Hipospadia: Penyebab, Gejala, Penanganan, Pencegahan, dll

Terbit: 10 March 2021 | Diperbarui: 18 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Hipospadia adalah cacat lahir di mana pembukaan uretra berada di bagian bawah penis. Perawatan yang tepat seperti operasi dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, sehingga penderitanya dapat buang air kecil dan bereproduksi secara normal sebagai laki-laki. Ketahui selengkapnya tentang kondisi ini mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.

Apa Itu Hipospadia?

Hipospadia adalah kondisi cacat lahir di mana pembukaan uretra, yaitu saluran yang menghubungkan kandung kemih ke luar tubuh dapat dilihat secara langsung karena berujung ke luar tubuh, berada di bagian bawah bukannya di ujung penis. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi dan pembedahan adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi penis dengan normal.

Penyebab Hipospadia

Hingga kini penyebab penyakit hipospadia belum diketahui dengan pasti. Berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko hipospadia:

1. Genetik

Kondisi ini lebih mungkin terjadi jika memiliki ayah atau saudara lelaki yang pernah mengalami kondisi serupa. Selain itu, bisa juga  terkait dengan beberapa sindrom genetik.

2. Perawatan kesuburan

Hipospadia bisa terjadi pada wanita yang menggunakan terapi hormon atau konsumsi obat tertentu untuk membantunya mendapatkan kehamilan.

3. Usia dan berat ibu

Kemungkinan bayi dilahirkan dengan hipospadia apabila ibunya mengalami kelebihan berat badan, hamil di atas 35 tahun, dan menderita diabetes sebelum kehamilannya.

4. Gangguan hormon

Pembentukan penis di dalam kandungan terbentuk antara minggu ke 9 sampai 12. Pada masa ini hormon testosteron memberi sinyal ke janin untuk membentuk uretra dan kulup. Apabila terdapat masalah dengan hormon, maka hal itu bisa menjadi penyebabnya.

Selain beberapa faktor di atas, hal-hal lain yang bisa menjadi penyebab hipospadia adalah paparan asap rokok, pestisida, atau seorang anak yang terlahir secara prematur.

Jenis Hipospadia

Kondisi ini hanya menyebabkan kelainan letak lubang uretra dan tidak mengganggu fungsi uretra, sehingga fungsi fungsi uretra untuk mengeluarkan urine tidak akan terganggu. Berikut adalah jenis hipospadia:

  • Dekat kepala penis (subcoronal).
  • Sepanjang batang penis (midshaft).
  • Antara penis dan skrotum, atau pada skrotum (penoscrotal).

Gejala Hipospadia

Pada kebanyakan kasus, pembukaan uretra ada di dalam kepala penis. Sedangkan untuk kasus yang jarang terjadi, pembukaan ada di dalam atau di bawah skrotum. Berikut adalah gejala hipospadia pada anak yang bisa dikenali:

  • Penis melengkung ke bawah.
  • Setengah bagian atas penis ditutupi kulup.
  • Semprotan tidak normal saat buang air kecil atau aliran urine tidak lurus.

Diagnosis Hipospadia

Tidak hanya ureter yang berada di posisi yang salah, tetapi kulup sering kali tidak sepenuhnya terbentuk di bagian bawahnya, sehingga membuat ujung penis terbuka.

Sekitar 8 dari 100 anak laki-laki dengan hipospadia juga memiliki testis yang belum sepenuhnya masuk ke dalam skrotum.

Dokter dapat mengidentifikasi penyakit ini dengan cara memeriksa penis bayi untuk melihat pembukaan di tempat yang salah. Dalam beberapa kasus, penis juga melengkung ke bawah (chordee) dan baru terlihat saat ereksi.

Penanganan Hipospadia

Pembedahan adalah langkah yang bisa dilakukan untuk membuat penampilan dan fungsi penis bekerja dengan normal. Beberapa ahli bedah menggunakan kateter di penis setelah operasi untuk menjaga agar urine tidak menyentuh pembedahan yang baru saja dilakukan. Pemberian antibiotik bisa diberikan saat kateter dipasang.

Setelah operasi, penis anak biasanya akan ditempelkan ke perutnya sehingga tidak mudah bergerak. Pelindung yang terbuat dari plastik biasanya akan digunakan untuk melindungi area bedah.

Usia yang tepat untuk pembedahan adalah 6 hingga 18 bulan, tergantung pada sejumlah faktor. Anda perlu mendiskusikan hal ini dengan dokter spesialis urologi. Tidak disarankan bagi anak untuk disunat sebelum operasi, karena kulit kulup mungkin diperlukan dalam pembedahan.

Seorang anak juga akan didorong untuk minum cairan sehingga ia akan buang air kecil. Buang air kecil akan mencegah tekanan menumpuk di uretra. Pada umumnya anak dapat meninggalkan rumah sakit pada hari yang sama saat operasi.

Lantas, berapa biaya operasi hipospadia? Pada dasarnya biaya yang dikeluarkan berbeda-beda tergantung rumah sakit, fasilitas, dan lamanya rawat inap. Tanyakan langsung ke Rumah Sakit Umum Daerah atau Pemerintah di kota Anda untuk menanyakan kisaran harganya.

Pencegahan Hipospadia

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan hipospadia pada bayi saat sedang hamil, antara lain:

  • Jangan merokok atau minum alkohol.
  • Jaga berat badan ideal.
  • Konsumsi suplemen asam folat.
  • Rutin periksa ke dokter kandungan.

Apabila tidak ditangani, maka bisa menimbulkan komplikasi seperti penyempitan saluran uretra, infeksi saluran kemih, dan perdarahan saat berkemih. Segera ke dokter spesialis urologi jika Anda (atau anak Anda) menemukan beberapa gejala hipospadia. Penanganan dini dapat mencegah bentuk penis tidak normal di kemudian hari.

  1. Anonim. 2019. Facts about Hypospadias. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/hypospadias.html (Diakses pada 23 Agustus 2019).
  2. Anonim. 2018. Hypospadias. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Hypospadias/ (Diakses pada 23 Agustus 2019).
  3. Mayo Clinic Stsff. 2018. Hypospadias. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypospadias/symptoms-causes/syc-20355148 (Diakses pada 23 Agustus 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi