Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang terjadi ketika serat asbes menyebabkan jaringan parut di paru-paru. Jaringan abnormal ini akan membatasi pernapasan dan memengaruhi kemampuan oksigen untuk masuk ke aliran darah. Nama lain dari penyakit ini adalah fibrosis paru atau interstitial pneumonitis. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Seperti penjelasan sebelumnya, apa yang dimaksud asbestosis yaitu gangguan pada paru-paru akibat paparan asbes dalam jangka waktu yang lama. Meskipun asbes adalah bahan yang berbahaya, asbes baru bisa menimbulkan masalah kesehatan jika kondisinya rusak, kemudian melepaskan debu halus yang mengandung serat asbes.
Seseorang bisa menderita penyakit ini apabila mendapatkan paparan serat asbes dalam waktu yang lama, biasanya selama bertahun-tahun sebelum Anda didiagnosis penyakit asbestosis.
Pada banyak kasus, gejala tidak muncul sampai kira-kira 20 tahun setelah paparan asbes. Gejala yang umumnya sering dijumpai meliputi:
Penyebab penyakit asbestosis adalah serat asbes. Saat Anda menghirup serat asbes, serat tersebut dapat tertinggal di paru-paru dan menyebabkan pembentukan jaringan parut. Jaringan ini menyebabkan sulit bernapas karena mencegah paru-paru berkontraksi dan berelaksasi dengan normal.
Serat asbes dapat tersangkut di dalam alveoli—kantong kecil di dalam paru-paru tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida—kemudian mengiritasi jaringan sehingga menyebabkan paru-paru menjadi kaku dan sulit bernapas.
Selain itu, Anda juga bisa menghadapi kemungkinan yang jauh lebih tinggi untuk terkena asbestosis dan penyakit lainnya jika memiliki kebiasaan merokok.
Berikut ini adalah beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena asbestosis, antara lain:
Perlu diketahui juga, risiko penyakit ini umumnya terkait dengan jumlah dan lamanya paparan asbes. Semakin besar paparan, semakin besar risiko kerusakan paru-paru. Serat asbes yang masuk ke paru-paru juga bisa terjadi akibat paparan tidak langsung, misalkan pekerja yang terpapar (serat asbes bisa menempel di pakaian) atau orang-orang yang tinggal di dekat area tambang.
Asbestosis adalah kondisi yang sulit didiagnosis karena tanda dan gejalanya mirip dengan banyak jenis penyakit pernapasan lainnya. Berbagai diagnosis yang mungkin dilakukan oleh dokter, di antaranya:
Dokter akan melihat riwayat kesehatan, pekerjaan, dan risiko paparan terhadap asbes. Selama pemeriksaan fisik, dokter menggunakan stetoskop untuk mendengarkan dengan cermat kondisi paru-paru untuk menentukan apakah mengeluarkan bunyi berderak saat menarik napas.
Berbagai tes pencitraan mungkin diperlukan untuk membantu menentukan diagnosis. Beberapa tes tersebut, di antaranya:
Tes fungsi paru mengukur seberapa banyak udara yang bisa ditahan paru-paru serta aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru. Dalam beberapa situasi, dokter mungkin mengeluarkan cairan dan jaringan untuk pengujian guna mengidentifikasi serat asbes atau sel-sel abnormal. Tes dapat meliputi:
Penyakit ini dapat berkembang menjadi suatu penyakit kronis yang dikenal dengan nama mesothelioma, kanker yang terbentuk pada selaput pembungkus beberapa organ tubuh. Umumnya ditemukan pada pleura (paru-paru), peritoneum (perut), dan jantung.
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) juga merupakan kondisi serius yang bisa terjadi akibat kondisi ini. Sementara itu, cairan paru yang mengendap di rongga pleura—yang disebut efusi pleura—juga dapat menyebabkan komplikasi.
Jika Anda menderita asbestosis, Anda berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, terutama jika Anda merokok atau memiliki riwayat merokok.
Tidak ada pengobatan untuk mengembalikan efek serat asbes pada alveoli. Perawatan asbestosis adalah berfokus pada memperlambat perkembangan penyakit, menghilangkan gejala, dan mencegah komplikasi. Oleh karena itu, Anda memerlukan perawatan rutin seperti rontgen dada, CT scan, dan tes fungsi paru-paru, tergantung tingkat keparahan kondisi.
Sementara untuk meredakan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh asbestosis lanjut, dokter mungkin menyarankan penggunaan oksigen tambahan. Selain itu, ikut serta dalam program rehabilitasi paru dapat membantu mengenali teknik pernapasan, relaksasi, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Sedangkan jika gejala asbestosis menunjukkan tingkat keparahan yang tinggi, tindakan transplantasi paru-paru mungkin diperlukan.
Mengurangi paparan asbes adalah pencegahan terbaik yang bisa dilakukan. Meski begitu, risiko paparan asbes tidak terjadi selama kondisinya terjaga dengan baik. Hal itu menjadi bahaya apabila asbes rusak sehingga melepaskan serat asbes ke udara yang kemudian Anda hirup.