Delirium adalah gangguan mental yang membuat seseorang kebingungan dan menurunnya kesadaran terhadap lingkungan di sekitar. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba dan bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Ketahui penyebab, gejala, hingga pengobatannya.
Seperti penjelasan sebelumnya, delirium adalah perubahan mendadak pada otak yang menyebabkan kebingungan mental dan gangguan emosi. Kondisi ini membuat seseorang sulit untuk berpikir, mengingat, tidur, konsentrasi, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Seseorang bisa mengalami kondisi ini saat berhenti mengonsumsi alkohol, setelah operasi, atau mereka yang mengalami demensia.
Kondii ini merupakan gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari penyakit kronis, terganggunya keseimbangan metabolisme (kadar natrium rendah), konsumsi obat-obatan, pembedahan, atau keracunan obat.
Penyebab kondisi ini adalah terganggunya penerima sinyal di otak. Gangguan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang membuat otak menjadi rentan sehingga memicu kegagalan fungsi otak. Meski penyebab pastinya belum dapat diidentifikasi, terdapat beberapa kemungkinan penyebab delirium, yaitu:
Beberapa obat atau kombinasi obat dapat memicu delirium, antara lain:
Selain beberapa penyebab di atas, kesulitan bernapas karena asma atau kondisi lain, membuat otak tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. Setiap kondisi atau faktor yang secara signifikan mengubah fungsi otak dapat menyebabkan kebingungan mental yang parah atau delirium.
Penyakit ini dikategorikan berdasarkan penyebab, keparahan, dan karakteristiknya. Berikut beberapa jenis yang perlu diketahui:
Jenis ini adalah sebuah kondisi yang dialami oleh seseorang yang mencoba berhenti untuk mengonsumsi alkohol. Kondisi ini biasanya terjadi pada penderita yang sudah mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun.
Ditandai dengan sikap yang sangat waspada dan cenderung tidak kooperatif.
Penderita jenis ini cenderung membuat penderita lebih banyak tidur, menjadi lalai terhadap tugas sehari-hari, sering melewatkan makan atau janji bertemu dengan seseorang.
Pada beberapa kasus, seseorang juga bisa memiliki kombinasi hiperaktif dan hipoaktif (delirium campuran), atau bergantian antara kedua keadaan tersebut.
Pada beberapa kasus, gangguan ini tidak menimbulkan gejala, namun bisa juga berfluktuasi sepanjang hari. Gejala cenderung lebih buruk saat suasana gelap dan menghadapi suasana-suasana yang belum akrab. Tanda dan gejala utama, di antaranya:
Perlu diketahui, karena gejala demensia dan delirium adalah sesuatu yang dapat serupa, masukan dari anggota keluarga atau orang-orang terdekat menjadi penting bagi dokter untuk membuat diagnosis yang akurat.
Dokter akan melihat riwayat klinis penderita (bagaimana dan kapan perubahan terjadi), kesehatan yang mendasarinya, dan kondisi mental saat ini.
Terdapat berbagai alat dan tes klinis yang akan digunakan dokter untuk membuat diagnosis, tetapi tidak ada tes darah atau tes laboratorium lainnya untuk melakukan hal ini.
Diagnosis yang bisa dilakukan, di antaranya:
Seorang dokter mulai dengan menilai kesadaran, perhatian dan pemikiran. Ini dapat dilakukan secara informal melalui percakapan, atau dengan tes kebingungan, persepsi, dan memori. Informasi tambahan dari anggota keluarga atau orang-orang juga dapat membantu.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa tanda-tanda masalah kesehatan atau penyakit yang mendasarinya. Diagnosis lainnya adalah pemeriksaan neurologis seperti memeriksa penglihatan, keseimbangan, koordinasi, dan refleks. Cara ini dapat membantu menentukan apakah stroke atau penyakit neurologis menyebabkan delirium.
Tes pencitraan otak dapat digunakan ketika diagnosis tidak dapat dilakukan dengan informasi lain yang tersedia. Tes lain yang mungkin disarankan adalah tes darah atau urine.
Sebelum melakukan pengobatan, penting untuk menemukan penyebab yang mendasarinya. Delirium adalah gangguan mental yang biasanya akan membaik jika penyebab yang mendasarinya ditemukan dan diobati.
Beberapa langkah lainnya yang bisa dilakukan, di antaranya:
Dokter akan meresepkan obat untuk mengobati penyebabnya. Misalnya, jika disebabkan oleh serangan asma yang parah, Anda mungkin memerlukan mesin inhaler untuk mengembalikan pernapasan. Jika infeksi bakteri menyebabkan gejala delirium, antibiotik dapat diresepkan.
Sementara itu jika gelisah yang menjadi penyebab, maka dokter mungkin memberikan dosis kecil dari salah satu obat berikut, antara lain:
Perlu diketahui, Anda mungkin mengalami efek samping dari obat yang digunakan untuk mengobati kondisi ini. Bicaralah dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Jika Anda merasa cemas berlebih, konseling dapat membantu menenangkan pikiran agar delirium tidak terjadi. Konseling juga digunakan sebagai pengobatan yang disebabkan oleh narkoba atau alkohol.
Dalam semua kasus, konseling dimaksudkan untuk membuat Anda merasa nyaman dan memberi tempat yang aman untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya: