Jari kaku atau dalam istilah medis disebut trigger finger adalah kondisi yang dapat dialami hampir semua orang, terutama bagi orang yang melakukan aktivitas berulang atau secara terus-menerus. Salah satu kebiasaan yang menjadi pemicu adalah menggenggam smartphone terlalu lama. Sebenarnya apa itu trigger finger? Mari baca terus untuk mendapatkan informasi lengkap tentang gejala, penyebab hingga pencegahannya di bawah ini.
Trigger finger adalah suatu kondisi yang memengaruhi satu atau lebih tendon di tangan, yang menyebabkan jari tangan kaku dalam posisi menekuk. Ini biasanya terjadi pada ibu jari, jari manis atau jari kelingking di kedua tangan, tetapi lebih sering di tangan kanan karena sering digunakan untuk melakukan aktivitas.
Jari kaku dan tidak dapat menekuk terjadi ketika peradangan mempersempit ruang di dalam selubung yang mengelilingi tendon di jari-jari tangan. Biasanya, kondisi ini disebabkan aktivitas yang membutuhkan tangan untuk mencengkeram berulang kali.
Gejala awal biasanya cenderung ringan dan menjadi lebih parah seiring waktu. Gejala lebih cenderung muncul setelah tangan menggenggam benda dengan kuat atau saat meluruskan jari.
Berikut beberapa gejala trigger finger:
Segera dapatkan perawatan medis jika sendi jari terasa panas dan meradang, karena gejala ini mengindikasikan infeksi. Begitupun jika tangan mengalami kekakuan, jari menekuk, mati rasa atau nyeri pada persendian jari, atau jika tidak dapat meluruskan atau menekuk jari.
Trigger finger adalah kondisi yang terjadi ketika selubung tendon pada jari yang terkena menjadi iritasi dan meradang, sehingga menghambat gerakan tendon dengan normal.
Tendon adalah jaringan yang menghubungkan antara otot dengan tulang, setiap tendon dikelilingi oleh lapisan pelindung.
Iritasi yang berkepanjangan pada selubung tendon dapat menimbulkan jaringan parut, penebalan dan terbentuknya benjolan pada tendon.
Berikut berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena trigger finger:
Risiko tangan kaku dan menekuk meningkat pada orang yang lebih dewasa atau manula, yakni di kisaran usia 40-an atau 60-an.
Trigger finger dapat terjadi pada siapapun, tetapi lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Pekerjaan atau kebiasaan yang menggunakan tangan berulang-ulang dan mencengkeram benda dengan kuat dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko. Biasa, kondisi ini terjadi di kalangan petani, wanita yang sering melakukan pekerjaan seperti mengulek dan menyapu, pekerja industri, musisi, dan siapa pun yang mengulang gerakan jari.
Orang yang memiliki gangguan kesehatan tertentu, seperti diabetes, rheumatoid arthritis atau asam urat berisiko lebih tinggi.
Kekakuan pada jari mungkin komplikasi yang terkait dengan operasi untuk carpal tunnel syndrome, terutama selama enam bulan pertama setelah operasi.
Trigger finger adalah kondisi yang memerlukan tes sederhana untuk mendiagnosis kondisi jari tangan yang kaku. Dokter atau tenaga medis dapat melakukan diagnosis berdasarkan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan meminta pasien untuk meregangkan dan mengepalkan tangan, memeriksa area nyeri, gerakan dan kekakuan pada jari.
Dokter juga akan merasakan telapak tangan pasien untuk melihat apakah ada benjolan. Jika benjolan terkait dengan kekakuan pada jari, benjolan dapat bergerak ketika jari digerakkan karena benjolan adalah area pembengkakan di bagian tendon yang berfungsi menggerakkan jari.
Kebanyakan pasien pulih dalam beberapa minggu setelah istirahat, menggunakan obat anti-inflamasi, atau menggunakan hand splinting (alat penunjang) selama enam minggu.
Selengkapnya simak beberapa pengobatan yang akan dijelaskan di bawah ini.
Pengobatannya bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan lamanya gejala yang dirasakan. Beberapa pilihan pengobatan di antaranya:
Berikut beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan di rumah:
Obat trigger finger yang dapat digunakan seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), termasuk ibuprofen, naproxen, obat antiinflamasi, dan injeksi steroid, yang dapat meringankan rasa sakit dan peradangan.
Setelah mendapatkan suntikan anestesi, dokter akan menusukkan jarum ke jaringan di sekitar tendon tangan. Biasanya, peregangan jari sebelum penyuntikan dapat membantu memecah penyempitan yang menghalangi gerakan halus tendon.
Perawatan ini dapat dibantu dengan ultrasound atau yang lebih dikenal dengan sebutan USG , sehingga dokter dapat melihat posisi ujung jarum di bawah kulit untuk memastikan membuka selubung tendon tanpa merusak tendon atau saraf di dekatnya.
Jika terapi dan obat trigger finger tidak efektif, pasien mungkin dianjurkan untuk menjalani prosedur operasi.
Setelah disuntik anestesi, operasi dilakukan melalui sayatan kecil di dekat pangkal jari yang sakit, ahli bedah dapat memotong bagian selubung tendon yang mengencang.
Ketika sembuh, selubung tendon lebih kendur dan memungkinkan jari bergerak lebih mudah.
Pemulihan operasi bisa memakan waktu beberapa minggu hingga enam bulan. Dokter mungkin menyarankan terapi fisik untuk menghilangkan kekakuan setelah operasi.
Seperti prosedur operasi lainnya, operasi pada jari ini juga memiliki beberapa risiko. Ahli bedah pun akan mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko. Komplikasi yang terjadi mungkin memiliki dampak permanen.
Beberapa komplikasi yang terjadi setelah operasi termasuk:
Latihan dapat meregangkan dan menguatkan pergelangan tangan dan jari. Mereka yang memiliki riwayat kondisi ini dapat mencegah dan mengurangi rasa sakit.
Beberapa contoh latihan yang dapat membantu pencegahan, di antaranya:
Berikut beberapa cara meregangkan pergelangan tangan:
Latihan ini membantu menekuk sendi jari bagian atas. Ikuti langkah-langkah berikut ini:
Berikut beberapa tahap untuk menekuk sendi bagian tengah tangan:
Meskipun tampak sederhana, beberapa latihan ini sangat efektif membantu pencegahan dengan menghilangkan ketegangan di jari dan tangan.