Risiko memiliki plasenta previa juga meningkat seiring dengan meningkatnya usia ibu dan jumlah kelahiran sebelumnya. Wanita yang telah memiliki plasenta previa dalam satu kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk komplikasi ini pada kehamilan berikutnya.
Wanita Asia juga memiliki sedikit peningkatan risiko dari plasenta previa daripada wanita dari ras lain, untuk alasan ini belum ada bukti ilmiah yang bisa menjelaskannya dengan pasti. Selain itu, pada beberapa kasus wanita yang mengandung janin laki-laki, terdapat kemungkinan untuk mengalami plasenta previa daripada wanita dengan janin perempuan.
Karena plasenta biasanya bermigrasi jauh dari pintu serviks seiring kehamilan berlanjut, wanita di tahap-tahap awal kehamilan lebih mungkin untuk mengalami plasenta previa daripada wanita yang telah mengalami kehamilan cukup bulan. Beberapa wanita antara usia kehamilan 10 dan 20 minggu akan memiliki beberapa bukti plasenta previa pada pemeriksaan USG, tetapi sebagian besar kasus ini hilang dengan sendirinya seiring kehamilan yang berlanjut.
Perdarahan vagina setelah kehamilan minggu ke-20 adalah tanda utama plasenta previa. Meskipun perdarahan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, dalam beberapa kasus dapat dikaitkan dengan kontraksi uterus dan nyeri perut. Perdarahan terjadi pada beberapa waktu di sebagian besar wanita dengan plasenta previa. Perdarahan juga dapat berkisar dari sedikit hingga deras.
Gejala plasenta previa dapat dikaitkan dengan komplikasi lain dari kehamilan termasuk: