Rifampicin adalah obat antibiotik untuk mengobati tuberkulosis. Ketahui lebih lanjut mengenai obat ini mulai dari fungsi, efek samping, hingga dosis pemakaiannya.
Nama obat | Rifampicin |
Golongan obat | Antibiotik |
Kategori obat | Obat keras |
Tingkat keamanan obat bagi ibu hamil dan menyusui menurut FDA | C |
Fungsi obat | Mengobati tuberkulosis |
Kontraindikasi obat |
|
Dosis obat | Sesuai petunjuk dokter |
Sediaan obat |
|
Rifampicin adalah obat antibiotik yang diformulasikan untuk mengatasi tuberkulosis (TBC). Tuberkulosis adalah penyakit paru-paru yang terjadi karena adanya infeksi bakteri. Selain paru-paru, penyakit tuberkulosis juga bisa menyerang usus, tulang, hingga kelenjar tubuh.
Sebagai obat antibiotik, Rifampicin bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab TB. Obat ini tergolong obat keras sehingga penggunaannya tidak bisa sembarangan dan harus dengan resep dokter.
Rifampicin adalah obat antibiotik yang difungsikan untuk mengatasi infeksi bakteri pada kasus tuberkulosis. Pastikan untuk menggunakan obat sesuai dengan fungsinya. Penggunaan obat yang tidak sesuai dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan berujung pada reaksi tubuh yang bisa saja berbahaya.
Dalam menggunakan obat Rifampicin, ada sejumlah hal penting yang perlu Anda ketahui dan pahami.
Penggunaan obat tidak disarankan pada orang-orang dengan kondisi tertentu. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan akan menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan reaksi-reaksi yang bisa saja membahayakan tubuh. Kondisi-kondisi yang dimaksud meliputi:
Sementara itu, penggunaan obat harus mendapat izin dari dokter apabila mengalami kondisi-kondisi berikut ini:
Sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada apoteker maupun dokter sebelum menggunakan obat ini apabila Anda memiliki salah satu dari kondisi-kondisi di atas.
Sementara itu, peringatan dan perhatian lainnya yang harus diketahui sebelum mengonsumsi obat ini adalah sebagai berikut:
Menurut Unites States Food and Drug Administration (USFDA), obat ini masuk ke dalam kategori C untuk tingkat keamanan penggunaan bagi wanita hamil dan menyusui. Kategori merujuk pada jenis obat-obatan yang setelah dilakukan uji klinis terhadap hewan, terbukti berisiko.
Akan tetapi, belum ada studi terkontrol terhadap manusia. Oleh sebab itu, penggunaan obat pada wanita hamil dan menyusui harus mendapat perhatian khusus dari dokter (jika ibu hamil memang harus mengonsumsinya).
Obat ini akan berinteraksi jika digunakan bersamaan dengan sejumlah jenis obat-obatan tertentu. Interaksi yang terjadi berdampak pada menurunnya efektivitas kinerja obat maupun menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pada tubuh. Obat-obatan yang berinteraksi dengan Rifampicin adalah sebagai berikut:
Selain obat-obatan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang akan berinteraksi dengan obat ini apabila digunakan secara bersamaan. Sampaikan pada apoteker atau dokter apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut maupun obat-obatan lainnya agar bisa mencarikan alternatif obat pengganti yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Obat Rifampicin dapat menimbulkan efek samping walaupun jarang terjadi. Efek samping obat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Gejala efek samping biasanya akan mereda setelah beberapa saat. Anda sebaiknya segera mengunjungi dokter apabila gejala yang terasa tak kunjung mereda setelah beberapa lama.
Dokter akan menentukan apakah kemunculan gejala tersebut terkait dengan penggunaan obat atau bukan. Jika ya, dokter bisa menyarankan Anda untuk menghentikan penggunaan obat dan mencarikan obat alternatif yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Rifampicin masuk ke dalam kategori obat keras. Penggunaan obat HARUS dengan resep dokter. Berikut ini adalah informasi mengenai aturan dosis obat yang perlu Anda ketahui.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet oral dan cairan infus. Obat dapat diperoleh di apotek setelah mendapatkan resep dari dokter.
Berikut adalah dosis umum obat ini:
Oral
Intravena (IV)
Dosis obat bisa saja berbeda, tergantung dari keputusan dokter dengan memerhatikan kondisi. Pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan dosis dari dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis bisa saja menimbulkan reaksi tubuh yang berbahaya.
Gunakan obat dengan benar agar efektivitasnya terasa, pun menghindari hal-hal seperti overdosis yang bisa berbahaya. Berikut ini adalah petunjuk atau cara pakai obat yang perlu Anda ketahui dan pahami:
Simpan obat ini pada tempat yang benar untuk agar kualitas obat tetap terjaga. Berikut adalah petunjuk penyimpanan obat yang perlu Anda terapkan: