Apakah itu katarak? Katarak adalah sebuah kondisi di mana lensa menjadi keruh sehingga membuat pandangan menjadi buram. Gangguan pada mata ini adalah penyebab utama hilangnya penglihatan pada orang yang berusia di atas 40 tahun.
Katarak menyebabkan lebih banyak masalah penglihatan secara global daripada kondisi atau penyakit mata lainnya, dan jumlah penderita gangguan mata ini meningkat dengan populasi yang menua. Di Indonesia, hasil survei kebutaan yang dilakukan oleh Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di 15 provinsi, 81 persen kasus kebutaan terjadi akibat katarak.
Sebelum menjelaskan mengenai penyebab katarak, hal penting yang harus diketahui adalah fungsi lensa pada mata. Lensa di dalam mata berfungsi seperti lensa kamera, ia memfokuskan cahaya ke retina untuk menciptakan penglihatan yang jelas.
Lensa juga berguna untuk menyesuaikan fokus mata, sehingga membuat Anda bisa melihat segala sesuatu dengan jelas baik dari dekat maupun dari jauh.
Perlu Anda ketahui, lensa sendiri sebagian besar terbuat dari air dan protein. Protein diatur dengan cara yang tepat untuk menjaga lensa tetap jernih dan membiarkan cahaya melewatinya.
Akan tetapi seiring bertambahnya usia, beberapa protein dapat menggumpal dan mulai mengaburkan area kecil lensa, sebuah kondisi yang disebut sebagai katarak. Seiring waktu, gumpalan dapat tumbuh lebih besar dan lebih banyak menutupi lensa.
Hingga kini tidak ada yang tahu pasti mengapa lensa mata berubah seiring bertambahnya usia kemudian membentuk katarak. Namun, beberapa pakar telah mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan ini, antara lain:
Salah satu teori mengungkapkan bahwa, banyak katarak disebabkan oleh perubahan oksidatif pada lensa mata. Hal ini didukung oleh studi nutrisi yang menunjukkan buah dan sayuran mengandung antioksidan tinggi dapat membantu mencegah katarak jenis tertentu.
Gangguan penglihatan tidak selalu terkait dengan usia, jenis-jenis katarak tersebut, di antaranya:
Gangguan penglihatan ini dapat berkembang setelah operasi mata untuk kondisi lain, seperti glaukoma, atau sebagai akibat dari masalah kesehatan seperti diabetes. Penggunaan steroid dapat meningkatkan risiko.
Cedera mata dapat memicu katarak hingga beberapa tahun kemudian.
Beberapa jenis paparan radiasi dapat menyebabkan pembentukan gangguan penglihatan ini.
Gangguan penglihatan ini dapat muncul saat lahir dan sering terjadi di kedua mata. Kondisi ini tidak selalu memengaruhi penglihatan, tetapi tindakan operasi mungkin juga diperlukan.
Berikut ini adalah beberapa gejala katarak yang bisa terjadi, antara lain:
Apabila muncul ciri-ciri katarak seperti di atas, disarankan untuk pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis mata.
Perlu diketahui, bahwa gejala gangguan penglihatan ini umumnya berkembang dengan perlahan. Pada awalnya penderita tidak akan menyadari ada gangguan penglihatan, karena hanya sebagian kecil lensa mata yang mengalami katarak.
Umumnya, gangguan penglihatan ini tidak menyebabkan rasa sakit pada mata, namun penderita bisa merasakan nyeri pada mata, terutama jika kondisi yang dialami sudah parah atau terdapat gangguan mata lainnya. Seiring waktu, katarak dapat menyebabkan hilangnya penglihatan.
Jika Anda mengalami perubahan penglihatan secara mendadak seperti penglihatan ganda atau kilatan cahaya, nyeri mata tiba-tiba, atau sakit kepala mendadak, segera temui dokter.
Pada umumnya, dokter akan meninjau riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan mata. Beberapa tes yang bisa disarankan dokter, antara lain:
Tes ketajaman visual ini menggunakan grafik mata untuk mengukur seberapa baik Anda dapat membaca serangkaian huruf. Mata diuji satu per satu, sementara mata lainnya tertutup.
Dengan menggunakan grafik atau alat penglihatan dengan huruf yang semakin kecil, dokter mata akan menentukan apakah Anda memiliki penglihatan 20/20 atau jika penglihatan menunjukkan tanda-tanda penurunan nilai.
Tes ini memungkinkan dokter mata untuk melihat struktur di bagian depan mata dengan kaca pembesar. Metode ini menggunakan garis cahaya yang intens untuk menerangi kornea, iris, lensa, dan ruang antara iris dan kornea
Cara ini memungkinkan dokter untuk melihat struktur ini dalam bagian-bagian kecil, yang membuatnya lebih mudah untuk mendeteksi adanya kelainan.
Sebelum melakukan tes ini, dokter mata akan memberi obat tetes mata untuk membuka pupil lebih lebar. Hal ini membuatnya lebih mudah untuk memeriksa bagian belakang mata (retina). Dengan menggunakan slit lamp atau alat khusus yang disebut ophthalmoscope, dokter mata dapat memeriksa lensa apakah ada tanda-tanda katarak.
Hingga saat ini belum ada obat-obatan atau makanan yang dapat menyembuhkan penyakit mata ini. Satu-satunya cara efektif adalah operasi. Sedangkan untuk pencegahannya, lindungi mata agar tidak banyak terpapar sinar UV.
Operasi perlu dilakukan apabila gangguan penglihatan ini sudah mengganggu aktivitas rutin sehari-hari dan apabila kacamata sudah tidak lagi membantu. Operasi katarak dapat dilakukan dengan bius lokal atau tetes dan tanpa rawat inap.
Dalam operasi ini, lensa yang keruh akan diangkat dan diganti dengan lensa tiruan. Lensa tiruan ini terbuat dari plastik atau silikon, dan dapat digunakan untuk seumur hidup. Sedangkan pada kondisi di mana lensa tiruan tidak bisa dipasang, pasien harus mengenakan kacamata atau lensa kontak pasca operasi mata untuk memperbaiki penglihatan.
Rasa tidak nyaman di mata umumnya dirasakan hingga beberapa hari pasca operasi. Pada pasien dengan katarak di kedua mata, operasi dilakukan secara terpisah hingga pasien sembuh dari operasi pertama, yaitu sekitar 6-12 minggu.
Meskipun terdapat kontroversi tentang apakah gangguan penglihatan ini dapat dicegah atau tidak, sejumlah penelitian menunjukkan nutrisi tertentu dan suplemen gizi dapat mengurangi risiko gangguan penglihatan, sementara klaim lainnya soal katarak belum bisa dipastikan dengan ilmiah.
Merokok meningkatkan risiko gangguan mata. Sebuah penelitian yang diterbitkan di U.S. National Library of Medicine telah mengaitkannya dengan peningkatan 3 kali lipat dalam katarak. Bahkan, penelitian tersebut mengungkapkan seorang perokok dapat mengalami gejala katarak lebih awal.
Makanan sehat mengurangi risiko penyakit, termasuk masalah mata. Pola makan yang sehat seperti konsumsi banyak buah, sayuran, biji-bijian utuh, karbohidrat kompleks, lemak baik seperti alpukat, minyak zaitun, dan minyak omega, serta protein nabati bersumber atau protein tanpa lemak yang bersumber dari hewan.
Selain itu, lutein dan zeaxanthin adalah karotenoid yang diklaim bisa ‘mencegah’ gangguan penglihatan ini.
Obesitas secara signifikan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2, di mana hal itu merupakan faktor risiko katarak. Mempertahankan berat badan yang sehat dan mengendalikan diabetes akan membantu mengurangi risiko.
Faktor lain yang dapat membantu melindungi dari gangguan penglihatan adalah: