DokterSehat.Com – Kita semua butuh makan agar bisa bertahan hidup. Namun, kita juga tidak bisa sembarangan mengonsumsi makanan. Pasalnya, makanan yang dikonsumsi bisa saja membuat tubuh mengalami keracunan makanan, dan hal ini sudah banyak terjadi. Lantas, apa itu keracunan makanan? Apa penyebab keracunan makanan? Apa ciri & gejala keracunan makanan? Bagaimana mengobati keracunan makanan?
Keracunan makanan adalah suatu kondisi di mana terjadi gangguan pada sistem pencernaan akibat konsumsi makanan atau minuman tertentu yang terkontaminasi. Umumnya, makanan atau minuman tersebut terkontaminasi oleh virus, bakteri, maupun mikroorganisme berbahaya lainnya.
Kendati bisa menimbulkan efek yang cukup serius, keracunan makanan adalah kondisi yang tergolong ringan dan dapat disembuhkan dengan mudah dan cepat. Bahkan, bebeberapa orang tidak memerlukan pengobatan khusus apapun dan hanya perlu menunggu selama sekian hari sampai keracunan benar-benar hilang.
Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab keracunan makanan. Berikut ini adalah penyebab keracunan makanan yang penting untuk Anda ketahui dan waspadai.
Virus adalah salah satu penyebab keracunan makanan yang paling umum. Pada kasus ini, jenis virus yang mengontaminasi makanan dan minuman bernama ‘norovirus’.
Norovirus yang masuk ke dalam tubuh Anda melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi akan bereaksi sekitar 12 sampai 48 jam pasca mengonsumsinya.
Keracunan makanan akibat kontaminasi virus akan menyebabkan Anda mengalami:
Selain virus, bakteri adalah penyebab keracunan makanan lainnya yang paling umum terjadi. Jenis bakteri yang biasanya mengontaminasi makanan dan minuman hingga menyebabkan keracunan makanan antara lain:
Sama seperti virus, bakteri-bakteri ini menyebabkan seseorang mengalami keracunan makanan yang ditandai dengan kondisi:
Mikroorganisme ‘jahat’ lainnya seperti parasit juga patut Anda waspadai karena dapat menyebabkan tubuh mengalami keracunan makanan. Jenis parasit yang umumnya mengontaminasi makanan maupun minuman adalah Giardia duodenalis.
Parasit tersebut memang sudah lazim hidup di dalam saluran pencernaan, baik manusia maupun hewan. Makanan dan minuman adalah ‘kendaraan’ bagi Giardia duodenalis untuk masuk ke dalam tubuh.
Sejumlah komplikasi yang ditimbulkan oleh kehadiran Giardia duodenalis ini meliputi:
Keracunan makanan yang Anda alami juga bisa disebabkan oleh cara mengolah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari, yakni:
Ada sejumlah jenis makanan yang memiliki risiko tinggi untuk terkontaminasi oleh mikroorganisme jahat penyebab keracunan makanan, seperti:
Oleh sebab itu, ada baiknya untuk mengolahnya sampai benar-benar matang, entah itu dengan cara direbus atau dipanggang. Hal ini guna memastikan mikroorganisme yang terdapat di dalam makanan-makanan tersebut benar-benar mati.
Tubuh yang mengalami keracunan makanan dapat dikenali melalui sejumlah ciri dan gejala khas keracunan makanan. Berikut adalah ciri-ciri keracunan makanan yang perlu Anda ketahui dan waspadai:
Pada kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri E. Coli, gejala keracunan makanan berupa diare bahkan sampai ke tahap diare yang disertai darah, pun komplikasi terkait lainnya seperti sindrom uretik hemolitik. Segera periksakan diri ke dokter manakala Anda mengalami ciri-ciri keracunan makanan di atas agar bisa segera ditangani.
Guna memastikan kondisi keracunan makanan yang Anda alami, sekaligus mencari penyebab keracunan makanan sehingga bisa disesuaikan dengan langkah penanganan, dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan, yang terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien sehubungan dengan keluhan yang dialami.
Setelah itu, dokter akan melanjutkan dengan melakukan prosedur pemeriksaan fisik, meliputi:
Jika diperlukan (berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik), dokter mungkin saja akan melanjutkan prosedur diagnosis keracunan makanan ke pemeriksaan penunjang, seperti:
Seperti yang sudah disampaikan di awal, umumnya keracunan makanan adalah kondisi ringan yang bahkan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Kalaupun Anda memerlukan pengobatan, cara mengatasi keracunan makanan ini terbilang mudah dan bisa dilakukan secara mandiri di rumah.
Beberapa cara mengatasi keracunan makanan antara lain:
Oleh karena kasus keracunan makanan hampir bisa dipastikan karena adanya kontaminasi dari mikroorganisme ‘jahat’, maka cara mengatasi keracunan makanan yang pertama harus dilakukan adalah memberikan obat antibiotik.
Periksakan diri ke dokter terlebih dahulu guna mendapatkan resep obat antibiotik yang sesuai dengan kondisi keracunan makanan yang Anda alami.
Salah satu ciri-ciri keracunan makanan adalah diare. Untuk itu, pemberian obat diare juga dianjurkan guna mengatasi kondisi ini.
Umumnya, jenis obat diare yang diberikan oleh dokter (sesuai dengan rekomendasi dari Kemenkes RI) adalah yang mengandung aluminium hidroksida dan kaopectate. Obat-obatan tersebut diberikan apabila diare sudah berlangsung selama berhari-hari.
Akibat diare yang terjadi, ‘korban’ keracunan makanan akan mengalami dehidrasi. Guna mengatasi hal ini, maka dokter akan melakukan langkah penanganan guna, yakni dengan memberikan cairan elektrolit yang mengandung kalium, kalsium, dan natrium untuk menjaga pasien tetap terhidrasi.
Selain cairan elektrolit, pasien juga disarankan meminum larutan oralit sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang.
Cara mengatasi keracunan makanan yang bisa Anda terapkan di rumah di antaranya:
Keracunan makanan disebabkan oleh kontaminasi virus, bakteri, maupun parasit, dan hal ini berkaitan dengan masalah kebersihan (higienitas). Oleh sebab itu, cara mencegah keracunan makanan adalah dengan:
Itu dia informasi mengenai keracunan makanan. Semoga bermanfaat!
Sumber: