Mental breakdown atau nervous breakdown adalah istilah yang menggambarkan periode stres mental atau emosional yang ekstrem. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasi keadaan ini.
Mental breakdown adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode tekanan mental yang intens. Selama periode ini, Anda tidak dapat melakukan aktivitas normal sehari-hari. Istilah ini juga merujuk pada berbagai macam penyakit mental, seperti:
Pada beberapa kasus, keadaan ini juga bisa menjadi penyakit mental yang tidak tidak terdiagnosis. Hal itulah yang membuat tidak ada satu definisi yang disepakati tentang nervous breakdown. Keadaan ini hanya dipandang sebagai periode ketika stres fisik dan emosional menjadi tidak tertahankan dan mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi secara efektif.
Pada dasarnya, keadaan ini menyebabkan ketidakmampuan untuk berfungsi secara normal, setidaknya untuk sementara. Berikut beberapa tanda dan gejala yang harus Anda waspadai:
Munculnya perasaan cemas atau depresi adalah respons yang umum terhadap stres. Hal itu bisa terlihat dari:
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres memengaruhi pikiran dan tubuh. Stres jangka panjang dapat menyebabkan perubahan struktural di otak, keadaan yang dapat memengaruhi daya ingat dan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi. Dalam kasus ekstrem, terlalu banyak hormon kortisol (karena stres) dapat menyebabkan hilangnya ingatan.
Bagi sebagian orang, stres yang berlebihan dapat menyebabkan insomnia. Saat Anda tidak bisa tidur, otak dan tubuh tidak dapat pulih dari stres, yang pada akhirnya dapat memperburuk stres dan kecemasan. Kurang tidur juga dapat memengaruhi kesehatan fisik serta kinerja mental.
Pada kasus lain, seseorang yang merespons stres dengan tidur berlebihan juga dapat menyebabkan masalah pada mental dan fisik.
Terlalu banyak stres dapat membuat tubuh merasa sangat lelah. Anda mungkin merasa lelah karena kurang tidur atau bahkan merasa lelah karena terlalu banyak tidur. Seiring waktu, kelelahan kronis bersama dengan stres dapat menyebabkan mental breakdown.
Stres dapat mengubah nafsu makan seseorang. Beberapa orang mengatasi stres dengan makan berlebihan, sehingga dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Bagi yang lain, stres dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan.
Stres dan kecemasan dapat menyebabkan masalah perut seperti kram, kembung, sembelit, dan diare. Jika Anda mengidap sindrom iritasi usus besar, stres dapat memicu flare-up yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. Jika Anda stres dan mulai memperhatikan salah satu gejala ini, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang menuju mental breakdown.
Dalam beberapa kasus, stres ekstrem bahkan dapat menyebabkan halusinasi. Anda mungkin mendengar atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
Mental breakdown tidak memiliki gejala yang pasti, selain dari kesulitan atau ketidakmampuan untuk berfungsi ‘normal’. Akan tetapi, apa yang dianggap berfungsi normal atau ‘berfungsi penuh’ berbeda-beda tergantung daerah, budaya, dan kondisi keluarga.
Karakteristik gangguan bergantung pada masalah kesehatan yang mendasarinya dan bagaimana orang tersebut merespons stres. Berikut ciri-ciri umum dari mental breakdown adalah:
Apa pun yang menyebabkan lebih banyak stres daripada yang dapat ditangani tubuh dapat menyebabkan gangguan ini atau memicu gejala kondisi kesehatan mental yang mendasarinya. Beberapa penyebab tersebut, antara lain:
Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan ini, antara lain:
Perawatan yang tepat untuk gangguan ini tergantung pada penyebabnya dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa perawatan umum meliputi:
Kelelahan mental adalah ciri umum dari mental breakdown. Bagi beberapa orang, istirahat dan menghilangkan stres bisa menjadi pengobatan rumahan yang efektif. Perubahan mungkin termasuk hal-hal seperti:
Dokter mungkin meresepkan antidepresan atau obat untuk meredakan cemas. Jika stres yang Anda alami menyebabkan insomnia, dokter mumgkin akan memberikan resep obat tidur. Gangguan tidur dapat memperburuk stres dan kecemasan, kondisi yang memperburuk insomnia.
Psikoterapi dikenal juga dengan sebutan terapi bicara. Cara ini dapat membantu Anda mengatasi nervous breakdown dan mengurangi risiko mengalami gangguan lain. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu Anda mencari solusi untuk mengurangi stres dan kecemasan.