Flu babi adalah penyakit influenza yang merebak di tahun 1918 dan pada saat itu dinyatakan sebagai pandemi. Penyakit ini kembali mewabah di tahun 2009 dan merenggut 149 korban jiwa di Meksiko dan menyerang 1.600 orang lainnya. Sementara di Indonesia terdapat 86 orang positif terkena wabah tersebut pada saat itu. Baca terus untuk mendapatkan informasi lengkap tentang gejala, penyebab, pengobatan hingga pencegahannya di bawah ini.
Swine flu atau flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus H1N1. Virus ini ditularkan oleh babi kepada manusia, terutama kepada peternak babi dan dokter hewan. Meskipun jarang, orang yang terinfeksi penyakit ini juga dapat menularkannya kepada orang lain.
H1N1 adalah kombinasi virus dari babi, burung dan manusia. Selama musim flu 2009 sampai 2010 lalu, virus ini menyebabkan infeksi pernapasan pada manusia. Banyak penduduk di dunia sakit karena flu jenis ini, sehingga World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan flu babi sebagai pandemi global.
Tanda dan gejalanya sulit dibedakan karena mirip dengan virus flu musiman lainnya. Gejala flu babi secara umum berkembang antara satu sampai tiga hari setelah terinfeksi.
Gejala dari flu babi termasuk:
Jika Anda mengalami tanda dan gejala flu biasa, seperti demam, batuk, dan tubuh terasa sakit, tidak perlu ke dokter. Kondisi ini cukup diobati di rumah, tetapi segera hubungi dokter jika Anda memiliki gejala flu babi dan sedang hamil atau memiliki penyakit kronis, seperti asma, emfisema, diabetes, atau penyakit jantung karena berisiko mengalami komplikasi flu yang lebih tinggi.
Virus flu babi dapat menjadi penyakit yang mengancam jiwa bagi anak-anak, terutama anak berusia 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, dan penderita penyakit kronis.
Jika si kecil terserang flu dan muncul gejala-gejala berikut, segera cari perawatan darurat:
Flu babi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza H1N1. Virus tipe A ini dapat bercampur dengan jenis virus lain dan menciptakan jenis baru yang merupakan penyebab pandemi di tahun 2009 sampai 2010.
Virus H1N1 merupakan virus tipe A dengan gen babi, manusia, dan unggas yang bermetamorfosis pada babi selama beberapa tahun sebelum pandemic. Ini sebabnya dinamai flu babi karena dianggap mirip dengan virus yang menginfeksi babi.
Influenza dapat terjadi pada babi kapan saja, tetapi paling sering terjadi di negara yang memiliki musim gugur (akhir musim) dan musim dingin, yang mirip dengan musim flu manusia.
Berikut dua hal yang menjadi penyebab flu babi:
Terkadang babi dapat menularkan flu kepada manusia ketika melakukan kontak dengan hewan ini, seperti melalui percikan bersin, batuk, atau menghirup udara yang terkontaminasi virus flu babi. Virus ini dapat menyebar dengan cepat ketika manusia memiliki kekebalan tubuh yang lemah.
Ini adalah cara yang jauh lebih jarang untuk tertular flu babi, tetapi berisiko terutama bagi mereka yang kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Perlu diketahui, bahwa virus H1N1 tidak menular karena memakan daging babi. Meskipun begitu selalu pastikan daging ini dimasak dengan benar.
Siapa pun bisa terkena flu babi, tetapi ada beberapa orang yang lebih mungkin terkena virus ini. Berikut orang yang lebih berisiko terkena virus H1N1:
Dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, bertanya untuk mencari tanda dan gejala influenza, dan mungkin melakukan tes untuk mendeteksi virus influenza. Ada beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis flu ini, tetapi tidak semua penderita flu perlu dites.
Dokter lebih cenderung menggunakan tes untuk mendiagnosis flu jika:
Dokter juga dapat menggunakan tes untuk menentukan apakah virus flu merupakan penyebab munculnya gejala atau jika Anda memiliki atau menunjukkan tanda-tanda masalah lain selain flu, seperti:
Tes yang paling umum digunakan adalah tes diagnostik influenza, untuk mencari zat (antigen) dengan mengambil sampel dari hidung atau belakang tenggorokan. Tes-tes ini dapat memberikan hasil dalam waktu sekitar 15 menit. Namun, hasilnya sangat bervariasi dan tidak selalu akurat. Dokter dapat mendiagnosis influenza berdasarkan gejala, meskipun hasil tes negatif.
Diagnosis diperlukan tes laboratorium khusus dan juga dapat mendeteksi jenis yang menyebabkan kondisi tersebut. Tes laboratorium termasuk tes darah, rontgen, dada dan tes lainnya.
Kebanyakan penderita flu, termasuk flu babi, dapat melakukan perawatan di rumah untuk meredakan gejala. Namun, jika memiliki penyakit pernapasan kronis, dokter mungkin akan meresepkan obat tambahan untuk membantu meringankan gejalanya.
Meskipun tidak ada obat untuk flu babi, atau jenis influenza lainnya, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi keparahan gejala dan mungkin mempercepat penyembuhan. Berikut beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan yang bisa Anda lakukan di rumah:
Perlu diingat, penghilang rasa sakit memang dapat membuat Anda lebih nyaman, tetapi obat ini tidak dapat menghilangkan gejala lebih cepat dan memiliki efek samping. Ibuprofen dapat menimbulkan efek samping, termasuk sakit perut, pendarahan, dan maag. Sementara paracetamol dapat menjadi racun pada hati, jika diminum dalam jangka waktu lama atau dalam dosis yang lebih tinggi dari yang disarankan.
Ada beberapa obat antivirus yang telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) yang dapat diresepkan dalam satu atau dua hari munculnya gejala awal. Obat ini untuk mengurangi keparahan gejala dan risiko komplikasi. Obat-obatan ini termasuk:
Virus flu babi kemungkinan dapat menjadi virus yang resistensi terhadap obat-obatan ini. Guna mengurangi kemungkinan resistensi obat, dokter menyiapkan antivirus untuk mereka yang berisiko tinggi atau lebih tinggi terhadap komplikasi.
Kebanyakan orang yang terserang flu babi sembuh dalam beberapa hari sampai dua minggu setelah pertama kali mengalami gejala, tetapi beberapa orang mungkin mengalami komplikasi. Orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi, di antaranya:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan vaksinasi flu tahunan untuk semua orang yang berusia 6 bulan atau lebih. Vaksin flu untuk 2018 sampai 2019 melindungi dari virus yang menyebabkan flu babi dan satu atau dua virus lain yang diperkirakan paling umum selama musim flu.
Vaksin ini tersedia sebagai suntikan atau semprotan hidung. Semprotan hidung disetujui untuk digunakan pada orang sehat berusia 2 hingga 49 tahun. Semprotan hidung tidak dianjurkan untuk beberapa orang, seperti wanita hamil, anak-anak berusia 2 dan 4 tahun yang memiliki asma atau mengi, dan orang-orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
Langkah-langkah berikut juga dapat membantu mencegah flu dan membatasi penyebarannya: