Post-traumatic stress disorder atau biasa disebut PTSD adalah gangguan mental yang dipicu oleh peristiwa yang menakutkan—bisa dialami sendiri atau hanya menyaksikan saja. Banyak orang yang mengalami peristiwa traumatis ini mengalami kesulitan untuk mengatasi masalah dan menyesuaikan diri.
Namun dengan perawatan diri yang baik, kesehatan mental biasanya menjadi lebih baik. Simak penyebab, ciri ciri PTSD, hingga cara menyembuhkan PTSD selengkapnya di bawah ini
Hingga kini penyebab pasti seseorang mengalami post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pascatrauma belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya gangguan mental lainnya, PTSD adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang kompleks, antara lain:
Pada dasarnya PTSD adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh semua orang. Namun, beberapa faktor dapat membuat Anda lebih mungkin mengembangkan PTSD, seperti:
Peristiwa paling umum yang mengarah pada pengembangan PTSD adalah:
Selain beberapa hal di atas, peristiwa lain yang dapat menyebabkan PTSD adalah kebakaran, bencana alam, atau diagnosis medis yang mengancam jiwa.
Gejala atau ciri-ciri PTSD dapat dimulai dalam satu bulan setelah peristiwa traumatis, tetapi kadang-kadang gejala juga tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah kejadian. Saat gejala muncul, biasanya hal ini akan menimbulkan masalah signifikan dalam pekerjaan atau hubungan dengan orang lain. Bahkan, kondisi ini juga bisa mengganggu kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang normal.
Perlu Anda ketahui, pada dasarnya gejala PTSD dikelompokkan menjadi empat jenis: kenangan yang mengganggu, penghindaran, perubahan negatif dalam pemikiran dan suasana hati, serta perubahan dalam reaksi fisik dan emosional.
Ciri-ciri PTSD bisa bervariasi dari waktu ke waktu dan bervariasi setiap orang. Berikut penjelasan lengkapnya:
Gejala ingatan yang mengganggu dapat meliputi:
Gejala penghindaran dapat meliputi:
Gejalanya dapat meliputi:
Gejalanya dapat meliputi:
Sementara untuk anak-anak berusia 6 tahun dan lebih muda, ciri-ciri PTSD seperti:
Jika perasaan tentang peristiwa traumatis dialami lebih dari sebulan, bertambah parah, atau kesulitan mengendalikan emosi, segera konsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan penanganan PTSD yang tepat.
Guna mendiagnosis post-traumatic stress disorder, dokter dapat melakukan beberapa hal seperti:
Penanganan PTSD yang utama adalah pemberian obat-obatan, psikoterapi (terapi bicara) atau keduanya. Setiap orang memiliki ciri-ciri PTSD dan memengaruhi tubuh secara berbeda-berbeda, sehingga perawatan yang berguna untuk satu orang mungkin tidak berguna untuk orang lain.
Beberapa orang dengan PTSD mungkin perlu mencoba perawatan yang berbeda untuk menemukan apa yang sesuai dengan gejalanya.
Terapi untuk PTSD yang bisa dilakukan adalah psikoterapi atau terapi bicara. Cara ini umumnya digunakan untuk mengatasi anak-anak-anak dan orang dewasa dengan PTSD. Beberapa jenis psikoterapi yang digunakan dalam perawatan PTSD adalah:
Jenis terapi ini membantu mengenali cara berpikir (pola kognitif) yang membuat Anda terjebak—misalnya, keyakinan negatif tentang diri dan risiko hal-hal traumatis terjadi lagi. Terapi kognitif sering digunakan bersama dengan terapi paparan.
Terapi perilaku ini membantu menghadapi situasi dan kenangan yang menakutkan, sehingga Anda dapat belajar mengatasinya secara efektif. Terapi untuk PTSD ini dapat sangat membantu untuk kilas balik dan mimpi buruk.
Terapi ini berfokus pada membantu orang tersebut memeriksa nilai-nilai pribadi dan konflik emosional yang disebabkan oleh peristiwa traumatis.
Terapi ini mungkin berguna karena perilaku orang dengan PTSD dapat memengaruhi anggota keluarga lainnya.
terapi untuk PTSD ini dapat membantu dengan memungkinkan penderita berbagi pikiran, ketakutan, dan perasaan dengan orang lain yang pernah mengalami peristiwa traumatis.
EMDR menggabungkan terapi paparan dengan serangkaian gerakan mata terpadu yang membantu memproses memori traumatis dan mengubah cara Anda bereaksi terhadapnya.
Pada dasarnya, penanganan PTSD seperti di atas dapat membantu Anda mengendalikan rasa takut setelah peristiwa traumatis. Diskusikan jenis terapi atau kombinasi terapi apa yang paling sesuai dengan profesional kesehatan mental.
Obat ini dapat membantu gejala depresi dan kecemasan. Obat selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) yang bisa digunakan seperti sertraline dan paroxetine. Meski begitu, Anda harus waspada bahwa obat antidepresan juga dapat menyebabkan peningkatan risiko bunuh diri pada individu di bawah usia 24 tahun.
Obat-obatan ini dapat meredakan kecemasan parah. Beberapa obat antikecemasan berpotensi untuk disalahgunakan, sehingga biasanya digunakan hanya untuk waktu yang singkat (short term therapy).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penanganan dini dari trauma dapat mengurangi gejala hingga mencegah terjadinya PTSD.