Croup adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas pada anak-anak. Meskipun kondisi ini cukup ringan, namun akan sangat berbahaya bagi bayi di bawah usia 3 tahun. Simak informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya di bawah ini!
Croup adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas pada bayi dan anak-anak. Ini menyebabkan pernapasan tersumbat dan batuk yang khas seperti menggonggong. Penyakit ini juga menyebabkan pembengkakan di sekitar kotak suara (laring), tenggorokan (trakea), dan saluran bronkial (bronkus).
Ketika batuk mendorong udara melalui saluran ini, pita suara yang membengkak menghasilkan batuk yang mirip dengan gonggongan. Demikian juga, ketika mengambil napas sering menghasilkan suara siulan bernada tinggi (stridor).
Crop adalah kondisi yang dapat menular, terutama beberapa hari pertama atau sampai demam anak mereda. Penyakit ini biasanya tidak serius dan biasanya anak dapat dirawat di rumah.
Gejalanya cukup ringan, tetapi cenderung paling parah pada anak-anak di bawah usia 3 tahun, karena sistem pernapasan anak lebih kecil daripada orang dewasa. Gejala biasanya lebih buruk di malam hari dan sering kali berlangsung selama tiga hingga lima hari.
Gejala croup secara umum terjadi pada sebagian besar kasus, di antaranya:
Jika gejala croup pada anak tergolong parah, memburuk, atau berlangsung lebih dari 3-5 hari atau tidak merespons perawatan di rumah, segera hubungi dokter anak.
Berikut beberapa gejala croup yang harus mendapatkan pertolongan medis:
Penyebab masalah kesehatan yang umumnya terjadi pada anak ini terbagi berdasarkan jenisnya, yaitu viral croup dan spasmodic Croup. Berikut penjelasannya:
Jenis pertama ini disebabkan oleh virus yang menginfeksi kotak suara (laring) dan batang tenggorokan (trakea). Virus yang paling sering menyebabkan croup adalah parainfluenza. Mungkin mulai seperti pilek, tetapi seiring waktu anak akan mengalami batuk kering.
Anak juga dapat mengeluarkan suara bernada tinggi dan mengi di saluran napas bawah ketika bernapas. Suara berasal dari saluran napas atas adalah suara keras dan serak dikenal sebagai stridor. Kondisi ini juga dapat disertai demam ringan.
Jenis yang kedua ini muncul secara tiba-tiba dan sering kali di tengah malam. Anak mungkin bangun dalam kondisi napas terengah-engah. Anak juga mungkin mengalami serak, stridor, batuk, dan demam yang tidak biasa. Dokter meyakini kondisi ini mungkin akibat alergi atau refluks asam lambung – ketika cairan asam di lambung naik kembali ke kerongkongan.
Faktor yang dapat meningkatkan risiko tinggi mengalami croup adalah:
Infeksi pernapasan ini biasanya didiagnosis dengan prosedur pemeriksaan fisik, yaitu dokter kemungkinan akan mendengarkan suara batuk, mengamati pernapasan, dan menanyakan gejala yang dirasakan pasien.
Ketika tidak diperlukan kunjungan ke rumah sakit, dokter atau perawat bahkan dapat mendiagnosis infeksi saluran pernapasan bagian atas dengan mendengarkan karakteristik batuk melalui telepon.
Jika tanda gejala croup syndrome terus-menerus, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tenggorokan atau X-ray rontgen merupakan salah satu teknik pencitraan yang menggunakan radiasi elektromagnetik untuk menghasilkan gambar bagian dalam saluran pernapasan atau tenggorokan untuk mengesampingkan kemungkinan kondisi pernapasan lainnya.
Croup adalah kondisi yang biasanya berlangsung selama tiga sampai lima hari. Guna membuat anak merasa nyaman, lakukan perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut:
Sebagian besar kasus infeksi saluran pernapasan bagian atas pada anak tergolong cukup ringan. Namun, seperti kebanyakan masalah kesehatan yang menular, infeksi saluran pernapasan bagian atas berpotensi menjadi berbahaya pada bayi di bawah usia 3 tahun jika pembengkakan saluran pernapasan berlanjut atau tiba-tiba memburuk.
Komplikasi yang tidak diobati dapat menjadi serius atau bahkan mengancam nyawa dalam beberapa kasus. Orang tua dapat membantu mengurangi risiko komplikasi serius pada anak dengan mengikuti perawatan yang dianjurkan dokter.
Beberapa komplikasi croup syndrome meliputi:
Guna membantu mencegah infeksi virus yang dapat menyebabkan croup syndrome, berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan: