Anaplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan kutu yang membawa bakteri A. phagocytophilum. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang fatal jika tidak mendapatkan pengobatan. Ketahui informasi selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan lainnya.
Anaplasmosis adalah infeksi akibat bakteri bernama Anaplasma phagocytophilum. Bakteri ini dapat menular ke manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi.
Dalam kebanyakan kasus, infeksi bakteri ini juga disebut penyakit ehrlichiosis ini tergolong ringan, tetapi lansia dan orang dengan sistem imun yang lemah dapat mengembangkan penyakit yang lebih parah dan memerlukan rawat inap.
Gejalanya dapat muncul setelah 1-2 minggu mengalami gigitan kutu yang terinfeksi bakteri A. phagocytophilum. Seseorang mungkin tidak menyadari telah tergigit kutu, karena gigitannya seringkali tidak menimbulkan rasa sakit. Tanda dan gejala awal ehrlichiosis biasanya ringan atau sedang.
Berikut ini beberapa gejala anaplasmosis:
Penderitanya mungkin mengalami gejala lebih serius jika tidak segera mendapatkan pengobatan, atau jika memiliki kondisi medis yang mendasarinya.
Gejala anaplasmosis yang berat, meliputi:
Jika mengalami gejala yang mirip dengan anaplasmosis dalam 2 minggu setelah tergigit kutu yang terinfeksi, sesegera mungkin ke dokter.
Hubungi dokter juga jika mengalami gigitan kutu dan memiliki gejala penyakit Lyme, kondisi yang berpotensi serius dan dapat ditularkan oleh kutu melalui gigitan.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri A. phagocytophilum yang dibawa oleh kutu. Kutu dapat menularkan bakteri melalui gigitan setelah menempel pada manusia selama 4-24 jam. Oleh karenanya, segera menghilangkan kutu ini setelah mengalami gigitan untuk mencegah penularan ke orang lain.
Terdapat dua kutu yang membawa bakteri A.phagocytophilum, termasuk Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus. Kedua jenis kutu ini biasanya terdapat pada beberapa hewan seperti domba, kambing, kuda, rusa, dan anjing.
Penularan yang jarang terjadi dari infeksi bakteri, termasuk dari ibu ke anak, transfusi darah, dan penanganan hewan yang terinfeksi (misalnya rusa).
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, meliputi:
Guna mendiagnosis penyakit ini secara akurat, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan gejala, serta menanyakan apakah pernah mendapat gigitan atau menghilangkan kutu dari kulit, atau pernah berada di tempat yang terdapat banyak kutu.
Kemungkinan anaplasmosis atau ehrlichiosis sulit didiagnosis karena memiliki gejala yang mirip dengan beberapa penyakit lain Untuk itu, awalnya dokter mungkin tidak memeriksa ehrlichiosis.
Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan satu atau lebih tes untuk memeriksa penyakit ini. Berikut ini beberapa tes mendiagnosis penyakit ehrlichiosis:
Perawatan dan pengobatan untuk penyakit ini biasanya menggunakan antibiotik. Setelah mengonsumsi obat ini, gejalanya cenderung berkurang dalam waktu 24 jam. Bagi mereka dengan gejala lebih parah, kemungkinan masa pemulihan alan lebih lama. Dokter mungkin merekomendasikan doksisiklin untuk mengobati anaplasmosis.
Setelah pengobatan, penderita penyakit ini masih mungkin mengalami kekambuhan. Oleh karena itu, Anda harus terus berhati-hati agar tidak terkena kutu yang mungkin membawa bakteri A.phagocytophilum.
Namun, penyakit ini jarang berakibat fatal karena kebanyakan penderitanya mendapatkan perawatan dengan cepat yang akan segera meredakan gejala. Sedangkan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan orang yang tidak mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan penyakit berat dan meningkatkan risiko komplikasi.
Berikut ini beberapa komplikasi anaplasmosis:
Terdapat beberapa tips dan cara untuk membantu mencegah penyakit ini. Cara terbaik adalah dengan tidak bersentuhan kutu yang terinfeksi bakteri.
Jika mengalami gigitan kutu, siapa pun harus segera menghilangkannya dari tubuh. Kutu yang menempel selama 4-24 jam pada tubuh dapat menularkan bakteri yang menjadi penyebab anaplasmosis. Menghilangkan dan membasmi kutu dapat mencegah penularan.
Berikut ini cara membantu mencegah gigitan kutu yang terinfeksi bakteri: