Tanpa disadari, Anda mungkin mengidap yang namanya bruxism. Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari ciri-ciri, penyebab, hingga komplikasi yang mungkin ditimbulkan.
Bruxism adalah suatu kondisi ketika seseorang menggemeretak, menggesek, atau mengerat giginya sendiri entah itu ke atas, bawah, samping kanan maupun kiri. Acap kali, aktivitas ini tidak disadari oleh pelakunya karena biasanya terjadi di malam hari (sleep bruxism). Masalah ini juga berkaitan dengan gangguan kesehatan lainnya yaitu:
Bruxism—disebut juga bruxomania—memang sejatinya bukan merupakan sesuatu yang berbahaya, tetapi kebiasaan ini jika terus dibiarkan dapat menyebabkan masalah lainnya pada gigi seperti gigi rusak, gangguan tulang rahang, hingga gejala sakit kepala. Sayangnya, banyak dari pengidapnya yang tidak menyadari akan hal ini sampai masalah-masalah tersebut muncul.
Ada sejumlah ciri atau gejala yang dialami oleh pengidap gangguan kesehatan yang satu ini. Gejala-gejala tersebut—dilansir dari Mayo Clinic—adalah sebagai berikut:
Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami satu atau beberapa dari gejala di atas, terutama jika gejala-gejala tersebut sudah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama.
Bruxomania ini juga umum terjadi pada anak-anak. Manakala Anda menyadari buah hati sering menggemeretak, menggesek, atau mengerat giginya sendiri, jangan tunda untuk membawanya ke dokter gigi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Belum dapat dipastikan apa sesungguhnya yang menjadi penyebab bruxism ini. Dilansir dari Mayo Clinic, kondisi ini kemungkinan didasari oleh kondisi fisik, psikis, hingga faktor genetik sekalipun.
Dilihat dari faktor-faktor tersebut, bruxomania lantas terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Pada anak-anak, kebiasaan ini muncul ketika gigi mereka tumbuh untuk pertama kalinya hingga periode tumbuhnya gigi permanen. Kendati demikian, bruxomania idealnya berhenti ketika memasuki usia remaja.
Kondisi ini juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko, antara lain:
Guna mengetahui penyebab mengapa seseorang bisa melakukan kebiasaan ini, dokter akan melakukan sejumlah tes pemeriksaan yang umumnya terdiri dari:
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait dengan keluhan yang dialami, di antaranya:
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap fisik pasien, dalam hal ini yaitu:
Jika diperlukan, dokter juga akan menerapkan prosedur pemeriksaan penunjang yakni electromyographic (EMG).
Metode ini akan mendeteksi sinyal dari otot temporalis, yakni otot yang membantu pergerakan rahang dan gigi ketika mengunyah makanan. Sinyal yang terdeteksi kemudian dijadikan penilaian guna mengetahui seberapa besar intensitas bruxism tersebut.
Kendati umumnya tidak berbahaya, kebiasaan seperti ini tentunya akan sangat mengganggu. Belum lagi sejumlah komplikasi yang ditimbulkan apabila terus-menerus dilakukan. Oleh sebab itu, perlu adanya penanganan yang bertujuan untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
Beberapa metode penanganan yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut.
Dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk menggunakan sebuah alat bidai (mouthguard) yang mana alat ini berfungsi untuk mencegah gigi dari kerusakan.
Alat ini memiliki berbagai tipe dan dokter akan memasangkan tipe yang sesuai dengan struktur gigi pasien.
Selain mouthguard, ada beberapa kasus di mana dokter lebih memiliki metode penyesuaian ortodonti (orthodontic adjustment) dengan menggunakan medium behel bahkan operasi sekalipun. Metode ini umumnya untuk mengembalikan posisi gigi yang mungkin mengalami pergeseran.
Pada kasus yang ringan, Anda bisa menghilangkan kebiasaan ini dengan sejumlah cara, yaitu:
Apabila aktivitas ini dipicu oleh masalah kesehatan, maka cara menanganinya adalah dengan melakukan pengobatan terhadap masalah kesehatan tersebut.
Jika kondisi ini disebabkan oleh penyakit GERD, maka Anda harus menerapkan metode pengobatan penyakit lambung tersebut terlebih dahulu. Hal yang sama berlaku untuk jenis penyakit lainnya.
Jika tidak segera dihentikan, kebiasaan ini bisa berujung pada sejumlah komplikasi, yaitu: