DokterSehat.Com – Sistenol obat apa? Sistenol adalah obat dengan kandungan bahan aktif Paracetamol dan N-Acetylcysteine. Obat Sistenol biasa digunakan untuk mengatasi batu berdahak dan demam yang merupakan gejala dari influenza.
Ketahui lebih lanjut tentang kandungan, manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya tentang obat Sistenol melalui artikel ini.
Sistenol memiliki kandungan Paracetamol dan N-Acetylcysteine. Berikut adalah penjelasan tentang cara kerja kandungan yang ada dalam obat Sistenol:
Paracetamol adalah obat analgesik (anti nyeri) sekaligus antipiretik (pereda demam).
Obat ini bekerja dengan cara menghambat senyawa prostaglandin, yaitu senyawa yang dilepaskan tubuh ketika mengalami infeksi. Prostaglandin adalah senyawa yang menyebabkan munculnya reaksi peradangan seperti nyeri dan demam.
N-Acetylcysteine adalah asam amino yang berasal dari asam amino L-Cysteine.
N-Acetylcysteine masuk ke dalam golongan obat mukolitik, yaitu obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak. Asam amino ini juga dapat digunakan untuk mengatasi keracunan Paracetamol dan juga bertindak sebagai antioksidan.
Berdasarkan cara kerja bahan aktif yang ada di dalam Sistenol, berikut adalah manfaat Sistenol:
Sistenol tersedia dalam sediaan tablet salut selaput. Setiap tabletnya memiliki kandungan Paracetamol 500 mg dan N-Acetylcysteine 200 mg. Dosis Sistenol dibedakan berdasarkan usia penggunanya.
Berikut adalah dosis Sistenol yang disarankan:
Dosis di atas adalah dosis yang lazim diberikan. Dosis dapat berbeda menyesuaikan kondisi dan kebutuhan pasien. Jangan mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter atau apoteker sebelumnya.
Penggunaan obat Sistenol sebaiknya digunakan sesuai dengan aturannya. Berikut adalah petunjuk penggunaan Sistenol:
Berikut adalah petunjuk penyimpanan Sistenol yang harus diperhatikan:
Setiap obat memiliki potensi untuk menimbulkan efek samping, termasuk Sistenol yang memiliki kandungan Paracetamol dan N-Acetylcysteine. Berikut adalah efek samping yang muncul dari penggunaan obat Sistenol:
Efek samping tidak selalu terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan dosis berlebihan, penggunaan jangka panjang, atau akibat kondisi lainnya. Jika terjadi efek samping seperti reaksi alergi atau efek samping berat lainnya, segera hentikan penggunaan obat.
Jika gejala efek samping tidak membaik setelah penggunaan obat Sistenol dihentikan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Interaksi obat dapat terjadi ketika Sistenol digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain baik itu obat resep, non-resep, maupun herbal. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.
Berikut adalah jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Sistenol:
Daftar obat di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu. Penggunaan alkohol juga sebaiknya dihindari, karena konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat.
Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Sistenol untuk menghindari interaksi obat.
Sistenol termasuk ke dalam jenis obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat Sistenol: