Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah penyakit yang dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan bisa menyebabkan kematian jika tidak segera mendapatkan penanganan. Simak penjelasan mengenai gejala hingga cara mengobatinya dalam ulasan berikut.
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi yang dapat mengganggu pernapasan. Kondisi ini dapat memengaruhi sistem pernapasan atas, yang dimulai pada sinus hingga pita suara, atau hanya terjadi pada sistem pernapasan bawah, yang dimulai pada pita suara hingga paru-paru.
ISPA adalah penyakit yang umum menyerang anak-anak, lanjut usia (lansia), dan dapat menjadi berbahaya untuk orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Gejala awal dari penyakit ini biasanya muncul di hidung dan paru-paru bagian atas. Gejala lainnya termasuk:
Jika penyakit ISPA berlanjut, mungkin menimbulkan gejala seperti:
Pada beberapa kasus, penyakit ISPA dapat sembuh tanpa pengobatan medis. Akan tetapi segera ke dokter jika gejalanya semakin memburuk, seperti:
Baca Juga: 10 Manfaat Pernapasan Dalam untuk Kesehatan Fisik dan Mental
Virus penyebab infeksi saluran pernapasan akut dapat memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. Virus menyebar dengan mudah melalui udara yang terkontaminasi percikan batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Virus ini juga menular ke orang lain melalui kontak langsung, seperti berjabat tangan.
Virus ini dapat hidup berjam-jam di berbagai benda dan mainan. Menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh benda yang terkontaminasi kemungkinan juga akan terkena virus.
Orang yang terinfeksi paling menular dalam beberapa hari pertama setelah infeksi. Namun, virus dapat terus menyebar hingga beberapa minggu.
Beberapa virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut, di antaranya:
Virus ini adalah jenis mikroorganisme yang dapat menjadi penyebab ISPA. Adenovirus terdiri dari lebih dari 50 jenis virus yang diketahui juga menyebabkan pilek, bronkitis, dan pneumonia.
Pneumococcus adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Namun, ini juga dapat memicu penyakit pernapasan tertentu seperti pneumonia.
Rhinovirus adalah sumber infeksi yang umum pada manusia dan biasanya menyebabkan flu biasa, namun pada orang anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, pilek dapat berlanjut ke ISPA.
Virus dan bakteri mudah menyebar dan sulit untuk dihindari, sehingga beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terkena infeksi pernapasan akut, di antaranya:
Sistem kekebalan tubuh anak-anak dan lanjut usia lebih rentan terkena virus, sehingga rentan terkena ISPA.
Anak-anak khususnya berisiko karena kontak secara konstan dengan anak-anak lain yang mungkin menjadi pembawa virus. Begitu pun pada anak-anak jarang mencuci tangan secara teratur.
Selain itu, anak juga lebih cenderung menggosok mata dan memasukkan jari ke mulut, kondisi yang membuat penyebaran virus lebih mudah terjadi.
Orang yang memiliki penyakit jantung atau masalah pada paru-paru lebih berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan akut.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah mungkin sangat berisiko terkena penyakit ISPA karena lebih mudah terserang virus.
Perokok aktif juga sangat berisiko terkena infeksi saluran pernapasan akut dan bahkan perokok yang juga penderita ISPA lebih sulit untuk pulih.
Pemeriksaan awal untuk mendiagnosis penyakit, mungkin dokter menduga ISPA berdasarkan temuan dari pemeriksaan fisik dan waktu ketika gejala muncul. Selama pemeriksaan, dokter akan mendengarkan paru-paru melalui stetoskop untuk memeriksa mengi atau suara abnormal lainnya.
Tes laboratorium dan pencitraan biasanya tidak diperlukan. Namun, tes ini dapat membantu mendiagnosis komplikasi ISPA atau mengesampingkan kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa.
Berikut beberapa tes untuk mendiagnosis ISPA, di antaranya:
Perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan dapat meringankan gejala ISPA. Berikut beberapa tips yang dapat Anda terapkan untuk meredakan gejala:
Jaga agar ruangan tetap hangat tetapi tidak terlalu panas. Jika udaranya kering, humidifier dapat digunakan untuk melembapkan udara dan membantu meringankan hidung tersumbat dan batuk.
Pastikan untuk menjaga alat pelembap udara tetap bersih untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Kelembapan dalam ruangan yang ideal adalah sekitar 50 persen.
Istirahatlah yang cukup dan memperbanyak minum cairan. Untuk itu, selalu sediakan air minum di samping Anda. Selain itu, cairan hangat seperti sup juga dapat membantu melonggarkan hidung maupun tenggorokan dari lendir.
Menghirup uap panas atau berkumur dengan air garam merupakan cara yang aman untuk menghilangkan gejala ISPA.
Terpapar asap rokok dapat memperburuk gejala ISPA, oleh karena itu usahakan untuk menghindarinya.
Menggunakan obat tetes adalah cara yang aman dan efektif untuk mengurangi hidung tersumbat, bahkan untuk anak-anak. Gunakanlah beberapa tetes ke dalam satu lubang hidung untuk melonggarkan lendir yang mengeras atau kental.
Obat pereda nyeri seperti acetaminophen dan ibuprofen dapat membantu mengurangi demam dan meredakan sakit tenggorokan. Namun, sebelumnya tanyakan terlebih dahulu kepada dokter tentang dosis yang tepat untuk usia anak.
Jika penyakit ISPA parah, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Perawatannya meliputi:
Baca Juga: 12 Pertolongan Pertama pada Sesak Napas (Wajib Tahu)
Jika penyakit ISPA bertahan lama dan tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, hal tersebut dapat berubah menjadi salah satu atau beberapa kondisi berikut:
Meskipun tidak ada vaksin untuk virus penyebab ISPA. Tetapi ada beberapa tips yang dapat membantu mencegah penyebaran infeksi:
Pastikan tempat tinggal tetap bersih, mulai dari meja makan, meja dapur, dan kamar mandi. Jika batuk atau bersin menggunakan tisu, sesegera mungkin membuangnya.
Selalu mencuci tangan dengan seksama setelah melakukan aktivitas apapun, serta ajari anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan. Juga membersihkan mainan anak secara teratur, terutama ketika anak atau teman bermain sedang sakit.
Menggunakan gelas pribadi atau gelas sekali pakai saat Anda atau orang lain sakit. Guna memudahkan, beri label atau tanda pada cangkir masing-masing orang.
Batasi kontak bayi dengan orang yang menderita demam atau pilek. Tips ini sangat penting pada bayi prematur dan dua bulan pertama bayi lahir.
Bayi yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi terkena ISPA dan bahkan gejala berpotensi lebih parah. Jika Anda perokok aktif, jangan pernah melakukannya di dalam rumah.