Nyeri pada perut bawah dan panas atau nyeri saat kencing dapat mengindikasikan cystitis. Kondisi ini juga dapat menimbulkan rasa tidak tuntas setelah kencing lalu terasa ingin kencing lagi. Ketahui selengkapnya tentang penyakit kandung kemih satu ini melalui artikel ini!
Cystitis adalah istilah medis untuk untuk menggambarkan peradangan pada kandung kemih. Peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini sering juga disebut infeksi saluran kemih (ISK). Saat Anda mengalami kondisi ini, bakteri menyebabkan kandung kemih membengkak dan meradang, kondisi yang membuat seseorang ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Penyakit cystitis juga bisa terjadi akibat bakteri alami di tubuh yang mengalami ketidakseimbangan. Secara normal, di dalam kandung kemih tidak ada bakteri (steril), air seni juga normalnya tidak mengandung bakteri. Akan tetapi bila bakteri dari kulit, vagina, atau dari anus masuk ke dalam saluran kencing, hal itu bisa menyebabkan terjadinya infeksi.
Meski bisa menyerang laki-laki, penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita karena saluran kencing (uretra) wanita lebih pendek dan muaranya berdekatan dengan vagina.
Meski memiliki gejala yang berbeda-beda pada setiap penderitanya, berikut ini adalah beberapa gejala cystitis pada orang dewasa yang umum terjadi, antara lain:
Jika cystitis terjadi pada anak-anak, mengompol di siang hari bisa menjadi tanda adanya infeksi saluran kemih. Sementara jika mengompol pada malam hari, hal itu tidak terkait dengan infeksi.
Segera cari bantuan medis dengan segera jika Anda memiliki tanda dan gejala yang umum pada infeksi ginjal, seperti:
Jika Anda memiliki keinginan untuk buang kecil yang tidak bisa ditahan, terlalu sering, menyakitkan selama beberapa jam, atau darah dalam urine, segera hubungi dokter. Selain itu, konsultasi dengan dokter juga diperlukan jika Anda pernah didiagnosis menderita ISK di masa lalu dan memiliki gejala yang sama, serta usai mengonsumsi antibiotik tapi gejala cystitis kembali terjadi.
Pada umumnya, penyebab penyakit cystitis adalah bakteri E. coli. Bakteri ini biasanya hidup di kulit dan usus (biasanya tidak menyebabkan masalah). Akan tetapi jika bakteri masuk ke uretra, bakteri dapat berakhir di kandung kemih dan menyebabkan masalah.
Berikut ini adalah beberapa—kondisi meski jarang terjadi—yang bisa menjadi penyebab cystitis, antara lain:
Beberapa orang memiliki kondisi yang disebut interstitial cystitis, kondisi di mana kandung kemih terus mengalami pembengkakan. Kondisi ini belum diketahui dengan pasti penyebabnya dan jauh lebih sulit diobati dari yang kondisi yang biasa.
Beberapa orang lebih mungkin mengembangkan infeksi kandung kemih dibanding yang lainnya, alasan utamanya adalah anatomi fisik. Wanita yang memiliki uretra pendek mengurangi jarak yang harus ditempuh bakteri untuk mencapai kandung kemih.
Berikut ini adalah beberapa kategori wanita dengan risiko ISK yang lebih tinggi:
Faktor risiko lain pada pria dan wanita, antara lain:
Jika Anda memiliki gejala cystitis, konsultasi dengan dokter sesegera mungkin. Selain membahas tanda dan gejala serta riwayat kesehatan, dokter dapat merekomendasikan beberapa tes tertentu, seperti:
Urinalisis atau pemeriksaan urin rutin merupakan pemeriksaan yang sederhana, relatif murah dan bisa memberikan gambaran yang jelas tentang infeksi saluran kemih. Pada penderita infeksi saluran kemih bisa didapati peningkatan jumlah leukosit, bakteri, eritrosit, nitrit, dan leukosit esterase.
Selama tes ini, dokter dapat memasukkan cystoscope, selang tipis dengan cahaya dan kamera melalui uretra ke dalam kandung kemih—untuk melihat saluran kemih—apakah ada tanda-tanda penyakit.
Dengan menggunakan cystoscope, dokter juga dapat menghapus sampel kecil jaringan (biopsi) untuk dianalisis di laboratorium. Meski begitu, tes ini kemungkinan besar tidak diperlukan jika ini adalah pertama kalinya Anda memiliki tanda atau gejala cystitis.
Tes pencitraan biasanya tidak diperlukan, tetapi dalam beberapa kasus bisa didapatkan penebalan pada kandung kemih (vesica urinaria) yang tampak pada pemeriksaan USG Abdomen.
Pengobatan untuk cystitis tidak menular tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Pada umumnya, jika kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan antibiotik. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang bisa dilakukan, di antaranya:
Perawatan di rumah dapat membantu meringankan ketidaknyamanan. Metode yang bisa dilakukan, antara lain:
Antibiotik adalah pengobatan umum untuk cystitis bakteri. Meski begitu, obat-obatan yang digunakan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Pembedahan dapat mengobati cystitis, tetapi mungkin bukan pilihan utama yang disarankan dokter. Tindakan ini lebih umum untuk kondisi kronis. Terkadang pembedahan dapat memperbaiki masalah struktural
Ketika dirawat dengan cepat dan tepat, cystitis jarang menimbulkan komplikasi. Namun jika tidak mendapatkan penanganan, penyakit tersebut dapat menimbulkan masalah yang serius. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi, antara lain:
Infeksi kandung kemih yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi ginjal, kondisi ini juga disebut pyelonephritis. Infeksi ginjal dapat secara permanen merusak ginjal. Anak-anak dan orang lanjut usia berada pada risiko terbesar kerusakan ginjal akibat infeksi kandung kemih karena gejalanya sering diabaikan atau dikira sebagai kondisi lain.
Saat didiagnosis mengalami cystitis, Anda mungkin memiliki sel darah sel darah dalam urine yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan biasanya sembuh dengan pengobatan. Jika sel darah tetap ada setelah perawatan, Anda mungkin direkomendasikan ke dokter spesialis untuk menentukan penyebabnya. Kondisi ini lebih sering disebabkan oleh kemoterapi atau radiasi.
Meskipun tindakan pencegahan mandiri belum didukung oleh penelitian yang pasti, beberapa tindakan berikut bisa dilakukan untuk mencegah infeksi kandung kemih berulang, antara lain: