Perikoronitis yaitu kondisi ketika gigi bungsu tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh. Akibatnya, gigi hanya keluar sebagian melalui gusi dan menimbulkan peradangan di area sekitarnya. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Perikoronitis adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan gusi. Keadaan ini lebih sering terjadi pada gigi bawah, khususnya pada gigi bungsu. Selain itu, keadaan ini lebih banyak dialami saat usia belasan akhir atau awal 20-an.
Kondisi ini paling sering terjadi pada gigi bungsu yang mengalami impaksi sebagian atau tidak terlihat sepenuhnya. Kebanyakan penderita memiliki lipatan jaringan gusi yang menutupi sebagian mahkota gigi yang erupsi.
Gejala dapat bervariasi antar individu tergantung pada tingkat keparahan infeksinya. Beberapa gejala kronis yang bisa Anda kenali, antara lain:
Gejala kronis sering kali hanya berlangsung selama 1 hingga 2 hari tetapi terus berulang selama beberapa bulan. Sementara perikoronitis akut biasanya berlangsung 3 hingga 4 hari dan memiliki gejala seperti:
Penting untuk diketahui, banyak orang menganggap terdapat perbedaan operkulitis dan perikoronitis, padahal keduanya adalah istilah yang sama untuk menggambarkan gangguan pada gigi bungsu.
Keadaan ini dapat berkembang ketika gigi bungsu hanya tumbuh sebagian (menembus gusi). Pertumbuhan jaringan lunak pada gigi bungsu yang erupsi sebagian disebut operkulum. Bakteri bisa terperangkap di bawah operkulum.
Keadaan ini memungkinkan masuknya bakteri di sekitar gigi dan menyebabkan infeksi serta pembengkakan. Lapisan bakteri yang tertinggal pada gigi setelah makan juga bisa tersangkut di bawah gusi.
Perikoronitis umumnya terjadi pada orang berusia 20-an. Pria dan wanita memiliki faktor risiko dalam jumlah yang sama. Selain itu, terdapat beberapa penyebab dan kondisi umum yang terkait dengan keadaan ini, antara lain:
Dokter gigi sering mendiagnosis keadaan ini selama evaluasi klinis. Dokter akan mendiagnosis kondisi tersebut dengan memeriksa gigi bungsu dan memeriksa tanda-tanda serta munculnya operkulitis.
Selain itu, dokter gigi akan memeriksa apakah gusi meradang, merah, bengkak, atau mengeluarkan nanah. Dokter juga akan melihat apakah gusi menutup gigi bungsu.
Guna melihat kesejajaran gigi bungsu dan menyingkirkan kemungkinan penyebab nyeri lainnya, Anda mungkin dianjurkan untuk melakukan rontgen. Jika dokter mendiagnosis perikoronitis, perawatan lebih lanjut dibutuhkan.
Dokter gigi akan mempertimbangkan sejumlah faktor saat memutuskan perawatan. Tiga pilihan perawatan yang bisa dilakukan adalah:
Jika gigi diharapkan tumbuh sempurna dengan sendirinya, dokter mungkin memutuskan untuk mengatasi gejala tanpa mencabut gigi atau menyingkirkan gusi yang menutup gigi. Dalam kasus ini, ibuprofen atau acetaminophen dapat membantu.
Biasanya dokter gigi akan membersihkan jaringan gusi di sekitar gigi untuk mencegah penumpukan plak dan partikel makanan. Dokter juga mungkin menggunakan anestesi lokal untuk membantu mengatasi rasa sakit selama proses ini.
Jika Anda mengalami pembengkakan atau infeksi, Anda mungkin akan diberi resep antibiotik seperti penicillin atau erythromycin.
Anda mungkin akan dirujuk ke dokter Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial jika memutuskan untuk mencabut gigi atau menghilangkan gusi yang menutupi gigi. Dalam beberapa kasus, gusi kembali menutup gigi, sehingga diperlukan operasi kedua.
Meskipun penting untuk menemui dokter gigi atau ahli bedah mulut untuk rencana perawatan yang disesuaikan, mereka mungkin juga merekomendasikan perawatan di rumah. Perawatan harus dilakukan bersamaan dengan (bukan sebagai pengganti) perawatan profesional.
Pengobatan rumahan meliputi:
Hindari penggunaan kompres panas dan segera dapatkan bantuan medis jika Anda mengalami demam atau keadaan tidak membaik setelah 5 hari. Tidak disarankan menggunakan pengobatan rumahan jika Anda mengalami gejala yang parah.
Komplikasi lebih mungkin terjadi jika gejala tidak segera mendapatkan penanganan. Terkadang, infeksi dapat menyebar dari area yang terkena ke bagian kepala atau leher dan menyebabkan nyeri atau pembengkakan.
Trismus, di mana seseorang merasa sulit untuk membuka mulut atau menggigit, juga bisa menjadi salah satu komplikasi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, komplikasi dapat mengancam jiwa. Perikoronitis yang tidak diobati dapat menyebabkan Angina Ludwig, yaitu infeksi yang menyebar di bawah rahang dan lidah. Kondisi ini juga dapat menyebabkan infeksi di kepala, leher, atau tenggorokan.
Selain itu, ada juga kemungkinan infeksi bisa menyebar ke aliran darah, dalam kondisi yang dikenal sebagai sepsis, keadaan yang juga bisa mengancam jiwa.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya perikoronitis adalah: