OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) adalah gangguan mental di mana seseorang memiliki pikiran tidak terkendali untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Ketahui apa itu obsessive compulsive disorder, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan pola pikir dan ketakutan tidak terkendali atau tidak diinginkan (obsesif) untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang (kompulsif). Orang dengan OCD (obsessive compulsive disorder) tidak dapat mengontrol tindakan dan pikirannya untuk berhenti melakukan hal tersebut berulang kali.
Sebagai contoh, seseorang memiliki OCD terhadap kebersihan maka ia akan menyapu lantai berkali-kali karena merasa cemas bila tidak menyapunya lagi, lantai masih kotor (padahal lantainya sudah cukup bersih). Orang dengan OCD tidak akan merasa tenang bila tidak melakukan kebiasaan atau ritual berulang tersebut.
Orang dengan obsessive compulsive disorder memiliki gejala obsesif dan kompulsif secara bersamaan terhadap satu hal spesifik atau berbagai hal. Berikut ini gejala obsesif dan kompulsif:
Perilaku obsesi termasuk pola pikir, dorongan, gambaran, dan sudut pandang berulang yang menyebabkan kecemasan dan ketakutan, seperti:
Perilaku kompulsif ditandai dengan melakukan sesuatu berulang-ulang karena merasa cemas atau takut, termasuk:
Perilaku obsesif dan kompulsif sering terjadi bersamaan. Mereka merasa cemas bila tidak melakukannya secara kompulsi.
Bila dilihat dari pengertiannya, orang dengan obsessive compulsive disorder memiliki perilaku seperti seorang perfeksionis, di mana ia akan memastikan sesuatu sudah sempurna hingga mengeceknya berkali-kali. Sebenarnya, OCD dan perilaku perfeksionis cukup berbeda.
Orang dengan OCD memiliki kekhawatiran berlebihan dalam hidup untuk melakukan sesuatu dengan cara atau ritual tertentu. Mereka tidak fokus pada hasilnya, namun melakukan cara tersebut berulang kali hanya untuk menyembuhkan kecemasannya akan sesuatu.
Segera hubungi dokter bila Anda memiliki gejala obsesi dan kompulsi yang mengganggu hidup Anda atau orang lain di sekitar Anda. Kecemasan dalam bentuk obsesi dan kompulsi sering tidak disadari, namun kecemasan dan kekhawatiran orang tersebut terus meningkat.
Psikologi atau terapis belum mengetahui penyebab pasti kelainan mental, namun ada beberapa teori utama terkait penyebab obsessive compulsive disorder, sebagai berikut:
Perilaku obsesif dan kompulsif juga dikembangkan dari waktu ke waktu yang tidak disadari.
Berikut ini beberapa faktor yang membuat seseorang rentan mengembangkan obsessive compulsive disorder:
Gangguan kesehatan mental seperti gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD), gangguan kecemasan sosial, atau gangguan makan juga memperburuk gejala kelainan obsesi dan kompulsi.
Diagnosis dilakukan dengan cara wawancara seputar gejala dan riwayat penyakit mental bila ada. Berikut ini beberapa pemeriksaan yang dibutuhkan:
Anda juga memerlukan sesi konsultasi dan terapi untuk mendalami seberapa parah gejala dan efeknya bagi kualitas hidup Anda.
Obsessive compulsive disorder dapat terjadi pada aktivitas apa saja, namun secara umum dikategorikan dalam beberapa jenis, termasuk:
Bentuk nyata dari orang dengan obsessive compulsive disorder, contohnya:
Ada banyak aktivitas yang dikategorikan sebagai obsesif kompulsif bila dilakukan tanpa kendali, berdasarkan kecemasan berlebihan, dan berulang kali hingga mungkin mengganggu aktivitas lain yang harus dikerjakan.
Berikut ini beberapa rekomendasi cara mengatasi obsessive compulsive disorder:
Akar utama dari terciptanya perilaku obsesif dan kompulsif adalah kecemasan dan ketakutan. Jadi, Anda disarankan untuk melakukan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik yang damai. Itu akan membantu Anda berpikir dengan jernih.
Salah satu terapi untuk mengatasi gangguan mental adalah terapi perilaku kognitif, yaitu terapi untuk membantu mengelola pola pikir Anda terhadap kecemasan yang menyebabkan OCD. Jenis psikoterapi lain seperti terapi wicara dan terapi pencegahan eksposur dan respons juga dapat membantu mengatasi kecemasan.
Dalam beberapa kasus tertentu, obat psikiatri dibutuhkan untuk mengontrol gejala kecemasan. Contoh obat yang digunakan adalah inhibitor reuptake serotonin selektif, termasuk citalopram, escitalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline.
Gangguan obsesif-kompulsif dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
Perilaku obsesif-kompulsif mungkin juga meningkatkan depresi, stres, hingga pikiran untuk bunuh diri.
Gangguan obsesif-kompulsif mungkin tidak dapat dicegah, namun dapat dikontrol. Anda dapat konsultasi dengan psikolog atau terapi untuk mengelola gejala OCD. Anda juga dapat meminta bantuan dengan orang terdekat untuk mengingatkan bila Anda sudah melakukan ritual tersebut berkali-kali. Anda juga dapat mencatat atau merekam berapa kali Anda sudah mengecek atau membersihkan sesuatu sehingga tidak perlu melakukannya lagi.