Jantung adalah organ yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit, salah satunya penyakit Patent Ductus Arteriosus (PDA). Jika tidak segera ditangani, PDA adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa! Lantas, apa itu PDA? Simak informasinya berikut ini.
Patent Ductus Arteriosus atau disingkat PDA adalah penyakit kelainan jantung bawaan.
Jantung memiliki 2 (dua) jenis pembuluh darah yakni pembuluh darah yang bertugas menghantarkan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh (aorta) dan pembuluh darah yang bertugas menghantarkan oksigen dari jantung ke paru-paru (arteri pulmonal). Pada janin, paru-paru belum dapat berfungsi dikarenakan pasokan oksigen untuk bernapas masih bergantung dari ibu melalui ari-ari (plasenta).
Ductus arteriosus adalah pembuluh darah temporer yang berfungsi sebagai penghubung antara aorta dan arteri pulmonal. Ductus arteriosus memastikan darah yang kaya oksigen yang dibawa dari jantung dapat langsung menuju aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Sementara paru-paru yang belum terlalu membutuhkan oksigen akan tetapi dialiri darah untuk membantu pertumbuhannya.
Saat bayi dilahirkan, ductus arteriosus seharusnya menutup (idealnya 2-3 hari pasca kelahiran). Ketika ductus arteriosus tidak juga menutup, maka bayi tersebut mengalami PDA ini. PDA rentan dialami oleh bayi yang lahir secara prematur.
Kelainan jantung PDA adalah penyakit jantung kongenital yang umum terjadi di Amerika Serikat. Sayangnya, hingga saat ini para ahli medis belum dapat memastikan apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut.
Kendati penyebab PDA belum diketahui secara pasti, ada faktor risiko yang diduga memicu terjadinya Patent Ductus Arteriosus ini yaitu:
Apabila memiliki faktor-faktor risiko di atas, sebaiknya segera kunjungi dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi PDA sejak dini mungkin akan membantu meminimalisir risiko bayi Anda mengalami penyakit ini begitu lahir nanti.
Ciri dan gejala Patent Ductus Arteriosus tergantung dari tingkat keparahan, yakni seberapa besar ductus arteriosus yang terbuka. Pada beberapa kasus, PDA mungkin tidak menunjukkan ciri-ciri apapun bahkan ketika anak sudah tumbuh dewasa. Akan tetapi, hal ini jarang terjadi karena sebagian besar kasus PDA sudah terdeteksi dari saat bayi dilahirkan.
Anda dan dokter patut waspada apabila bayi lahir prematur dan kemudian mengalami sejumlah ciri-ciri PDA berikut:
Sementara ketika anak sudah mulai tumbuh besar, beberapa kondisi berikut mungkin menjadi pertanda bahwa ia mengalami kelainan jantung PDA yaitu:
Segera periksakan anak Anda ke dokter apabila ia mengalami gejala PDA di atas guna mendapat penanganan medis lebih lanjut sebelum kondisi bertambah parah.
Diagnosis penyakit kelainan jantung PDA penting untuk dilakukan sejak dini, utamanya jika bayi Anda memiliki faktor risiko penyakit ini. Prosedur diagnosis PDA terdiri dari 3 (tiga) tahapan yakni anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan pada Anda sebagai orang tua.
Oleh karena PDA adalah penyakit yang juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik), maka dokter akan menanyakan apakah Anda atau anggota keluarga lainnya ada yang memiliki riwayat penyakit jantung atau kondisi lainnya seperti down syndrome.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pemeriksaan fisik.
Apabila bayi masih berada di dalam kandungan, dokter akan menggunakan alat stetoskop untuk mendengar detak jantung. Bayi atau janin kemungkinan mengalami PDA jika detak jantungnya sangat keras dan tidak beraturan.
Saat bayi sudah lahir, khususnya bayi yang lahir secara prematur, pemeriksaan penunjang akan dilakukan guna mendeteksi kemungkinan bayi mengalami PDA.
Prosedur pemeriksaan penunjang tersebut adalah:
Cara mengobati PDA bisa hanya dengan memberikan obat-obatan atau operasi sekalipun tergantung dari seberapa besar ductus arteriosus yang terbuka.
Apabila bukaan ductus arteriosus tidak besar, bayi tidak memerlukan pengobatan khusus karena seiring bertambahnya usia ductus arteriosus akan menutup dengan sendirinya. Dokter mungkin hanya akan meresepkan obat indomethacin untuk membantu menutup ductus arteriosus. Anak juga sebaiknya rutin melakukan medical check-up guna mengetahui perkembangan pengobatan.
Selain obat-obatan, bayi penderita PDA juga bisa menjalani kateterisasi jantung yakni prosedur memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah jantung dengan tujuan menyumbat aliran darah pada ductus arteriosus yang terbuka. Dengan begitu, aliran darah kembali lancar.
Pada kasus PDA dengan bukaan yang besar, penderita mungkin harus menjalani prosedur operasi untuk membantu menutup ductus arteriosus yang terbuka tersebut.
Tindakan operasi ini umumnya dilakukan saat bayi berusia 6 bulan ke atas. Akan tetapi, bayi yang baru lahir juga bisa menjalani operasi PDA apabila sudah menunjukkan gejala penyakit tersebut.
Mengenai pencegahan Patent Ductus Arteriosus, belum ada cara khusus yang disarankan. Akan tetapi, menjaga kesehatan tubuh saat hamil mungkin bisa meminimalisir risiko penyakit ini.
Anda yang kini sedang hamil, beberapa kegiatan berikut ini patut untuk diterapkan:
Jika tidak segera ditangani, kelainan jantung PDA akan berujung pada sejumlah komplikasi yaitu: