Dermatitis perioral adalah jenis dermatitis di sekitar mulut yang ditandai dengan gejala ruam, kulit kemerahan, dan gatal. Ketahui apa itu dermatitis perioral , gejala, penyebab, pengobatan, dll.
Dermatitis perioral adalah masalah kulit umum yang memengaruhi kulit sekitar mulut dengan gejala berupa kulit ruam, kulit merah, gatal, kulit bersisik, dan terbentuk sekelompok bintik-bintik atau jerawat (papula) kecil. Kondisi ini mungkin juga terjadi pada kulit sekitar lubang hidung, kelopak mata, bahkan kadang di kulit kelamin.
Cara mudah untuk mengatasi jenis dermatitis ini adalah dengan obat topikal atau antibiotik salep untuk dermatitis perioral. Dermatitis perioral atau dermatitis buatan tidak berbahaya dan kadang bisa sembuh dengan sendirinya, walaupun mungkin akan sering kambuh. Dalam kasus lain, gejalanya mungkin bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Gejala dermatitis perioral yang paling khas adalah ruam kulit yang muncul di sekitar mulut, namun mungkin juga terjadi pada:
Gejala fisik dermatitis periorificial, termasuk:
Bintik, benjolan, atau jerawat mungkin berisi cairan atau nanah. Kondisi dermatitis yang semakin serius ditandai dengan sensasi kulit gatal dan terbakar yang semakin parah.
Anda mungkin mengira gejala peradangan kulit tersebut sebagai masalah kulit biasa. Silakan konsultasi ke dokter kulit bila mengalami gejala dermatitis yang semakin parah atau gejala tidak kunjung sembuh setelah pengobatan dengan obat bebas atau produk perawatan kulit.
Belum diketahui secara pasti penyebab dermatitis ini, namun beberapa faktor mungkin memengaruhi, seperti:
Penyakit kulit dermatitis perioral bukan berasal dari genetik, penyakit keturunan, dan juga tidak menular. Kebanyakan orang yang mengalami penyakit kulit ini berasal dari infeksi atau efek samping produk kulit tertentu.
Dermatitis jenis ini bisa terjadi pada siapa saja, namun paling rentan terjadi pada perempuan usia 15-45 tahun. Pria jarang mengalaminya. Pasalnya, wanita lebih cenderung menggunakan produk kulit yang tinggi risiko efek sampingnya daripada pria. Orang dengan riwayat alergi dan ketidakseimbangan hormon juga rentan.
Dokter kulit akan memberi diagnosis berdasarkan penampilan kulit Anda. Tes kultur kulit mungkin dibutuhkan untuk memastikan bila terdapat infeksi bakteri atau jamur. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan biopsi kulit atau pengambilan sampel kulit.
American Osteopathic College of Dermatology (AOCD) merekomendasikan pasien dermatitis periorificial untuk menghentikan semua penggunaan krim steroid, semprotan hidung yang mengandung steroid, dan semua produk kulit yang diduga memicu gejala dermatitis periorificial. Setelah Anda berkonsultasi, biasanya dokter juga akan merekomendasikan beberapa obat.
Ketahui cara mengobati gejala dermatitis, sebagai berikut:
Anda harus merubah pola makan dan gaya hidup untuk mengontrol gejala dermatitis buatan semakin berkembang (flare-up). Berikut ini beberapa saran perawatan kulit:
Tunggu beberapa waktu sampai gejala menghilang dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Selama itu, Anda bisa konsultasi dengan dokter kulit untuk perawatan terbaik.
Sebaiknya batasi atau hindari makanan yang terlalu asin atau pedas. Makanan asin dan pedas dapat memicu iritasi kulit di sekitar mulut.
Dokter akan memberikan resep obat, seperti:
Selama perawatan dermatitis buatan, Anda sebaiknya tidak menggunakan kosmetik kecuali dokter kulit Anda mengizinkannya. Anda mungkin juga harus menggunakan krim atau produk perawatan kulit sesuai dengan resep dokter.
Komplikasi dermatitis periorificial mungkin terjadi, seperti:
Anda bisa mencegah pemicu gejala atau kekambuhan dermatitis periorificial dengan beberapa cara, termasuk:
Sebaiknya, gunakan krim steroid hanya dengan resep dokter dan aplikasikan dosis yang paling rendah. Hentikan penggunaan produk kulit yang mengiritasi wajah.
Itulah pembahasan tentang apa itu dermatitis perioral. Dermatitis perioral adalah jenis dermatitis buatan pada kulit area mulut akibat efek samping penggunaan produk tertentu. Semoga informasi ini bermanfaat.