Kista epidermoid adalah benjolan kecil berisi cairan kuning berbau di bawah kulit yang bersifat nonkanker. Simak informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan hingga pencegahan!
Kista epidermoid adalah benjolan kecil non-kanker (tidak ganas) yang muncul di bawah kulit. Benjolan ini bisa muncul di mana saja pada kulit, tetapi paling sering di wajah, leher, punggung, dan alat kelamin. Ini jarang terjadi pada anak-anak, tetapi sering terjadi pada orang dewasa.
Benjolan ini berukuran sebesar kelereng hingga bola golf, berwarna kuning kecokelatan, bisa digerakkan, dan benjolan berisi cairan kekuningan yang berbau tidak sedap. Kista ini tumbuh lambat dan tidak terasa sakit, tetapi dalam beberapa kasus menyebabkan rasa nyeri, iritasi, pecah, dan infeksi.
Kista ini dapat muncul pada semua bagian tubuh, tetapi lebih sering muncul di wajah, leher, wajah, telinga, leher, dada, punggung, dan alat kelamin.
Berikut ini tanda dan gejala kista epidermoid:
Biasanya benjolan kista tidak menimbulkan masalah atau membutuhkan pengobatan. Namun, segera ke dokter jika memiliki satu atau lebih gejala, meliputi:
Permukaan kulit (epidermis) terdiri dari lapisan tipis sel pelindung yang terus menerus dihasilkan oleh tubuh. Biasanya kista ini terbentuk ketika sel-sel pelindung bergerak lebih dalam ke kulit dan berkembang, yang seharusnya mengelupas.
Terkadang penyebabnya adalah karena iritasi atau cedera pada kulit atau bagian paling dangkal dari folikel rambut.
Sel-sel epidermis akan membentuk dinding kista dan kemudian mengeluarkan protein keratin ke bagian dalam. Keratin adalah zat berwarna kuning kental yang terkadang keluar dari kista. Pertumbuhan sel yang tidak normal ini mungkin terjadi akibat kerusakan folikel rambut atau kelenjar minyak pada kulit.
Kebanyakan orang menyebut kista epidermoid sebagai kista sebasea (jarang terjadi), tetapi keduanya berbeda. Ini karena keduanya muncul dari kelenjar yang mengeluarkan bahan berminyak yang melumasi rambut dan kulit (kelenjar sebasea).
Hampir setiap orang dapat memiliki satu atau lebih kista ini pada tubuhnya, tetapi ada beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena, ini termasuk:
o Sindrom nevus sel basal.
o Pachyonychia congenita tipe 2.
o Sindrom Gardner.
Guna memastikan kista epidermoid, dokter biasanya akan membuat diagnosis dengan memeriksa kista, dan area sekitarnya, serta menanyakan riwayat kesehatan Anda. Dokter juga akan menanyakan detail tentang berapa lama benjolan muncul dan apakah berubah dari waktu ke waktu.
Dokter kemudian akan mengikis sel kulit pada area kista dan memeriksanya di bawah mikroskop, atau mengambil sampel kulit (biopsi) untuk melakukan analisis terperinci di laboratorium.
Tenaga medis biasanya dapat mendiagnosis hanya dengan pemeriksaan, tetapi terkadang memerlukan ultrasonografi (USG) atau rujukan ke dokter kulit untuk memastikan diagnosis tersebut.
Kista ini tidak perlu diangkat jika berukuran kecil, tidak terasa sakit, dan tidak kemerahan, bengkak. Namun, dokter biasanya akan menganjurkan pengangkatan jika kista memiliki kondisi berikut:
Berikut ini beberapa pengobatan untuk kista epidermoid:
Kista ini berpotensi mengalami komplikasi, meliputi:
Belum ada cara yang untuk mencegah kista ini. Namun, Anda dapat mencegah kemungkinan infeksi dan jaringan parut dengan tidak memencet, memecahkan, menusuk kista dengan jarum, atau membukanya. Jika melakukannya, ini sering kali menyebabkan infeksi dan jaringan parut.
Anda juga dapat mengompres menggunakan kain hangat atau lembap untuk mengeringkan kista dan membantu proses penyembuhan.
Jika kista meradang atau terinfeksi parah, segera dapatkan perawatan medis.