DokterSehat.Com – Otot memiliki ruang tertutup yang disebut dengan kompartemen. Ketika terjadi pembengkakan atau pendarahan, tekanan pada kompartemen meningkat dan dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan sindrom kompartemen. Ketahui selengkapnya tentang kompartemen sindrom mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganannya!
Sindrom kompartemen adalah kondisi menyakitkan dan berpotensi menjadi serius yang disebabkan oleh pendarahan atau pembengkakan dalam kumpulan otot atau kompartemen otot.
Kompartemen merupakan kelompok jaringan otot, pembuluh darah, dan saraf yang terletak pada lengan dan kaki. Kompartemen dikelilingi oleh membran yang sangat kuat yang disebut fascia. Membran ini tidak dapat mengembang, sehingga pembengkakan pada kompartemen menyebabkan peningkatan tekanan pada kompartemen.
Tekanan ini menyebabkan cedera pada otot, pembuluh darah, dan juga saraf yang ada pada kompartemen. Kondisi ini juga dapat memotong aliran darah ke kompartemen sehingga menyebabkan hilangnya oksigen pada jaringan (iskemia) dan juga kematian sel (nekrosis).
Terdapat dua jenis sindrom kompartemen, yaitu sindrom kompartemen akut dan sindrom kompartemen kronis atau dikenal juga dengan exertional. Berikut adalah perbedaan dari kedua jenis sindrom kompartemen:
Sindrom kompartemen akut dan kronis memiliki penyebab yang berbeda. Dari kedua jenis ini, sindrom kompartemen akut dapat dikatakan lebih umum jika dibandingkan dengan sindrom kompartemen kronis.
Sindrom kompartemen akut dapat disebabkan oleh:
Sindrom kompartemen kronis dapat terjadi akibat latihan berat yang melibatkan gerakan berulang, seperti berlari atau bersepeda misalnya. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diduga disebabkan oleh pembengkakan otot sementara yang terjadi selama latihan.
Selain penyebab di atas, terdapat juga beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena sindrom kompartemen. Faktor risiko sindrom kompartemen adalah seperti:
Gejala sindrom kompartemen akut dan kronis juga sedikit berbeda. Gejala yang muncul pada setiap individu juga beragam bergantung pada tingkat keparahan kondisinya. Berikut adalah berbagai gejala sindrom kompartemen:
Gejala sindrom kompartemen akut biasanya muncul setelah cedera dan memburuk dengan cepat. Gejalanya meliputi:
Gejala sindrom kompartemen kronis cenderung berkembang secara bertahap selama latihan dan dapat membaik ketika istirahat. Gejala sindrom kompartemen kronis adalah seperti:
Dokter akan melakukan wawancara untuk mengetahui riwayat kesehatan dan gejala yang Anda alami. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya tanda-tanda sindrom kompartemen akut maupun kronis.
Dokter akan mengevaluasi dan menekan bagian yang terluka untuk menentukan tingkat keparahan rasa sakit yang Anda alami. Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, jenis tes lain yang mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis sindrom kompartemen adalah seperti:
Sindrom kompartemen akut dan kronis membutuhkan penanganan yang berbeda. Berikut adalah perawatan yang dibutuhkan masing-masing:
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sindrom kompartemen akut adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Satu-satunya penanganan untuk sindrom kompartemen akut adalah prosedur pembedahan yang disebut dengan fasciotomy darurat.
Prosedur ini melibatkan pemotongan fascia demi mengurangi tekanan pada kompartemen. Kasus yang parah biasanya mengharuskan dokter untuk menunggu beberapa hari sebelum menutup sayatan. Beberapa luka bahkan membutuhkan pencangkokan kulit agar dapat tertutup.
Apabila sindrom kompartemen disebabkan oleh balutan gips yang terlalu ketat, gips harus dilonggarkan atau bahkan dilepaskan.
Umumnya sindrom kompartemen kronis tidak berbahaya. Dokter biasanya akan menyarankan perawatan non-bedah lebih dulu meliputi:
Dokter juga dapat merekomendasikan tindakan operasi, namun biasanya hanya dilakukan apabila cara yang disarankan di atas tidak menunjukkan hasil.
Sumber: