Secara umum, penyakit cacingan sering dianggap sebagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing pada saluran pencernaan. Ketahui lebih lanjut mengenai penyakit ini mulai dari ciri dan gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pengobatan dan juga pencegahannya.
Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing pada saluran pencernaan. Ketahui lebih lanjut mengenai penyakit ini mulai dari ciri dan gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pengobatan dan juga pencegahannya.
Cacingan adalah satu dari sekian banyak jenis infeksi. Namun—sesuai dengan namanya—cacingan disebabkan oleh cacing parasit yang menginfeksi sistem pencernaan, terutama sistem pada anak-anak. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebutkan jika ada 880 juta anak di seluruh dunia yang mengalami cacingan dan membutuhkan penanganan.
Ada 3 (tiga) jenis cacing yang menjadi ‘biang keladi’ dari penyakit ini, yaitu:
Cacingan dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, beberapa di antaranya mirip dengan gejala gangguan usus lainnya. Diagnosis yang cepat dan menyeluruh sangat penting dalam setiap kasus untuk menghindari komplikasi. Namun, meskipun cacingan mungkin tampak menakutkan, kebanyakan orang dapat sembuh dari penyakit ini.
Terserang parasit cacing, ada sejumlah gejala yang kemungkinan besar akan dialami oleh penderitanya. Ciri-ciri atau gejala penyakit cacingan tersebut meliputi:
Seseorang dengan cacingan mungkin juga mengalami disentri. Disentri adalah ketika infeksi usus menyebabkan diare dengan darah dan lendir pada tinja. Cacing usus juga bisa menyebabkan ruam atau gatal di sekitar rektum atau vulva. Dalam beberapa kasus, Anda akan mengeluarkan cacing di tinja Anda saat buang air besar. Beberapa orang bahkan mungkin mengalami cacingan selama bertahun-tahun tanpa mengalami gejala apapun sehingga pemeriksaan medis secara berkala penting untuk dilakukan.
Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini. Sebagian besar kasus cacingan dapat diobati secara mudah apabila penanganannya dilakukan sedini mungkin.
Penanganan medis yang terlambat mungkin dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut yang bisa saja membahayakan tubuh.
Penyebab penyakit cacingan adalah infeksi dari salah satu cacing parasit yang tadi sudah disebutkan. Lantas, bagaimana parasit tersebut bisa sampai masuk ke dalam tubuh? Banyak orang terinfeksi cacing tersebut setelah mengonsumsi daging yang kurang matang dari hewan yang terinfeksi, seperti sapi, babi, atau ikan. Penyebab lain yang mungkin menyebabkan infeksi cacing usus meliputi:
Setelah mengonsumsi atau kontak dengan medium yang terkontaminasi, cacing masuk ke dalam usus. Kemudian, cacing berkembang biak dan tumbuh di usus. Begitu cacing tersebut berkembang biak dan menjadi lebih besar baik dari segi jumlah maupun ukuran, barulah gejala akan muncul.
Anak-anak sangat rentan terhadap cacingan. Itu karena mereka mungkin bermain di lingkungan dengan tanah yang terkontaminasi, seperti kotak pasir dan taman bermain sekolah. Orang dewasa yang lebih tua juga berisiko lebih tinggi karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Menurut WHO, sekitar 10 persen orang di negara berkembang terkonfirmasi menderita cacingan. Ini bisa terjadi karena pada negara-negara berkembang kualitas sanitasinya tergolong rendah.
Guna mendiagnosis penyakit ini, dokter pertama-tama akan terlebih dahulu menanyakan seputar gejala, riwayat medis, dan hal terkait lainnya kepada pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap tinja guna mencari tahu apakah ada parasit di dalamnya.
Tes lain adalah tes “selotip”, yakni tes yang melibatkan penggunaan selotip ke anus beberapa kali untuk mengambil telur cacing kremi. Ada atau tidaknya telur cacing dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
Jika cacing atau telur tidak terdeteksi, dokter Anda mungkin melakukan tes darah untuk mengidentifikasi antibodi yang diproduksi tubuh saat terinfeksi parasit. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemindaian tubuh guna mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kondisi dalam tubuh khususnya usus. Pemindaian dilakukan dengan menggunakan:
Beberapa jenis cacingan—seperti infeksi cacing pita—fdapat hilang dengan sendirinya jika Anda memiliki sistem kekebalan yang kuat serta pola makan dan gaya hidup yang sehat. Namun, tergantung pada jenis infeksi cacing usus, seseorang mungkin memerlukan pengobatan dengan obat antiparasit. Gejala serius tidak boleh diabaikan. Segera temui dokter jika Anda:
Rencana perawatan Anda akan ditentukan berdasarkan jenis cacingan yang Anda miliki dan gejala yang muncul. Infeksi cacing pita biasanya diobati dengan obat oral seperti praziquantel (Biltricide), yang melumpuhkan cacing pita dewasa. Obat ini menyebabkan cacing pita terlepas dari usus, menjadi larut, dan kemudian keluar dari tubuh melalui tinja.
Sementara metode pengobatan untuk infeksi cacing gelang termasuk mebendazole (Vermox, Emverm) dan albendazole (Albenza). Gejala biasanya mulai membaik setelah beberapa minggu pengobatan. Dokter Anda kemungkinan besar akan mengambil dan menganalisis sampel tinja lainnya setelah perawatan selesai untuk melihat apakah cacingnya telah hilang atau belum.
Cacing usus meningkatkan risiko anemia dan penyumbatan usus. Komplikasi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, seperti orang dengan infeksi HIV/AIDS.
Infeksi cacing usus dapat menimbulkan risiko yang lebih tinggi jika Anda sedang hamil. Jika Anda sedang hamil dan terkonfirmasi menderita infeksi cacing, dokter akan menentukan terapi obat antiparasit mana yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan sambil terus melakukan pemantauan guna memastikan pengobatan berjalan dengan baik.
Cara mencegah penyakit cacingan yang paling utama tentunya dengan menjaga kebersihan. Cucilah tangan secara teratur dengan sabun dan air panas sebelum dan sesudah menggunakan toilet, pun sebelum mengonsumsi makanan.
Sementara terkait dengan makanan, berikut tips yang bisa Anda terapkan sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi: