Letargi adalah kondisi ketika tubuh merasakan lelah yang berkepanjangan. Ketahui masalah medis ini lebih lanjut mulai dari ciri dan gejala, penyebab, faktor risiko, hingga apa saja yang dapat dilakukan guna menangani maupun mencegahnya.
Letargi (lethargy) adalah gangguan medis ketika seseorang merasakan lelah yang seakan tidak berkesudahan. Tubuh terasa lelah sesungguhnya merupakan kondisi umum yang semua orang pasti pernah mengalaminya, terutama sehabis melakukan beraktivitas seharian. Namun tidak demikian dengan mereka yang mengidap masalah ini.
Alih-alih rasa lelah hilang setelah beristirahat, yang terjadi justru efek lelah tersebut tetap ada. Hal ini tentu saja dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas sehari-hari. Lantas, apakah letargi berkaitan dengan penyakit tertentu? Atau, ada faktor lainnya yang berperan?
Letargi memiliki gejala utama yakni rasa lelah yang terus-menerus berlangsung kendati yang bersangkutan sudah beristirahat dengan cukup. Apakah hanya itu? Tentu saja tidak. Ada sejumlah gejala lainnya yang menyertai gangguan medis yang satu ini. Gejala penyerta yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Selain itu, ada gejala terkait dengan jantung dan paru-paru yang akan dialami oleh penderita kondisi ini. Gejala tersebut meliputi:
Baca Juga: Sindrom Kelelahan Kronis: Ciri-Ciri, Penyebab, Pengobatan, dll
Dalam beberapa kasus, letargi mungkin merupakan gejala dari kondisi yang mengancam jiwa sehingga harus segera mendapat pertolongan medis sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat jika Anda—atau seseorang yang bersama Anda—memiliki gejala yang sekiranya cukup parah dan mengancam jiwa. Ini termasuk:
Bukan tanpa alasan mengapa seseorang bisa mengalami rasa lelah yang berkepanjangan ini. Apa saja penyebab letargi tersebut?
Terlalu lelah mungkin merupakan penyebab sederhana dari lethargy. Seseorang yang memaksakan diri secara fisik mungkin merasa seolah-olah mereka telah menguras simpanan energinya, yang mengarah lambannya proses pemulihan energi.
Beberapa penyebab letargi terkait dengan faktor ini antara lain:
Mengalami stres yang tinggi dapat menyebabkan seseorang merasa lesu. Ini mungkin termasuk memiliki pekerjaan yang menuntut fisik atau mental, pun ketika berada pada situasi kehidupan yang penuh tekanan. Orang dengan depresi dan gangguan kecemasan juga sangat mungkin mengalami kondisi ini.
Beberapa cedera akut dapat menyebabkan lethargy. Ini lebih karena tubuh menggunakan energinya untuk menyembuhkan cedera. Misalnya, orang yang mengalami patah tulang mungkin mendapati bahwa mereka jauh kurang aktif dan lebih lesu saat tulang sudah kembali pulih.
Meskipun olahraga yang sangat intens dapat membuat seseorang merasa terkuras atau lesu keesokan harinya, kurangnya olahraga secara keseluruhan juga dapat menyebabkan gejala yang serupa. Kok bisa?
Orang-orang—terutama orang dewasa yang lebih tua—yang sedikit atau tidak berolahraga mungkin menjadi mudah kehabisan napas atau lelah. Nah, seiring berjalannya waktu, hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan dan kelesuan.
Penggunaan zat tertentu, termasuk ganja, alkohol, dan obat-obatan narkotika juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan medis yang satu ini. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh cara kerja masing-masing obat dalam tubuh atau faktor lain seputar penggunaan narkoba, seperti kurang tidur dan asupan nutrisi yang tepat.
Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh merasakan kelesuan keesokan harinya. Tanpa istirahat yang cukup, tubuh mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk memulihkan diri, sehingga menurunkan tingkat energi pada esok hari.
Di sisi lain, tidur berlebihan juga dapat menyebabkan perasaan lesu yang serupa. Ini mungkin ada hubungannya dengan siklus alami tidur dan bangun tubuh. Tidur terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pada siklus ini, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan kelesuan.
Beberapa obat dapat menyebabkan kurangnya energi atau perasaan tidak peduli. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap efek ini.
Siapa pun yang mengonsumsi obat yang menyebabkan mereka mengalami kelesuan sebagai efek samping sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Beberapa efek samping bersifat sementara sembari tubuh beradaptasi dengan obat tersebut. Dalam kasus lain, dokter mungkin akan menurunkan dosis atau menyarankan penggantian obat.
Sejumlah kondisi medis diduga menjadi faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami letargi. Kondisi medis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Dokter Anda biasanya akan mengambil riwayat medis lengkap untuk mendiskusikan kondisi medis Anda sebelumnya. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi:
Pengujian diagnostik biasanya tergantung pada apa yang dicurigai dokter Anda sebagai penyebab yang mendasari. Misalnya, jika dokter mengira Anda mungkin memiliki kelainan tiroid, mereka mungkin akan melakukan tes darah untuk menentukan apakah hormon tiroid Anda tinggi atau rendah. Dokter juga mungkin akan menerapkan studi pencitraan seperti CT scan atau MR jika mereka mencurigai penyebabnya terkait dengan otak, seperti cedera kepala, stroke, atau meningitis.
Perawatan untuk kelesuan tergantung pada penyebabnya. Misalnya, dokter akan meresepkan antidepresan jika letargi disebabkan oleh depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Selain itu, Anda bisa mempraktikkan kebiasaan sehat di rumah untuk mengurangi rasa lelah yang mendera. Contohnya termasuk:
Mencegah kelesuan mungkin tidak dapat dilakukan dalam setiap kasus. Tetapi secara umum, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk memiliki lebih banyak energi dan tetap termotivasi setiap hari.
Ini termasuk: