DokterSehat.Com – Apakah sehabis mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu, Anda mengalami kondisi di mana tubuh merasa gelisah bahkan cenderung tidak bisa diam hingga sulit dikendalikan? Jika ya, bisa jadi ini pertanda bahwa Anda menngalami apa yang disebut sebagai Akathisia. Lantas, apa itu akathisia? Apa penyebab akathisia? Apa saja ciri dan gejala akathisia? Bagaimana cara mengobati dan mencegah akathisia?
Akathisia adalah suatu kondisi di mana muncul perasaan gelisah, cemas, dan tubuh yang seakan tidak mau berhenti bergerak dan sulit untuk dikendalikan. Akathisia adalah efek samping dari penggunaan jenis obat-obatan tertentu—dalam hal ini obat antipsikotik—yang mana obat jenis ini lebih ditujukan untuk pengobatan sejumlah penyakit yang berkaitan dengan mental (mental illness) seperti skizofrenia, bipolar, atau depresi akut.
Akathisia yang diambil dari Bahasa Yunani ‘akathemi’ yang berarti ‘tidak pernah duduk’ ini lazim dialami oleh mereka yang mengonsumsi obat antipsikotik generasi lama, meskipun tak menutup kemungkinan antipsikotik generasi terbaru akan menghasilkan efek samping yang sama. Persentase penderita mental illness yang mengalami akathisia berada di angka 20 – 70 persen, di mana hal ini terjadi beberapa minggu pasca pengobatan.
Seperti yang sudah dijelaskan, penyebab akathisia adalah konsumsi obat-obatan antipsikotik pada penderita skizofrenia, bipolar, maupun gangguan mental lainnya. Kendati semua obat antipsikotik bisa menyebabkan akathisia, namun kondisi ini lebih sering dijumpai pada mereka yang mengonsumsi antipsikotik generasi lama, seperti:
Sementara itu, obat antipsikotik generasi terbaru yang menjadi penyebab akathisia adalah:
Belum dapat diketahui secara pasti mengapa obat-obatan antipsikotik tersebut dapat memicu reaksi berupa akathisia ini. Akan tetapi, ada teori yang mengatakan jika hal ini diakibatkan oleh cara kerja antipsikotik yang memblokir reseptor otak yang berhubungan dengan dopamin. Sebagaimana diketahui, dopamin adalah neurotransmitter yang salah satu tugasnya mengontrol gerakan tubuh.
Selain itu, antipsikotik juga disebut turut menghambat neurotransmitter lainnya seperti GABA, serotonin, dan asetilkolin hingga menciptakan kondisi akathisia.
Sejumlah faktor risiko pun turut berperan terhadap risiko seseorang terkenan akathisia, yaitu:
Dilihat dari waktu kemunculannya, akathisia terbagi ke dalam beberapa jenis. Jenis-jenis akathisia meliputi:
Akathisia akut adalah jenis akathisia yang merupakan tingkatan awal dari kondisi ini. Akathisia akut umumnya terjadi beberapa saat setelah pasien mengonsumsi obat antipsikotik, khususnya generasi pertama. Akathisia akut bisa berlangsung selama berbulan-bulan namun tidak sampai melebihi 6 bulan.
Sementara itu, akathisia withdrawal adalah akathisia yang gejalanya muncul sekitar 6 minggu dari semenjak pasien berhenti mengonsumsi obat antipsikotik. Atau, apabila pasien mengganti jenis obat lainnya selain antipsikotik.
Akathisia tardif adalah jenis akathisia yang gejalanya baru menyerang pasien berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun semenjak konsumsi terakhir dari obat-obatan antipsikotik, pun jenis obat lainnya yang dapat memicu akathisia, seperti obat vertigo dan obat mual.
Apabila akathisia yang dialami oleh pasien tak kunjung mereda setelah periode 6 (enam) bulan, itu artinya ia mengalami akathisia kronis. Kondisi ini hendaknya perlu mendapatkan penanganan medis secepatnya sebelum kondisi bertambah buruk.
Ciri dan gejala akathisia yang paling utama adalah timbulnya perasaan gelisah atau cemas, dan tubuh yang bergerak tidak terkendali pada diri penderitanya. Gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dan meliputi:
Tak hanya itu, ciri-ciri akathisia yang mengiringi gejala utama adalah:
Segera periksakan diri ke dokter manakala Anda atau kerabat mengalami gejala-gejala akathisia di atas. Penanganan medis sedini mungkin sangat diperlukan agar kondisi akathisia ini tidak bertambah parah dan menimbulkan komplikasi serius lainnya.
Guna memastikan dan menentukan metode pengobatan yang tepat, dokter perlu melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan atqau diagnosis akathisia yang dialami pasien.
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait keluhan pasien. Pertanyaan-pertanyaan tersebut umumnya meliputi:
Setelah itu, dokter akan mengamati setiap pergerakan dari pasien dengan merujuk pada ciri atau gejala umum akathisia. Dokter kemungkinan juga akan melakukan prosedur tes darah. Tujuannya, untuk memastikan jika tidak ada penyakit lain yang menyertai kondisi akathisia yang dialami.
Setelah penyebab pasti akathisia diketahui, maka dokter dapat menentukan metode pengobatan yang tepat guna mengatasi akathisia yang dialami oleh pasien.
Mengingat pasien juga membutuhkan obat-obatan antipsikotik, maka langkah medis yang akan ditempuh yakni dengan mengurangi dosis obat antipsikotik tersebut. Setelah itu, dokter akan membuatkan resep obat lainnya yang mungkin lebih aman bagi pasien.
Sementara itu, guna meredakan rasa gelisah dokter akan memberikan obat dari kelompok benzodiazepine, pun obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang dialami oleh pasien.
Mengingat akathisia adalah kondisi yang disebabkan oleh obat-obatan, maka cara mencegah hal ini menimpa Anda adalah dengan menghindari konsumsi obat antipsikotik tertentu, terutama antipsikotik generasi pertama.
Baiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter terkait agar Anda bisa mendapatkan jenis dan dosis obat yang tepat sehingga potensi akathisia ini bisa diminimalisir.