Satu dari sekian macam penyakit tulang yang kerap dialami—terutama oleh orang lanjut usia—adalah osteoporosis. Ya, osteoporosis memang identik dengan faktor bertambahnya usia. Simak informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini!
Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan rentan mengalami keretakan.
Saat memasuki usia lanjut, tulang seseorang tidak lagi mampu beregenerasi secara optimal sebagaimana waktu muda. Bukan menjadi masalah apabila ‘cadangan’ massa tulang masih memadai, namun jika tidak, risiko terkenan penyakit ini jadi semakin besar. Itu sebabnya, penyakit tulang ini erat kaitannya dengan bagaimana seseorang merawat kesehatan tulangnya selagi berusia muda.
Osteoporosis bisa terjadi di seluruh tulang, namun kondisi ini lebih umum menyerang tulang belakang, tulang panggul, dan tulang pergelangan tangan. Baik pria maupun wanita, semuanya memiliki potensi untuk mengalami masalah tulang yang satu ini. Pada wanita, risiko penyakit semakin besar ketika sudah memasuki masa menopause.
Seperti yang sudah dijelaskan, pengeroposan tulang dipicu oleh menurunnya aktivitas produksi struktur dan jaringan tulang baru. Ada beberapa faktor yang ditengarai memainkan peran penting dalam menyebabkan terjadinya penyakit ini.
Salah satu faktor utama penyebab osteoporosis adalah penurunan atau terhentinya produksi hormon. Pada wanita, hormon yang dimaksud yakni hormon estrogen yang sangat diperlukan oleh tulang. Sementara pada pria, kadar hormon testosteron yang rendah juga disebut-sebut berkaitan dengan timbulnya penyakit tersebut.
Tak ketinggalan, asupan mineral kalsium dan fosfat yang kurang dari kata ideal juga berpotensi menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami penyakit ini di masa mendatang. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan mineral dan fosfat mulai dari sekarang,
Selain itu, sejumlah gangguan pada kelenjar tubuh juga kerap dikaitkan dengan pengeroposan tulang, yaitu:
Sejumlah faktor risiko berperan penting dalam memperbesar potensi seseorang terkena pengeroposan tulang. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
Osteoporosis pada awalnya mungkin tidak menunjukkan ciri atau gejala khusus. Penyakit tulang ini umumnya baru dapat terdeteksi setelah penderita mengalami kerusakan tulang (patah, retak, dsb.) ketika mengalami trauma berskala kecil sekalipun seperti terjatuh. Bahkan, penderita bisa saja mengalami patah tulang ketika batuk atau bersin.
Seiring berjalannya waktu, rasa nyeri pada tulang—terutama yang mengalami cedera—akan semakin parah. Sakit pada punggung yang berlangsung dalam waktu cukup lama juga bisa menjadi ciri-ciri dari penyakit ini.
Berikut adalah ciri atau gejala osteoporosis lainnya yang juga harus Anda ketahui dan waspadai:
Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila merasakan tanda-tanda yang sudah disebutkan di atas karena kemungkinan ini merupakan gejala pengeroposan tulang. Pastikan Anda ditangani oleh dokter spesialis tulang yang berpengalaman guna mendapatkan penanganan medis optimal.
Dalam mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan. Berikut adalah tahapan-tahapan diagnosis yang umum dilakukan.
Pertama-tama, Anda akan dimintai keterangannya terkait keluhan yang dirasakan:
Selanjutnya, Anda akan menjalani pemeriksaan fisik yang meliputi:
Dokter juga mungkin akan menekan pelan area tulang yang dicurigai mengalami pengeroposan.
Sampailah pada tahapan krusial dari diagnosis osteoporosis. Ada beberapa macam tes yang dilakukan oleh dokter, yaitu:
Masih ada lagi beberapa jenis tes penunjang untuk mendiagnosis penyakit ini seperti peripheral dual energy X-Ray absorptiometry dan peripheral quantitative computerized tomography. Mana yang nantinya akan digunakan oleh dokter tentunya tergantung dari kondisi pasien.
Setelah diagnosis selesai dilakukan, dokter baru dapat menentukan metode pengobatan yang akan dilakukan pada pasien. Umumnya, cara mengobati osteoporosis adalah dengan memberikan obat-obatan seperti:
Selain itu, dokter juga biasanya akan memberikan suplemen mengandung kalsium dan vitamin D untuk mengobati pasien.
Tak bisa dipungkiri, proses penuaan tidak menutup kemungkinan Anda untuk mengalami pengeroposan tulang. Akan tetapi, penyakit ini sejatinya dapat dicegah atau setidaknya diminimalisir risikonya.
Berikut adalah cara mencegah atau meminimalisir penyakit ini: