Salah satu dari penyakit berbahaya nan mematikan adalah penyakit pes. Ketahui lebih lanjut mengenai penyakit ini mulai dari ciri dan gejala, penyebab, cara mengobati, hingga cara mencegahnya.
Penyakit pes (plague) adalah jenis penyakit yang terjadi ketika seseorang terinfeksi bakteri, tepatnya bakteri bernama Yersina pestisia. Sedikit menengok ke belakang, penyakit ini pernah menjadi epidemi di Benua Eropa pada abad ke-14. Tidak tanggung-tanggung, wabah pes—atau dikenal sebagai The Black Death—disebut-sebut menewaskan sekitar 50 juta orang atau 60 persen dari total populasi manusia di benua biru tersebut.
Penyakit pes sejatinya terjadi ketika seseorang tergigit oleh semacam kutu yang mana kutu tersebut sebelumnya hinggap dan menghisap darah hewan pengerat (terutama tikus) yang sudah terinfeksi bakteri Yersinia pestisia. Selain itu, penyakit yang juga pernah melanda Bumi Pertiwi pada awal abad ke-20 tersebut juga bisa tertular apabila seseorang kontak langsung dengan tikus, termasuk menyentuh urine dan feses.
Penyakit ini ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala yang umumnya berlangsung selama 2-6 hari pasca terjadinya infeksi. Sayangnya, gejala penyakit pes yang muncul pertama kali tampak seperti penyakit flu biasa sehingga acap kali telat terdeteksi.
Berikut adalah gejala pes yang perlu Anda ketahui dan waspadai:
Sementara dalam perkembangannya, penderita pes akan mengalami gejala-gejala serius seperti:
Mengingat ciri-ciri pes ini mirip seperti gejala flu biasa, maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter apabila gejala yang dirasakan sudah berlangsung lebih dari 6 hari dan intensitasnya semakin bertambah.
Penanganan medis sedini mungkin diperlukan guna meningkatkan peluang kesembuhan dari penyakit ini.
Bukan tanpa alasan mengapa seseorang bisa terkena penyakit ini. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab penyakit pes adalah bakteri Yersinia pestisia.
Bakteri ini hidup dan bertumbuh kembang di tubuh hewan pengerat, terutama tikus. Kendati demikian, bukan tidak mungkin Y. pestisia juga bisa hinggap di sejumlah spesies hewan lainnya seperti domba, anjing, hingga unta, kendati jarang terjadi.
Ada 2 (dua) cara penularan bakteri ini kepada manusia, yaitu:
Begitu bakteri masuk ke dalam tubuh manusia, maka mikroorganisme ‘jahat’ ini langsung menginfeksi kelenjar getah bening hingga akhirnya mengalami peradangan (inflamasi). Setelah dari kelenjar getah bening, infeksi lantas menjalar ke organ-organ dan jaringan tubuh yang lainnya.
Terinfeksinya seseorang oleh bakteri pes dipicu oleh sejumlah faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang dimaksud tersebut di antaranya sebagai berikut:
Guna memastikan apakah gejala yang Anda alami terkait dengan pes, maka sejumlah pemeriksaan medis harus dilakukan. Ada 3 (tiga) tahapan diagnosis yang akan diterapkan pada kasus ini, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait dengan keluhan yang dirasakan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya meliputi:
Setelah itu, dokter akan melanjutkan ke tahap pemeriksaan fisik. Pemeriksaan mencakup analisis gejala fisik yang terdapat pada tubuh pasien dengan mengacu pada gejala penyakit pes pada umumnya.
Selain itu, dokter juga akan melakukan prosedur pemeriksaan fisik standar seperti mengukur tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah pasien.
Sementara itu, untuk menguatkan diagnosis, dokter juga akan menerapkan pemeriksaan penunjang pada pasien.
Dalam kasus pes, pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti pengambilan sampel darah, saliva, hingga biopsi jaringan tubuh untuk selanjutnya dianalisis lebih lanjut di laboratorium guna mencari tahu apakah ada kandungan bakteri Y. pestisia di dalamnya.
Hasil diagnosis kemudian akan mengarah kepada 3 (tiga) jenis pes yang diderita oleh pasien, yaitu antara septicemia plague, pneumonic plague, dan bubonic plague.
Septicemia plague adalah jenis pes yang menyerang darah. Penderita penyakit ini akan mengalami sejumlah gejala awal berupa:
Selain itu, septicemia plague ini dapat dikenali dari gejala khas berupa menghitamnya kulit di area kaki, tangan, dan hidung. Kondisi tersebut disebabkan oleh jaringan yang mati akibat infeksi.
Sesuai dengan namanya, pneumonic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang organ pernapasan yakni paru-paru. Gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Oleh karena jenis pes yang satu ini menyerang sistem pernapasan, maka pasien akan terancam keselamatan jiwanya jika tidak segera mendapat pertolongan medis.
Pada kasus bubonic plague, kelenjar getah bening menjadi bagian yang terdampak. Jenis pes yang satu ini menyebabkan penderitanya mengalami sejumlah gejala yaitu:
Pes adalah penyakit yang harus ditangani secara medis, oleh karena penyakit ini masuk ke dalam kategori penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Pasien penderita penyakit pes harus dirawat inap dan akan menjalani prosedur pengobatan berupa:
Lamanya pengobatan bervariasi, tergantung dari seberapa parah kondisi yang dialami oleh pasien. Idealnya, pasien dapat sembuh setelah beberapa minggu menjalani pengobatan.
Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berujung pada komplikasi-komplikasi berikut:
Siapapun berisiko terkena penyakit pes, mengingat tikus yang menjadi medium penularannya merupakan hewan yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, langkah pencegahan penting untuk dilakukan guna meminimalisir risiko.
Berikut adalah cara mencegah pes yang bisa Anda terapkan: