Abses peritonsil adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi, tepatnya infeksi bakteri. Ketahui penyakit abses peritonsil lebih lanjut mulai dari ciri-ciri, penyebab, faktor risiko, hingga apa saja yang dapat dilakukan untuk mengobati dan mencegahnya berikut ini.
Abses peritonsil (peritonsillar abscess) adalah kondisi ketika amandel (tonsil) menjadi bernanah. Penyakit ini sejatinya merupakan perkembangan dari tonsilitis alias radang amandel. Jadi, Anda yang sedang menderita tonsilitis kemungkinan juga akan mengalami abses peritonsil apabila peradangan tersebut tidak segera diobati.
Abses peritonsil tentu harus segera diobati. Pasalnya, penyakit akibat infeksi bakteri ini akan menciptakan rasa nyeri, pun penyempitan di area tenggorokan—dikarenakan adanya pembengkakan—yang lantas dapat mengganggu aktivitas seperti berbicara, menelan makanan, dan bernapas. Penyakit dapat menyerang semua golongan usia, tapi lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.
Ciri-ciri abses peritonsil yakni munculnya semacam lepuhan berwarna keputihan di belakang tenggorokan. Adanya lepuhan ini lantas juga diiringi oleh sejumlah gejala lainnya, yaitu:
Anda sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala di atas dan intensitasnya semakin parah setiap harinya. Penanganan medis sedini mungkin perlu dilakukan karena penyakit ini jika tidak segera diobati dapat memengaruhi anggota tubuh lainnya, pun menimbulkan komplikasi yang bisa membahayakan tubuh.
Apa yang menjadi penyebab abses peritonsil? Seperti yang telah disinggung di awal, penyakit ini disebabkan oleh tonsilitis yang tidak segera diobati.
Tonsilitis sendiri adalah peradangan pada tonsil (amandel) yang diakibatkan oleh infeksi bakteri. Apabila terus-menerus dibiarkan, infeksi akan terus berkembang dan menyerang bagian-bagian lain di sekitar amandel. Inilah yang lantas menimbulkan abses.
Akan tetapi, peritonsillar abscess ini seharusnya jarang terjadi. Pasalnya, tonsilitis maupun penyebab lainnya dari penyakit ini yaitu radang tenggorokan sudah diobati terlebih dahulu. Namun, jika pengobatan terlambat atau tertunda-tunda, maka abses peritonsil dapat terjadi.
Selain tonsilitis dan radang tenggorokan, abses juga disebabkan oleh beberapa masalah kesehatan lainnya seperti:
Pada kasus yang jarang, kemunculan abses juga bisa disebabkan oleh faktor noninfeksi. Faktor yang dimaksud adalah peradangan pada kelenjar Weber. Kelenjar Weber sendiri merupakan kelenjar yang ada di bawah lidah dan berfungsi untuk memproduksi liur (saliva).
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami abses peritonsil. Faktor-faktor tersebut meliputi:
Diagnosis peritonsillar abscess terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien berkaitan dengan keluhan yang dialami. Pertanyaan umumnya meliputi:
Pastikan Anda memberikan informasi mengenai keluhan yang sedang dialami secara rinci kepada dokter. Ini guna membantu dokter dalam menganalisis kondisi Anda dan mengidentifikasi seberapa parah kondisi untuk kemudian menentukan metode pengobatan yang tepat.
Selesai dengan sesi anamnesis, dokter akan melanjutkan ke tahapan pemeriksaan fisik. Guna melihat abses pada amandel pasien, dokter mungkin hanya bermodalkan mata telanjang. Akan tetapi, biasanya dokter membutuhkan alat bantu berupa lampu kecil dan depressor lidah.
Melalui pemeriksaan fisik ini, dokter bisa saja sudah dapat memvonis pasien mengalami abses peritonsil. Ini apabila dokter menemukan tonsil pasien berwarna kemerahan dan membengkak. Sementara jika pada tonsil ditemukan nanah, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk memastikan kondisi.
Apabila pada tonsil ditemukan nanah sebagaimana yang dijelaskan pada poin sebelumnya, dokter akan beralih ke pemeriksaan penunjang yang umumnya dilakukan dengan medium sebagai berikut:
Pengobatan abses disesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami oleh pasien. Metode pengobatan terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Pada kasus yang tergolong ringan, dokter biasanya hanya akan meresepkan obat antibiotik pada pasien. Obat antibiotik berfungsi untuk membasmi bakteri yang menjadi penyebab kondisi ini. Pastikan untuk mengonsumsi obat sampai habis sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan oleh dokter.
Selain antibiotik, dokter juga akan memberikan obat pereda nyeri guna meredakan rasa nyeri yang dialami oleh pasien. Apabila pasien kesulitan untuk menelan, maka asupan makanan akan diberikan melalui infus (IV).
Selain dengan obat-obatan, dokter juga mungkin akan melakukan tindakan medis guna menyembuhkan penyakit ini. Tindakan medis yang dimaksud adalah mengangkat nanah yang ada di dalam amandel menggunakan jarum khusus.
Sementara pada kasus abses yang masuk kategori kronis, dokter akan memotong amandel pasien. Hal ini terpaksa dilakukan guna mencegah penyakit kembali muncul di kemudian hari.
Apabila tidak segera ditangani—atau jika tidak mendapat penanganan yang tepat—penyakit ini bisa berujung pada sejumlah komplikasi. Komplikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Mengingat penyakit ini merupakan perkembangan dari tonsilitis dan radang tenggorokan, maka cara mencegahnya adalah dengan sesegera mungkin mengobati kedua kondisi tersebut. Selain itu, Anda disarankan untuk menerapkan tips-tips berikut ini: