DokterSehat.Com – Apakah Anda, teman, atau anggota keluarga ada yang mengalami gagap dalam berbicara? Jika ya, maka hal ini tentunya cukup mengganggu, bukan? Belum lagi, kondisi ini kerap membuat tingkat kepercayaan diri menjadi menurun, pun komunikasi dengan orang sekitar menjadi tidak lancar. Lantas, apa itu gagap? Apa penyebab gagap? Bagaimana cara mengatasi gagap berbicara?
Gagap adalah suatu kondisi di mana seseorang mengidap gangguan verbal. Para pengidap gagap akan merasa kesulitan saat berbicara, biasanya ditandai oleh pengucapan suatu kata yang terbata-bata, pengulangan suku kata, atau memperpanjang pelafalan kata.
Gagap lazimnya dialami oleh anak usia di bawah 5 tahun (balita). Hal ini merupakan suatu kewajaran karena usia tersebut memang masa-masa di mana anak sedang belajar berbicara. Seiring dengan bertambahnya usia, kondisi gagap pun hilang dengan sendirinya. Namun, ada beberapa kasus di mana gagap juga dialami oleh orang dewasa, yang mana hal ini disebabkan oleh gangguan pada saraf atau otot.
Gagap adalah gangguan verbal yang tidak terjadi begitu saja. Faktanya, ada sejumlah penyebab gagap beserta faktor risiko yang memicu seseorang untuk mengalami kondisi ini.
Dilihat dari penyebabnya, gagap dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, gagap lazimnya dialami oleh anak di bawah usia 5 tahun (balita). Proses tumbuh kembang yang masih berjalan, termasuk dalam hal kemampuan verbal, menjadikan anak berpotensi mengalami gagap.
Pada konteks ini, gagap adalah hal yang wajar. Kondisi gagap pada anak biasanya akan hilang sendirinya seiring dengan pertumbuhan usianya.
Penyebab gagap juga bisa karena faktor psikis (psikogenik). Di sini, seseorang mengalami gagap oleh karena adanya trauma, pun gangguan dalam hal kemampuan nalar dan berpikir. Terapi psikologi dibutuhkan guna mengatasi kondisi gagap psikogenik ini.
Sementara itu, penyebab gagap yang terakhir adalah adanya masalah pada fungsi otak, saraf, atau otot yang berkaitan dengan kemampuan verbal. Gagap yang disebut sebagai gagap neurogenik ini dimungkinkan karena penderitanya pernah mengalami kecelakaan, atau bahkan mengidap penyakit stroke.
Tak hanya itu, sejumlah faktor risiko turut andil dalam membuat seseorang mengalami gagap, atau bahkan memperparah kondisi gagap yang sudah diderita, yaitu:
Kesulitan dalam berbicara adalah ciri atau gejala gagap yang paling utama. Seseorang yang mengalami gagap biasanya kerap mengulang suku kata atau memperpanjangnya. Sebagai contoh, kata “mobil” dilafalkan dengan “mo-mo-mobil” atau “mmmmmobil”.
Selain itu, penderita gagap juga terbata-bata dalam berbicara dan lazim menggumam sebagai jeda dalam berbicara. Tidak menatap lawan bicara juga jadi ciri-ciri gagap lainnya yang dapat dikenali.
Sementara itu, jika dilihat dari kondisi fisik atau gestur tubuh, ciri atau gejala gagap meliputi:
Pada perkembangannya, gagap yang dialami bisa berujung pada rasa stres, kelelahan, merasa tertekan, tergesa-gesa, atau malah sangat bersemangat. Menariknya, kondisi ini hilang manakala penderita gagap sedang berbicara pada dirinya sendiri.
Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami satu atau beberapa dari gejala gagap, yang lantas disertai dengan kondisi seperti berikut ini:
Guna mendiagnosis perihal kondisi gagap yang Anda derita, serta menentukan metode pengobatan apa yang tepat untuk mengatasi gagap, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Pertama-tama, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait keluhan gagap yang Anda alami. Umumnya, dokter akan menanyakan kepada Anda:
Selanjutnya, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien, seperti cara berbicara, pun mengidentifikasi adanya bekas luka akbiat kecelakaan, mengingat trauma kecelakan juga menjadi salah satu penyebab gagap yang dialami seseorang.
Selain itu, jika ternyata pasien mengalami penyakit seperti stroke dan sindrom Tourette, maka hal ini bisa dijadikan rujukan bagi dokter untuk mendiagnosis penyebab gagap yang diderita oleh pasien.
Dari hasil pemeriksaan, barulah dapat ditentukan terapi pengobatan apa yang tepat untuk ditegakkan pada pasien penderita gagap. Pasalnya, cara menghilangkan gagap ada beberapa macam, dan hal ini disesuaikan dengan penyebab gagap yang dialami pasien.
Cara mengatasi gagap yang lazim dilakukan adalah:
Cara menghilangkan gagap yang pertama yakni dengan melakukan terapi berbicara. Cara ini dimaksudkan agar frekuensi gagap pada pasien dapat diminimalisir. Dokter akan meminta pasien untuk mengontrol laju bicara, mengontrol napas saat berbicara, hingga mengidentifikasi kapan gejala gagap muncul.
Tak hanya itu, terapi verbal adalah cara mengatasi gagap yang bertujuan untuk meredakan rasa gelisah yang dialami pasien saat ia berbicara.
Sementara itu, cara menghilangkan gagap dengan menegakkan terapi kognitif bertujuan untuk mengubah pola pikir pasien yang berpotensi malah memperparah kondisi gagap yang ia derita. Terapi ini juga diklaim dapat menghilangkan pemicu gagap seperti rasa stres dan khawatir.
Delayed auditory feedback (DAF) adalah sebuah alat yang memiliki fungsi untuk mengontrol gejala gagap yang dialami pasien. Cara kerja DAF ini adalah dengan merepetisi kata atau kalimat yang dilafalkan oleh pasien, sehingga seolah-olah pasien berbicara serempak dengan orang lain.
Selain itu, dukungan dari orang sekitar, terutama orang-orang terdekat seperti keluarga, juga diharapkan dapat membantu proses pemulihan gagap yang dialami pasien. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
Itu dia informasi mengenai penyakit gagap yang perlu Anda ketahui. Dengan pengobatan yang tepat dan terencana, gagap sesungguhnya dapat diatasi. Semoga bermanfaat!