Keracunan arsenik adalah salah satu jenis keracunan yang menjadi ancaman bagi para pekerja industri pembuatan produk dengan bahan baku arsenik. Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari gejala, penyebab, diagnosis, hingga pengobatan dan pencegahannya.
Keracunan arsenik (arseninosis) adalah kondisi ketika seseorang menghirup atau menelan arsenik dalam kadar yang tinggi. Arsenik sendiri adalah sejenis karsinogen yang memiliki warna abu-abu, perak, atau putih.
Arsenik biasanya digunakan dalam bidang industri seperti pertambangan, peleburan tembaga, pengawet kayu, tekstil, produksi kaca, dan lainnya. Zat ini sangat beracun bagi manusia. Sayangnya, arsen tidak memiliki aroma yang tajam sehingga sering kali orang terpapar zat tersebut tanpa menyadarinya.
Arsenik sendiri terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu:
Keduanya sama-sama memiliki racun yang berbahaya bagi manusia. Akan tetapi, efek racun dari arsenik inorganik lebih parah ketimbang yang organik apabila sampai terhirup atau tertelan.
Keracunan arsenik ditandai dengan sejumlah ciri dan gejala, yaitu:
Paparan arsenik dalam jangka panjang dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, meliputi:
Segera cari pertolongan medis apabila mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas, khususnya untuk Anda yang memang bekerja atau beraktivitas di tempat dengan paparan arsenik yang cukup tinggi. Penanganan medis sedini mungkin perlu untuk mencegah kondisi bertambah buruk yang mana hal ini dapat mengancam keselamatan jiwa.
Air tanah yang terkontaminasi adalah penyebab paling umum dari keracunan arsenik. Arsen sudah ada di bumi dan dapat meresap ke dalam air tanah. Selain itu, air tanah juga bisa saja menampung limbah arsen yang berasal dari pabrik. Jika air tersebut sampai tertelan—apalagi dalam jangka panjang—hal ini dapat memicu terjadinya keracunan tersebut.
Penyebab lain dari keracunan zat ini adalah sebagai berikut:
Sementara itu, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami keracunan zat yang satu ini, yaitu:
Korban keracunan arsenik harus menjalani prosedur diagnosis oleh dokter. Ini tidak hanya akan membantu korban untuk mendapatkan perawatan yang tepat, tetapi juga untuk mengetahui penyebab yang mendasari sehingga diharapkan risiko tepapar zat yang sama pada masa mendatang dapat terminimalisir.
Dalam mendiagnosis keracuna, dokter akan melakukan sejumlah tes. Tes bertujuan untuk mengukur kadar arsenik dalam tubuh. Tes dilakukan terhadap:
Tes urine paling sering digunakan dalam kasus paparan akut yang terjadi dalam beberapa hari. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), semua tes lain mengukur paparan jangka panjang (setidaknya dalam kurun waktu enam bulan).
Namun sebelum melakukan tes, dokter mungkin akan melakukan sedikit pemeriksaan fisik untuk mencari tahu adanya abnormalitas pada tubuh sebagai efek dari paparan racun.
Pengobatan tergantung pada intensitas keracunan yang pasien alami. Pada intinya, pengobatan bertujuan untuk menghilangkan racun yang masuk sebelum menyebabkan kerusakan pada tubuh.
Pertolongan pada kasus keracuna arsenik meliputi:
Selain itu, ada juga terapi khelasi. Metode pengobatan ini menggunakan bahan kimia tertentu, termasuk asam dimercaptosuccinic dan dimercaprol. Keduanya bekerja untuk mengisolasi arsenik dari protein darah.
Paparan arsenik dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi berupa kanker. Jenis kanker yang berhubungan dengan arsenik adalah:
Keracunan arsenik dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya seperti:
Pada wanita hamil, paparan arsenik dapat menyebabkan komplikasi janin atau cacat lahir setelah melahirkan. Sementara itu, anak-anak yang terpapar arsenik dalam jangka panjang kemungkinan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Bagaimana cara mencegah diri dari paparan arsenik yang beracun? Berikut sejumlah tipsnya: