Penyakit celiac adalah gangguan autoimun yang dipicu ketika Anda mengonsumsi gluten. Gluten adalah protein dalam gandum dan biji-bijian yang bisa membuat adonan menjadi elastis serta memberi tekstur kenyal pada roti. Simak penjelasan selengkapnya mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya di bawah ini.
Penyakit celiac atau celiac disease membuat tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein sehingga bisa merusak merusak villi. Villi adalah struktur kecil seperti jari di lapisan dalam usus kecil yang memiliki fungsi membantu penyerapan nutrisi ke dalam aliran darah.
Ketika villi terluka, usus kecil tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan dengan baik. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menyebabkan Anda kekurangan gizi, kehilangan kepadatan tulang, keguguran, infertilitas, penyakit neurologis, hingga kanker.
Banyak orang dengan kondisi ini tidak pernah tahu bahwa dirinya memiliki penyakit ini. Gangguan yang terjadi pada usus sangat lambat dan gejalanya sangat bervariasi pada setiap orang, sehingga butuh waktu yang lama untuk mendapatkan diagnosis.
Jika Anda memiliki penyakit celiac dan tidak sengaja memakan sesuatu yang mengandung gluten, beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain:
Sementara itu jika penyakit celiac terjadi pada anak, beberapa masalah yang bisa muncul adalah:
Tidak semua orang dengan penyakit celiac akan mengalami gejala-gejala seperti di atas. Beberapa orang tidak melihat adanya masalah, sehingga membuat penyakit ini sulit didiagnosis.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami diare atau ketidaknyamanan pencernaan yang berlangsung selama lebih dari dua minggu. Selain itu, konsultasikan dengan dokter anak juga diperlukan jika buah hati Anda terlihat pucat, mudah marah, gagal tumbuh, atau memiliki tinja besar yang berbau busuk.
Kondisi genetik yang dikombinasikan dengan konsumsi makan mengandung gluten dan faktor-faktor lainnya dapat berkontribusi pada penyakit celiac. Akan tetapi penyebab pastinya belum diketahui dengan pasti. Selain itu, infeksi saluran cerna dan bakteri di usus mungkin berkontribusi terhadap kondisi ini.
Kadang-kadang celiac disease menjadi aktif setelah operasi, persalinan, infeksi virus, atau masalah emosional yang parah.
Penyebab pasti dari penyakit celiac belum diketahui dengan pasti, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki:
Banyak orang dengan penyakit celiac tidak menyadarinya keberadaan penyakit ini di tubuhnya. Terdapat dua tes darah dapat membantu mendiagnosis kondisi, di antaranya:
Sebelum menjalankan diagnosis, Anda disarankan untuk tidak melakukan diet bebas gluten. Menghilangkan gluten dari asupan dapat membuat hasil tes darah tampak normal.
Sementara itu, jika hasil tes di atas menunjukkan Anda memiliki penyakit celiac, tes lain yang mungkin disarankan oleh dokter, di antaranya:
Tes ini menggunakan selang panjang dengan kamera kecil yang dimasukkan ke mulut dan diturunkan ke tenggorokan. Kamera memungkinkan dokter untuk melihat kondisi usus kecil dan mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk menganalisis kerusakan pada villi.
Tes ini menggunakan kamera nirkabel kecil untuk mengambil gambar seluruh usus kecil. Saat kapsul bergerak melalui saluran pencernaan, kamera mengambil ribuan gambar yang dikirim ke perekam. Gambar yang dihasilkan memberikan informasi mengenai kondisi dinding dalam rongga saluran pencernaan.
Jika dokter mencurigai Anda menderita dermatitis herpetiformis, ia mungkin mengambil sampel kecil jaringan kulit untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi kulit).
Pada dasarnya tidak obat yang bisa digunakan untuk menghilangkan penyakit ini. Cara yang bisa digunakan adalah mengubah pola makan, pilihlah makanan bebas gluten atau hindari makanan yang dibuat dengan biji-bijian. Beberapa makanan tersebut, antara lain:
Selain makanan atau minuman, beberapa produk yang sering digunakan seperti pasta gigi ternyata mengandung gluten. Jadi, sebelum Anda menggunakan produk apapun, penting untuk memeriksa kandungan yang ada di labelnya.
Jika Anda memiliki kekurangan nutrisi yang serius, dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengonsumsi vitamin dan suplemen mineral bebas gluten. Dokter juga bisa memberikan obat untuk mengatasi ruam kulit yang muncul.
Jika anemia atau kekurangan gizi menjadi penyebab penyakit celiac, Anda bisa disarankan untuk mengonsumsi suplemen tambahan, termasuk:
Jika usus kecil rusak parah atau memiliki penyakit celiac yang sulit disembuhkan, dokter mungkin merekomendasikan steroid untuk mengendalikan peradangan. Steroid dapat meringankan tanda dan gejala penyakit ini secara sementara. Obat seperti azathioprine atau budesonide dapat digunakan mengontrol peradangan.
Jika penyakit celiac atau celiac disease tidak ditangani dan tetap mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, terdapat beberapa komplikasi yang terjadi, di antaranya:
Kondisi ini terjadi jika usus kecil tidak dapat menyerap nutrisi yang cukup. Malnutrisi dapat menyebabkan anemia dan penurunan berat badan. Pada anak-anak, kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan postur tubuh yang pendek.
Malabsorpsi kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan pelunakan tulang (osteomalacia atau rakhitis) pada anak-anak dan hilangnya kepadatan tulang (osteopenia atau osteoporosis) pada orang dewasa.
Malabsorpsi kalsium dan vitamin D yang disebabkan oleh penyakit celiac dapat berkontribusi pada masalah reproduksi. Masalah yang memicu ketidaksuburan pada pria atau wanita ini juga dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain kondisi fisik, gangguan hormonal, hingga masalah psikologis.
Kerusakan usus kecil mungkin menyebabkan Anda sakit perut dan diare setelah makan atau minum produk susu atau olahannya yang mengandung laktosa. Tingkat keparahan gejala tergantung pada seberapa banyak laktosa yang Anda konsumsi.
Seseorang yang memiliki penyakit celiac dan tidak mempertahankan diet bebas gluten memiliki risiko lebih besar terkena beberapa bentuk kanker, seperti limfoma atau kanker usus kecil.
Beberapa orang dengan penyakit ini dapat mengembangkan masalah seperti kejang atau penyakit saraf pada tangan dan kaki (neuropati perifer). Kerusakan yang terjadi menyebabkan proses pengiriman sinyal antara sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi terganggu.
Terdapat beberapa bukti yang mengungkapkan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko penyakit celiac pada anak. Pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah tidak memasukan gluten dalam menu diet. Hindari mengonsumsi gluten selama mengalami gangguan pencernaan atau saat mengonsumsi antibiotik.