Henoch-Schonlein purpura (HSP) adalah penyakit yang menyebabkan bintik merah di kulit. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti penyakit ginjal. Selengkapnya simak gejala, penyebab, hingga pengobatan dalam ulasan di bawah ini.
Henoch-Schonlein purpura adalah kelainan yang menyebabkan peradangan pembuluh darah kecil. Peradangan ini dapat terjadi di pembuluh darah kulit, usus, ginjal, dan sendi. Kondisi ini dapat menimbulkan bintik merah kecil di kulit tubuh bagian bawah.
HSP dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada anak di bawah 10 tahun. Anak laki-laki cenderung berisiko mengalami HSP dibandingkan anak perempuan. Orang dewasa dengan HSP lebih mungkin untuk memiliki penyakit ini lebih parah dibandingkan anak-anak.
Kondisi ini biasanya membaik dengan sendirinya, biasanya berakhir setelah 4 hingga 6 minggu. Namun, perawatan medis umumnya diperlukan apabila kelainan tersebut menyerang ginjal atau usus.
Sebelum gejala utama terjadi, penderita HSP mungkin mengalami demam 2 hingga 3 minggu, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri sendi. Gejala yang jarang adalah keterlibatan organ-organ lain, seperti otak, jantung, atau paru-paru.
Berikut adalah beberapa gejala HSP yang umum terjadi, di antaranya:
Ruam biasanya muncul pada semua pasien dengan penyakit HSP. Tampilan awal bintik-bintik merah kecil atau benjolan di bawah kaki, bokong, lutut, dan siku, yang cenderung seperti memar.
Ruam biasanya terjadi pada kedua sisi tubuh yang sama dan tidak pucat pada saat ditekan.
Peradangan yang melibatkan rasa sakit dan bengkak pada sendi terjadi pada beberapa kasus, khususnya yang memengaruhi lutut dan pergelangan kaki.
Peradangan sendi biasanya berlangsung hanya beberapa hari dan tidak menyebabkan masalah sendi kronis jangka panjang.
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin mengalami sakit perut sebelum ruam muncul. Terkadang, intususepsi (adanya bagian usus yang melipat masuk ke dalam bagian usus di dekatnya) dapat menyebabkan penyumbatan usus, yang mungkin memerlukan pembedahan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, muntah, diare, dan kadang-kadang ada darah dalam tinja.
Penyakit HSP dapat menyebabkan masalah ginjal, ditandai dengan gejala seperti protein atau darah dalam urine. Hal ini biasanya ditemukan saat Anda menjalani tes urine.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau gangguan ginjal secara cermat dan memastikan kondisinya, karena sekitar 5 persen pasien dapat terkena penyakit ginjal yang progresif. Sementara, sekitar 1 persen dapat terus terkena gagal ginjal.
Segera ke dokter jika Anda mengalami ruam yang terkait dengan kondisi ini dan menyebabkan masalah serius pada saluran pencernaan. Dapatkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Penyebab penyakit HSP tidak diketahui secara pasti. Namun, sistem kekebalan tubuh diyakini berperan dalam menyerang pembuluh darah yang terlibat (autoimun).
Respons imun abnormal terhadap infeksi dapat menjadi faktor dalam banyak kasus. Sekitar dua pertiga dari kasus penyakit HSP terjadi setelah seseorang terkena infeksi saluran pernapasan.
Beberapa kasus penyakit HSP telah dikaitkan dengan vaksinasi untuk tipus, kolera, demam kuning, campak, atau hepatitis B.
Selain itu, makanan, obat-obatan, bahan kimia, dan gigitan serangga juga diperkirakan bisa menjadi pencetusnya. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan cuaca dingin.
Sejumkah faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangan Henoch Schonlein purpura, antara lain:
Dokter mungkin menyarankan beberapa tes untuk menyingkirkan diagnosis lain dan menilai tingkat keparahannya. Terkadang, ketika diagnosis belum jelas, terutama jika satu-satunya gejala adalah ruam klasik, dokter mungkin melakukan biopsi kulit atau ginjal.
Urine dan tes darah mungkin akan dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda keterlibatan ginjal, dan mungkin perlu diulang selama beberapa kali untuk memantau perubahan fungsi ginjal.
Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, Anda dapat menggunakan obat nyeri, seperti acetaminophen atau obat nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen untuk nyeri sendi. Dalam beberapa kasus, obat-obatan kortikosteroid dapat digunakan.
Ruam dan sendi nyeri biasanya akan hilang setelah empat sampai enam minggu tanpa menimbulkan kerusakan permanen. Pada beberapa kasus, serangan ruam dapat kambuh tetapi tidak menimbulkan masalah pada sendi dan perut; serta akan sembuh dengan sendirinya.
Baca Juga: 10 Cara Mengobati Bintik Merah pada Kulit Disertai Gatal (Alami dan Medis)
Pada umumnya, gejala akan membaik dalam waktu satu bulan tanpa meninggalkan masalah yang berkepanjangan. Tetapi kekambuhan cukup umum terjadi.
Berikut ini komplikasi yang terkait dengan HSP, meliputi: