Kaheksia adalah adalah suatu kondisi yang menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrem dan pengecilan otot. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga penanganan kaheksia, selengkapnya di bawah ini.
Kaheksia atau wasting syndrome adalah kondisi yang menyebabkan penurunan berat badan yang ekstrem, pengecilan otot, dan hilangnya lemak tubuh. Keadaan ini memengaruhi orang-orang yang berada di tahap akhir penyakit serius seperti kanker, HIV/AIDS, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit ginjal, dan gagal jantung kongestif.
Society on Sarcopenia, Cachexia and Wasting Disorders mendefinisikan kaheksia sebagai sindrom multifaktorial yang ditandai dengan hilangnya massa otot rangka (dengan atau tanpa kehilangan massa lemak) yang tidak dapat sepenuhnya dipulihkan dengan dukungan nutrisi konvensional dan mengarah pada gangguan fungsional progresif.
Perbedaan antara kaheksia dan jenis penurunan berat badan lainnya adalah bahwa keadaan ini tidak disengaja. Seseorang yang mengembangkan sindrom ini akan makan lebih sedikit karena berbagai alasan.
Pada saat yang sama, metabolisme tubuhnya berubah yang membuatnya memecah terlalu banyak otot. Selain itu, peradangan dan zat yang diciptakan oleh tumor dapat memengaruhi nafsu makan dan menyebabkan tubuh membakar kalori lebih cepat dari biasanya.
Sejumlah peneliti menduga bahwa kaheksia adalah bagian dari respons tubuh untuk melawan penyakit. Saat simpanan nutrisi rendah, tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk bahan bakar otak, hal ini membuat tubuh memecah otot dan lemak.
Selain penurunan berat badan yang terjadi, seseorang dengan yang sindrom ini juga membuat tubuh penderitanya menjadi lemah dan rentan terhadap infeksi. Mendapatkan lebih banyak nutrisi atau kalori tidak cukup untuk mengatasi keadaan ini.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang umum terjadi saat seseorang memiliki sindrom ini, di antaranya:
Pada beberapa kasus, keadaan ini terkadang sulit dikenali, hal ini membuat dokter akan menggunakan berbagai kriteria untuk membantu diagnosis. Dalam sistem yang paling umum, seseorang harus memenuhi dua kriteria.
Salah satunya secara tidak sengaja kehilangan lebih dari 5 % dari berat badan selama 6-12 bulan. Sementara, kriteria lainnya adalah indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 20 pada orang di bawah 65 tahun atau BMI kurang dari 22 pada orang di atas 65 tahun.
Kaheksia adalah sindrom kompleks. Hal ini membuat penyebab pastinya dapat bervariasi tergantung pada fisiologi seseorang dan penyakit mendasar yang terkait dengannya.
Namun, beberapa faktor yang mendasari tetap konsisten di berbagai diagnosis, seperti:
Keadaan ini sering terjadi pada tahap akhir kondisi kesehatan yang parah. Oleh karena itu, seseorang perlu konsultasi dengan dokter tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah perkembangan sindrom ini, dan bagaimana hal ini dapat dikelola jika berkembang. Beberapa faktor yang meningkatkan kondisi ini, antara lain:
Pada beberapa kasus, 80% orang dengan kanker stadium akhir memiliki kaheksia. Hampir sepertiga orang dengan kanker meninggal karena kondisi ini.
Sel tumor melepaskan zat yang mengurangi nafsu makan. Sementara kanker dan pengobatannya juga dapat menyebabkan mual yang parah atau merusak saluran pencernaan, sehingga sulit untuk makan dan menyerap nutrisi.
Ketika tubuh mendapat lebih sedikit nutrisi, ia membakar lemak dan otot. Sel kanker menggunakan nutrisi terbatas yang tersisa untuk membantunya bertahan hidup dan berkembang biak.
Pada dasarnya, perawatan tergantung pada kondisi yang mendasarinya. Dikarenakan banyak faktor yang bisa berkontribusi terhadap sindrom ini, seseorang kemungkinan besar akan memiliki rencana medis yang menggabungkan beberapa jenis terapi untuk mengobati penyakitnya.
Beberapa langkah yang direkomendasikan untuk mendukung seseorang dengan kaheksia adalah:
Seseorang dapat mendapatkan kesenangan dari duduk bersama sambil makan bahkan ketika sedang tidak ingin makan. Menekankan pentingnya makan secara sosial daripada jumlah makanan dapat membantu seseorang memosisikan ulang hubungan emosional dan psikologis dengan makan.
Penderita sindrom ini lebih mungkin untuk mentolerir makanan berkalori tinggi dalam porsi kecil sepanjang hari daripada tiga kali makan besar sekaligus. Selain itu, Anda bisa menambahkan minuman suplemen tinggi nutrisi untuk meningkatkan asupan kalori di antara waktu makan kecil.
Jika terdapat anggota keluarga yang mengalami hal ini dan nafsu makannya mengalami penurunan, orang-orang terdekatnya tidak boleh memaksanya untuk makan. Pengecilan otot dan penurunan berat badan akan terus berlanjut meski seseorang dengan kondisi tersebut makan atau tidak.
Obat-obatan, seperti dronabinol, megestrol, dan glucocorticoids, dapat membantu nafsu makan dalam kondisi dan penyakit tertentu. Namun, makan lebih banyak tidak akan menghentikan perkembangan gejala atau memperbaiki pengecilan otot.
Nafsu makan yang meningkat dapat membantu seseorang berpartisipasi dalam makan bersama dan mengurangi rasa terisolasi, yang mana hal ini bermanfaat bagi kesehatan mental.
Selama Anda dapat menoleransi gejala yang muncul, olahraga dapat membantu membangun massa otot. Namun, tidak ada bukti tentang efektivitas olahraga sebagai ukuran terhadap sindrom ini.
Keadaan ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang sangat serius. Kaheksia dapat mempersulit perawatan untuk kondisi yang menyebabkannya dan menurunkan respons terhadap perawatan yang sedang dilakukan. Seseorang dengan kanker yang memiliki kondisi ini kurang mampu mentolerir kemoterapi dan terapi lain yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Munculnya keadaan ini merupakan efek samping dari kondisi medis yang mendasarinya, jadi fokus pencegahan terletak pada menjaga kondisi kronis yang menyebabkan hal tersebut.
Beberapa kondisi seperti PPOK atau HIV dapat dicegah. Namun, kondisi lain yang menyebabkan keadaan ini sebagian besar tidak dapat dihindari, seperti kanker, rheumatoid arthritis, dan penyakit Crohn. Gaya hidup aktif dengan nutrisi seimbang dapat mengurangi risiko kondisi kronis yang dapat menyebabkan sindrom ini.