Edema paru atau dikenal juga dengan sebutan edema pulmo adalah kelebihan cairan di paru-paru. Cairan terkumpul di banyak kantong udara di paru-paru, sehingga membuat seseorang kesulitan bernapas. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga penanganan yang bisa Anda lakukan.
Edema paru terjadi ketika cairan menumpuk di kantong udara paru-paru (alveolus) sehingga menyebabkan seseorang sulit untuk bernapas. Penumpukan cairan ini mengganggu pertukaran gas dan dapat menyebabkan gagal napas.
Edema pulmo yang berkembang secara tiba-tiba (acute pulmonary edema) adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Pada kasus yang parah, keadaan ini bisa menyebabkan kematian.
Tanda dan gejala edema paru dapat muncul tiba-tiba atau berkembang seiring waktu. Meski begitu, gejala yang Anda alami bergantung pada jenis yang dialami.
Tanda dan gejala edema paru mendadak (akut):
Tanda dan gejala jangka panjang (kronis):
Tanda dan gejala High-Altitude Pulmonary Edema (HAPE):
HAPE dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang bepergian atau berolahraga di dataran tinggi. Tanda dan gejala yang bisa terjadi, antara lain:
Ciri-ciri HAPE lainnya yang bisa terjadi adalah beberapa gejala cenderung memburuk di malam hari.
Edema paru yang datang tiba-tiba dapat mengancam nyawa. Segera dapatkan penanganan dari tenaga medis jika Anda memiliki gejala seperti:
Perlu Anda ketahui, selama pernapasan normal kantong udara kecil di paru-paru akan terisi udara, oksigen diambil dan karbon dioksida dikeluarkan. Edema pulmo terjadi ketika alveolus terisi oleh banyak cairan.
Saat penumpukan cairan terjadi, dua masalah yang dapat muncul, antara lain:
Penyebab umum lainnya meliputi:
Selain cedera langsung pada paru-paru, seperti acute respiratory distress syndrome, penyebab lainnya adalah:
Gagal jantung dan kondisi jantung lain yang meningkatkan tekanan pada organ ini dapat meningkatkan risiko edema pulmo. Faktor risiko gagal jantung meliputi:
Namun, beberapa kondisi sistem saraf dan kerusakan paru-paru akibat hampir tenggelam, penggunaan obat-obatan, menghirup asap, infeksi virus, dan pembekuan darah juga dapat meningkatkan risiko.
Seseorang yang bepergian ke lokasi dataran tinggi di atas 2.400 meter mungkin dapat mengembangkan HAPE. Keadaan ini biasanya memengaruhi mereka yang tidak terbiasa dengan ketinggian. Anak-anak yang memiliki hipertensi pulmonal dan kelainan jantung struktural juga lebih mungkin terkena HAPE.
Pemeriksaan fisik adalah langkah pertama yang umum dilakukan. Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara dari paru-paru dan detak jantung yang tidak normal.
Tes darah akan dilakukan untuk menentukan kadar oksigen darah. Selain itu, tes ini juga dapat dilakukan untuk menentukan:
Selain itu, rontgen dada juga berguna untuk melihat apakah ada cairan di dalam atau di sekitar paru-paru sekaligus memeriksa ukuran jantung. Prosedur CT scan dada mungkin diperlukan untuk membantu menentukan diagnosis.
Perawatan pertama untuk keadaan ini adalah pemberian oksigen tambahan. Cara ini dapat membantu meredakan beberapa gejala. Pada beberapa kasus, Anda mungkin membutuhkan ventilasi mekanik untuk memberikan tekanan positif pada saluran napas (positive airway pressure).
Tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab, dokter mungkin menyarankan Anda untuk mengonsumsi satu atau lebih obat-obatan berikut:
Apabila keadaan ini tidak mendapatkan penanganan, tekanan di arteri pulmonalis bisa naik (hipertensi pulmonal). Akhirnya, jantung menjadi lemah dan tekanan di jantung serta paru-paru meningkat. Komplikasi lain yang bisa terjadi meliputi:
Anda dapat mencegah penyakit ini dengan cara menjaga kesehatan jantung dan paru-paru. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengontrol kolesterol dan tekanan darah. Berikut tips untuk menjaga kesehatan jantung, antara lain: