DokterSehat.Com – Depresi adalah gangguan suasana hati yang dapat terlihat dari perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli terus menerus. Depresi bisa memengaruhi perasaan, perilaku dan membuat penderitanya memiliki berbagai masalah emosi dan fisik.
Kondisi ini juga disebut gangguan depresi mayor atau depresi klinis, yang memengaruhi cara seseorang merasakan, berpikir, dan berperilaku, serta dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.
Penderita depresi mungkin mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari yang normal, dan terkadang merasa seolah hidup tidak berguna.
Depresi tidak mudah diobati, karena memerlukan perawatan jangka panjang. Tetapi, kebanyakan penderita depresi akan merasa lebih baik setelah mendapatkan pengobatan, psikoterapi atau keduanya.
Terdapat berbagai jenis depresi dengan gejala yang beragam, mulai dari yang ringan sampai dengan yang parah. Beberapa jenis gangguan depresi umum yang bisa dikenali adalah:
Sebuah kondisi di mana seseorang menjadi tidak responsif pada interkasi sosial dan penderita jenis depresi ini mungkin tidak tergerak sama sekali.
Seseorang yang mengalami jenis depresi ini cenderung tidak dapat menilai kenyataan yang terjadi atau disebut psikotik. Bentuk dari depresi ini adalah delusi ide, paranoia dan halusinasi.
Jenis depresi ini biasanya terjadi pada seseorang di setiap tahun pada waktu yang sama (pola musiman), selama musim gugur atau musim dingin ketika paparan sinar matahari kurang.
Seseorang yang mengalami bipolar menunjukkan suana hati yang parah. Penderita bisa menjadi tertekan setelah itu menjadi bahagia di waktu lain. Penderitanya bisa mengalami periode depresi serta periode mania, dengan suasana hati yang normal di antara kedua periode tersebut.
Ini adalah jenis depresi yang lebih ringan tetapi kronis, di mana gejala dapat muncul untuk jangka waktu yang lama. Pasien dengan kondisi ini masih dalam kondisi yang normal, tetapi terlihat tidak bahagia terus-menerus.
Kondisi ini juga dikenal sebagai baby blues, di mana kondisi terkait dengan stres bisa terjadi pada wanita salama kehamilan dan setelah melahirkan.
Seseorang yang mengalami jenis depresi ini merasakan putus asa yang terus menerus sehingga mereka tidak dapat hidup secara normal dan tidak menikmati hidup.
Penting untuk diketahui, menggolongkan beberapa jenis depresi ini dapat menentukan jenis pengobatan terbaik bagi penderitanya.
Terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami depresi, di antaranya:
Penyebab depresi yang pertama adalah penyiksaan fisik, seksual, atau emosional di masa lalu, yang dapat meningkatkan risiko terhadap depresi secara klinis di kemudian hari.
Beberapa obat tertentu dapat meningkatkan risiko depresi, seperti isotretinoin (digunakan untuk mengobati jerawat), obat antivirus interferon-alfa, dan kortikosteroid.
Seseorang yang memiliki kerentanan biologis untuk mengalami depresi yang dapat dipicu dari konflik pribadi atau perselisihan dengan anggota keluarga atau teman.
Kesedihan atau kesedihan karena kematian atau kehilangan orang yang dicintai, meskipun wajar, dapat menjadi penyebab depresi.
Riwayat keluarga yang mengalami depresi dapat meningkatkan risiko. Depresi adalah sifat yang kompleks, artinya mungkin ada banyak gen berbeda yang masing-masing menimbulkan efek kecil, daripada gen tunggal yang berkontribusi terhadap risiko penyakit.
Depresi akibat riwayat keluarga, seperti kebanyakan gangguan kejiwaan, tidak sesederhana atau langsung seperti pada penyakit genetik murni – Huntington’s chorea atau cystic fibrosis.
Peristiwa baik seperti memulai pekerjaan baru, lulus sekolah, atau menikah bahkan dapat menjadi penyebab depresi.
Pindah pekerjaan, kehilangan pekerjaan atau penghasilan, bercerai, atau pensiun juga berisiko depresi. Namun, sindrom depresi klinis tidak pernah sekadar respons normal terhadap peristiwa kehidupan yang penuh tekanan.
Berbagai masalah seperti dikucilkan di lingkungan karena penyakit mental lainnya, diusir dari keluarga, atau kelompok sosial, dapat meningkatkan risiko depresi klinis.
Terkadang depresi hidup berdampingan dengan penyakit serius atau dapat dipicu oleh kondisi medis lainnya.
Penyebab depresi berikutnya diakibatkan oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras.
Hampir 30% orang mengalami masalah penyalahgunaan zat juga mengalami depresi berat atau klinis. Bahkan jika narkoba atau alkohol sementara membuat seseorang merasa lebih baik, pada akhirnya Ia akan memperburuk depresi.
Ketika menderita depresi, beberapa orang akan tidur lebih banyak, sementara ciri-ciri orang depresi lainnya bisa menimbulkan menurunkan nafsu makan dan gejala sulit tidur.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri orang depresi paling umum yang bisa mengarah pada kehadiran depresi, di antaranya:
Kurangnya gairah seksual sehingga berujung pada ketidakharmonisan rumah tangga.
Pada akhirnya, jika beberapa gejala depresi yang disebutkan di atas tengah Anda alami, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan pengobatan depresi yang tepat.
Sebelum mendapatkan penanganan dokter, penderita mungkin merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana depresi didiagnosis. Berikut beberapa tes depresi yang dilakukan untuk mendiagnosis depresi:
Para dokter umumnya mengajukan serangkaian pertanyaan yang disebut alat skrining untuk mengidentifikasi depresi dengan pertanyaan berikut:
Dokter dapat melakukan tes depresi dengan pemeriksaan fisik dan bertanya tentang kesehatan Anda. Dalam beberapa kasus, depresi dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik yang mendasarinya.
Dokter mungkin menganjurkan tes darah yang disebut hitung darah lengkap atau menguji tiroid untuk memastikan berfungsi dengan baik.
Tes depresi berikutnya psikolog dapat menggunakan kriteria untuk depresi yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.
Depresi adalah gangguan serius yang bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Depresi biasanya menjadi lebih buruk jika tidak segera diobati, mengakibatkan masalah emosional, perilaku dan kesehatan.
Sejumlah komplikasi yang terkait dengan depresi meliputi:
Beberapa cara untuk pengobatan depresi tergantung pada karakteristik dan gejala masing-masing individu. Beberapa langkah untuk mengatasi penyakit depresi di antaranya:
Dokter mungkin menyarankan sejumlah obat antidepresan atau obat mood-stabilizer. Beberapa obat yang sering digunakan yaitu fluoxetine, sertraline, paroxetine, citalopram dan escitalopram. Obat-obat tersebut termasuk obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Selain itu juga ada obat bupropion, venlafaxine dan duloxetine. Beberapa obat ini menimbulkan efek samping seperti mual, gangguan seksual, dan meningkatnya berat badan.
Psikoterapi adalah sebuah metode yang mengajarkan penderita depresi untuk berperilaku dan berpikir dalam cara yang baru. Terapi ini bisa membantu penderita untuk melewati kondisi yang menyebabkannya depresi.
Penderita depresi berat yang tidak merespons setelah diberikan obat-obatan dan psikoterapi, sering kali dilakukan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang dilakukan di bawah pengaruh obat bius.
ECT adalah sebuah terapi yang berisiko. ECT bisa menyebabkan efek samping seperti amnesia (hilang ingatan) dan kebingungan. Efek samping yang terjadi hanya sementara, namun terkadang efek tersebut juga bisa menempel terus.
Usahakanlah melakukan aktivitas fisik selama 30 menit, tiga hingga lima hari dalam seminggu. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin dalam tubuh, merupakan hormon yang meningkatkan suasana hati.
Paparan cahaya putih sesuai dosis dapat membantu mengatur suasana hati dan mengatasi gejala depresi. Terapi cara ini biasanya digunakan pada depresi musiman.
Konsultasikan dengan dokter tentang akupunktur atau meditasi. Beberapa suplemen herbal juga dapat digunakan untuk mengobati depresi.
Sebelum menggunakan suplemen atau menggabungkan suplemen dengan obat resep, konsultasikan dengan dokter karena beberapa suplemen dapat bereaksi dengan obat-obatan tertentu. Beberapa suplemen juga dapat memperburuk depresi atau mengurangi efektivitas pengobatan.
Tidak ada cara secara pasti yang dapat mencegah depresi. Tetapi, tips berikut ini dapat membantu:
Sumber: