Apakah peranakan turun menghambat kehamilan? Ini menjadi salah satu pertanyaan pasangan suami istri yang sudah menantikan kehadiran buah hati. Untuk jawaban selengkapnya, simak penjelasannya berikut ini!
Peranakan turun atau dalam istilah medis disebut prolaps rahim, adalah kondisi ketika otot dan jaringan di panggul melemah. Kelemahan ini memungkinkan rahim turun ke dalam vagina. Terkadang, ini keluar melalui lubang vagina. Hampir setengah dari semua wanita antara usia 50 dan 79 tahun memiliki kondisi ini.
Meskipun umumnya peranakan turun dialami oleh wanita yang sudah menopause, tetapi wanita dalam usia subur juga bisa mengalami hal ini. Kasus prolaps rahim pada usia subur tentu mengundang pertanyaan tentang kesuburan.
Faktanya, wanita usia subur yang mengalami peranakan turun tetap bisa hamil, tetapi peluangnya lebih kecil dibandingkan wanita dengan kondisi rahim normal. Rahim yang turun membuat kondisi rahim tidak ideal untuk kelangsungan hidup sperma.
Sperma perlu lingkungan hidup yang hangat dan lembap. Ketika rahim turun, maka posisinya menjadi terlalu dekat dengan vagina, sehingga sperma kembali keluar melalui vagina dan terpapar udara luar. Kondisi ini membuat kemampuan sperma untuk membuahi sel telur menjadi menurun drastis.
Selain itu, kehamilan dengan peranakan turun dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan, pada saat sebelum persalinan, saat persalinan, ataupun setelah persalinan.
Beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul akibat peranakan turun saat hamil, antara lain:
Jika rahim turun selama persalinan, masalah kesehatan yang mungkin akan dihadapi, antara lain:
Sementara itu, prolaps rahim yang terjadi pada masa nifas atau setelah persalinan umumnya terjadi akibat rahim tidak mampu mengecil dengan sempurna setelah melahirkan. Jika hal ini terjadi, komplikasi yang mungkin dialami adalah infeksi atau pendarahan.
Baca Juga: Benarkah Dinding Rahim Tipis Bikin Susah Hamil? Cek Faktanya
Mengingat penyebab infertilitas sangat banyak dan beragam dan dapat memengaruhi baik wanita maupun pria. Tidak mungkin dokter memberitahu pasien berapa tingkat keberhasilan hamil setelah suspensi uterus.
Tidak ada yang bisa memprediksi peluang keberhasilan kesuburan. Namun jika mencurigai apakah peranakan turun menghambat kehamilan dan telah mencoba perawatan sesuatu seperti yang disarankan oleh ginekolog atau ahli endokrinologi reproduksi atau spesialis infertilitas, maka pertimbangkan untuk melakukan operasi suspensi uterus.
Sebagian besar ahli bedah rekonstruktif akan memberitahu persalinan yang aman dan melakukan operasi caesar. Alasannya karena trauma persalinan pervaginam (persalinan normal) berpotensi membahayakan jaringan yang menopang rahim dan kemudian memiliki peluang lebih tinggi mengalami prolaps kembali dan akan memerlukan operasi lain.
Dengan melahirkan melalui operasi caesar, kemungkinan kompromi dukungan rahim berkurang dan ini mengurangi kebutuhan untuk operasi prolaps lain.
Pengobatannya tergantung pada tingkat keparahan prolaps rahim. Dokter mungkin akan merekomendasikan langkah berikut ini:
Jika prolaps rahim menyebabkan sedikit atau tanpa gejala, tindakan perawatan diri yang sederhana bisa membantu mencegah prolaps yang memburuk. Langkah-langkah perawatan mandiri, termasuk:
Vaginal pessary adalah cincin plastik atau karet yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menopang jaringan yang menonjol. Alat ini harus dilepas secara teratur untuk dibersihkan.
Dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk memperbaiki prolaps rahim. Minimal invasif (pembedahan minimal sayatan atau nyeri) seperti laparoskopi atau operasi vagina mungkin menjadi pilihan.
Operasi dapat melibatkan prosedur berikut:
Baca Juga: Stres Ternyata Bisa Sebabkan Susah Hamil, Ini Alasannya
Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah prolaps rahim. Namun, berikut ini langkah-langkah yang dapat membantu menurunkan risiko:
Langkah-langkah ini juga dapat membantu jika wanita sudah mengalami prolaps rahim.
Itulah pembahasan tentang bisakah hamil lagi walau rahim turun. Segera temui dokter ketika gejala pertama kali mulai mengganggu. Sebaiknya jangan menunggu sampai ketidaknyamanan ini menjadi parah. Pemeriksaan panggul secara teratur bisa membantu mendeteksi prolaps rahim pada tahap awal.