Leukimia atau disebut juga kanker darah adalah kondisi di mana tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari normal sehingga mengganggu fungsi tubuh dalam melawan infeksi. Penyakit leukimia menjadi berbahaya karena jumlah sel darah putih yang berlebih dalam aliran membuat produksi sel-sel darah lainnya terganggu.
Hingga kini penyebab kanker darah belum diketahui secara pasti. Penyebab leukemia adalah dari faktor internal maupun faktor eksternal tubuh. Penyebab leukimia secara internal adalah dari kelainan kromosom, paparan polusi, paparan radiasi, dan merokok.
Selain itu, perubahan lain dalam sel darah putih akibat faktor gen dan lingkungan juga diperkirakan turut menjadi penyebab kanker darah. Sementara faktor eksternal penyebab leukimia adalah termasuk paparan radiasi, polusi, atau zat kimia tertentu yang berbahaya.
Perlu diketahui, orang-orang pengidap kanker darah rentan terhadap memar, perdarahan, dan infeksi. Penyakit leukimia adalah penyakit yang serius. Oleh karenanya siapapun harus waspada terhadap kanker darah.
Karena penumpukan sel darah putih terjadi di aliran darah, sel abnormal tersebut juga dapat menyebar ke organ lain, seperti hati, limfa, paru-paru, ginjal, bahkan hingga ke otak dan tulang belakang.
Penyakit ini tidak memberikan gejala yang khas pada tahap awal. Berikut ini gejala leukimia yang dapat muncul, antara lain:
Dokter bisa menemukan leukimia kronis dalam tes darah yang dilakukan bahkan sebelum gejala muncul. Jika ini terjadi, atau jika Anda memiliki tanda atau gejala yang menunjukkan leukimia, beberapa tes yang bisa dijalani seperti:
Dokter akan mencari tanda-tanda fisik leukimia, seperti kulit pucat akibat anemia, pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran hati dan limpa.
Dengan melihat sampel darah, dokter dapat menentukan apakah Anda memiliki kadar sel darah merah atau trombosit yang tidak normal–yang mungkin menunjukkan kanker darah.
Dokter mungkin merekomendasikan prosedur ini untuk mengambil sampel sumsum tulang dari tulang pinggul. Sumsum tulang diambil dengan menggunakan jarum panjang dan tipis. Sampel dikirim ke laboratorium untuk mencari sel-sel leukimia. Tes khusus sel-sel leukimia juga dapat mengungkapkan karakteristik tertentu yang digunakan untuk menentukan pilihan perawatan.
Tujuan pengobatan kanker darah atau leukimia adalah untuk menghancurkan sel-sel leukimia dan memungkinkan sel-sel darah yang normal dibentuk di dalam sumsum tulang. Keputusan pengobatan leukimia didasarkan pada jenis leukemia yang dimiliki, stadium penyakit, usia dan kondisi kesehatan secara umum.
Jenis penyakit leukemia sendiri dilihat melalui pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang, apakah jenis leukimia limfoblastik atau mieloblastik. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan apakah penderita leukeimia masuk kategori akut atau kronis.
Cara mengobati leukimia limfoblastik akut memiliki 3 langkah yang terdiri atas tahap induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan.
Pengobatan leukimia mieloblastik akut (AML) didasarkan pada susunan genetik dari sel myeloid normal. Rencana pengobatannya biasanya memiliki 2 langkah yang meliputi induksi remisi dan terapi pasca-remisi.
Terdapat subtipe dari AML disebut promyelocytic leukemia akut, sehingga pasien atau penderita leukimia mendapatkan obat-obatan lain, seperti arsenik trioksida dan obat all-trans retinoic acid (ATRA). Transplantasi sel induk dan kemoterapi juga digunakan ketika kanker darah tidak respons terhadap pengobatan atau jika AML kambuh kembali.
Berikut ini adalah pilihan obat leukemia limfositik kronis, di antaranya:
Selain itu, pasien juga perlu untuk waspada dan memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru) atau infeksi jamur. Pengobatan dini akan membantu pasien bertahan hidup lebih lama. Obat leukimia disesuaikan dengan tingkat keparahan kanker darah yang diderita oleh pasien.
Chronic myelogenous leukemia (CML) perlu diobati dengan segera. Pilihan obat leukimia untuk penyakit jenis ini yang paling umum termasuk:
Bagi orang-orang yang baru didiagnosis pada tahap awal CML (fase kronis), tyrosine kinase inhibitor dapat bekerja selama bertahun-tahun. Jika pasien tidak menunjukkan kekambuhan, pasien tidak perlu melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi jika pasien kambuh, sebaiknya pasien melakukan transplantasi sumsum tulang.
Sementara untuk orang-orang yang didiagnosis CML pada tahap selanjutnya (fase akselerasi atau fase krisis blast), pengobatan mungkin melibatkan kemoterapi atau tyrosine kinase inhibitor sebelum dilakukannya transplantasi sumsum tulang–guna meningkatkan kemungkinan keberhasilan operasi transplantasi sumsum tulang.
Hingga saat ini, belum ada langkah pencegahan yang pasti dapat mencegah kanker. Jika Anda mengalami gejala leukimia segera konsultasi dengan dokter. Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker darah, di antaranya:
Merokok adalah faktor risiko yang kuat untuk terjadinya leukimia mieloblastik akut. Selain itu, merokok selama kehamilan atau bahkan paparan asap rokok selama kehamilan dapat meningkatkan risiko leukimia pada anak.
Asap tembakau mengandung banyak bahan kimia beracun, termasuk benzena dan formaldehida. Jika bahan kimia ini dihirup ke paru-paru, zat-zat ini dapat dengan mudah masuk ke aliran darah.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko acute myelogenous leukemia (AML). Jika indeks massa tubuh menunjukkan angka 30 atau lebih, hal itu berisiko meningkatkan leukimia dibanding orang dengan berat badan normal.
Sumber paparan di sekitar lingkungan biasanya berasal dari pembasmi serangga, asap kendaraan, dan pembasmi hama tanaman. Selain itu, membatasi paparan radiasi yang berasal dari sinar-X, CT scan, dan alat sejenisnya juga perlu dilakukan.