DokterSehat.Com – Sistem pernapasan adalah bagian tubuh yang tak lepas dari sejumlah jenis penyakit, baik yang bersifat ringan hingga berat sekalipun. Salah satu penyakit pada sistem pernapasan adalah bronkiolitis. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, naum bukan tidak mungkin orang dewasa akan mengalaminya juga. Apa itu bronkioilitis? Apa penyebab bronkiolitis? Bagaimana cara mengobati bronkiolitis?
Bronkiolitis adalah penyakit infeksi yang terjadi di saluran pernapasan kecil (bronkiolus) dari paru-paru. Penyakit bronchiolitis adalah ‘momok’ bagi bayi atau anak di bawah usia 2 (dua) tahun, oleh karena penyakit ini umumnya menyerang dua golongan usia tersebut. Walaupun demikian, orang dewasa bisa saja mengalami bronkioilitis, kendati jarang terjadi.
Bronkiolitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang bronkiulus. Pada awalnya, penderita penyakit ini mengalami gejala flu pada umumnya, yang lantas berkembang menjadi demam, batuk, sesak napas, dan gejala bronkiolitis akut lainnya. Bronchiolitis lazimnya berlangsung selama beberapa hari, minggu, bahkan bulan. Kendati begitu, bronkiolitis termasuk ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Penyebab bronkiolitis pada umumnya adalah infeksi dari virus yang bernama respiratory syncytial virus (RSV), untuk kemudian virus tersebut menyebabkan terjadinya peradangan (inflamasi) pada saluran pernapasan kecil paru-paru yang disebut bronkiolus. Namun, bronchiolitis bisa saja disebabkan oleh infeksi virus influenza.
Manakala virus tersebut berhasil masuk ke dalam bronkiolus, saluran pernapasan terkecil dari paru-paru ini lantas mengalami peradangan yang disertai pembengkakan. Kemudian, muncullah lendir yang menyumbat bronkiolus, menyebabkan sirkulasi udara menjadi terhambat.
Kontak dengan penderita bronkiolitis seperti terkena air liur, hingga paparan benda-benda yang telah terkontaminasi virus bronkiolitis juga bisa jadi penyebab seorang anak mengalami penyakit saluran pernapasan ini. Ya, bronchiolitis adalah penyakit yang masuk ke dalam kategori penyakit menular sehingga baiknya hindari kontak langsung dengan penderita untuk sementara waktu.
Selain itu, bronkiolitis bisa disebabkan oleh sejumlah faktor risiko seperti berikut ini:
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bronkiolitis pada awalnya ditandai dengan gejala yang sekilas mirip seperti gejala flu pada umumnya. Akan tetapi, dalam perkembangannya bronkiolitis memiliki ciri atau gejala khas seperti:
Ciri-ciri bronkiolitis ini pada kasus yang ringan akan hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa minggu. Akan tetapi, ada kasus di mana penyakit ini tak kunjung sembuh dan justru meningkat statusnya menjadi bronkiolitis akut. Penderita dengan kondisi ini biasanya memerlukan perawatan intensif guna menyembuhkan penyakitnya tersebut.
Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter manakala Anda atau si kecil mengalami gejala-gejala di atas guna dilakukan penanganan medis sebelum kondisi bertambah buruk.
Guna mendiagnosis penyakit bronkiolitis, dokter yang bersangkutan akan melakukan sejumlah rangkaian prosedur pemeriksaan, yang meliputi:
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait keluhan yang dialami oleh pasien. Pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi:
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Pemeriksaan fisik di sini yakni dengan mendengarkan suara paru-paru pasien menggunakan stetoskop. Apabila ditemukan hal-hal yang mengarah pada bronkiolitis, dokter akan melanjutkan ke prosedur diagnosis selanjutnya.
Tak hanya itu, pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis bronkiolitis juga termasuk pemeriksaan kondisi mata, mulut, dan juga kulit. Pada penderita bronkiolitis, umumnya mata akan terlihat cekung, mulut dan kulit terlihat kering.
Pemeriksaan penunjang dilakukan guna lebih memastikan apakah pasien benar-benar menderita bronkiolitis atau tidak. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah:
Bronkiolitis, sebagaimana telah dijelaskan di atas, bisa bersifat ringan. Artinya, penyakit ini tidak memerlukan pengobatan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya, bahkan tanpa diobati sekalipun. Namun, pada kasus di mana bronchiolitis telah berkembang menajdi bronkiolitis akut, pengobatan intensif perlu dilakukan.
Paling utama, pasien tidak boleh dalam keadaan terdehidrasi, sehingga asupan cairan harus selalu terpenuhi. Pemberian obat-obatan khusus demam seperti ibuprofen dan acetaminophen ditujukan untuk meredakan demam yang terjadi. Sementara itu, obat tetes saline diberikan untuk meredakan hidung tersumbat.
Selain itu, ada sejumlah hal lainnya yang bisa dilakukan guna setidaknya mencegah bronkiolitis bertambah parah, yaitu:
Untuk kondisi bronkiolitis akut, rawat inap baiknya dilakukan karena pasien sangat membutuhkan perawatan intensif guna mengobati penyakit ini.
Oleh karena bronkiolitis disebabkan oleh infeksi virus dan paparan polusi udara, maka cara mencegah bronkiolitis adalah dengan:
Pada kasus bronkiolitis akut, hal ini bisa berujung pada sejumlah komplikasi, di antaranya: