoliosis ini biasanya dilakukan bagi orang dengan memiliki lengkungan tulang belakang mencapai 40 derajat. Tetapi, konsultasikan dengan dokter tentang pilihan ini jika Anda telah didiagnosis dan merasa kelengkungan telah mengganggu kehidupan sehari-hari atau menyebabkan ketidaknyamanan.
Operasi fusi tulang belakang adalah operasi standar untuk lengkungan tulang belakang. Prosedur ini mengharuskan dokter untuk menggabungkan tulang belakang menggunakan cangkok tulang, batang, dan sekrup. Cangkok tulang terdiri dari tulang atau yang menyerupai tulang.
Batang yang menahan tulang belakang dalam posisi lurus, dan sekrup menahannya pada tempatnya. Cangkok tulang dan tulang belakang bergabung menjadi satu tulang. Batang dapat disesuaikan pada anak-anak saat mereka masih dalam masa pertumbuhan.
Prosedur ini tergolong berisiko. Beberapa risiko operasi fusi tulang belakang di antaranya:
Kebanyakan penderitanya memiliki bentuk gangguan ringan, skoliosis terkadang dapat menyebabkan komplikasi, termasuk:
Skoliosis yang berat menyebabkan tulang rusuk dapat menekan paru-paru dan jantung, ini dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan lebih sulit bagi jantung untuk memompa darah.
Orang dewasa yang menderita kelainan tulang belakang cenderung mengalami sakit punggung kronis.
Jika skoliosis memburuk, kondisi ini dapat menyebabkan perubahan bentuk badan, seperti pinggul dan bahu yang tidak rata, tulang rusuk yang menonjol, dan pergeseran pinggang ke samping. Penderita skoliosis biasanya menjadi sadar akan penampilannya.
Skoliosis umumnya tidak dapat dicegah. Sekitar 80% kasus lengkungan pada tulang belakang adalah idiopatik, yang berarti bahwa penyebabnya tidak diketahui. Idiopatik biasanya berkembang selama masa pubertas, jadi jika anak remaja atau pra-remaja baru-baru ini didiagnosis menderita kelainan tulang belakang, ada kemungkinan idiopatik.
Karena penyebab skoliosis tidak diketahui dalam kasus ini, oleh karena itu kondisi ini tidak dapat diantisipasi dan tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk pencegahannya.