Pengobatan penyakit diabetes—khususnya diabetes tipe 2—dilakukan dengan memberikan obat-obatan, salah satunya adalah Glidabet. Ketahui obat Glidabet lebih lanjut mulai dari fungsi efek samping, hingga petunjuk pemakaiannya berikut ini!
Nama obat | Glidabet |
Diproduksi oleh | Kalbe Farma |
Golongan obat | Antidiabetes Sulfonilurea |
Kategori obat | Obat resep |
Tingkat keamanan obat bagi ibu hamil dan menyusui menurut FDA | – |
Fungsi obat | Mengendalikan gula darah pada kasus diabetes tipe 2 |
Kontraindikasi obat | Penggunaan obat tidak disarankan apabila memiliki:
|
Dosis obat | Diabetes tipe 2
(Untuk dosis >160 mg, dosis dibagi menjadi 2 kali per hari) |
Sediaan obat | Tablet |
Glidabet obat apa? Glidabet adalah obat dengan kandungan bahan aktif glicazide dan masuk ke dalam kategori obat antidiabetes jenis Sulfonilurea. Obat ini diformulasikan untuk membantu mengendalikan gula darah (glukosa) pada pasien penderita diabetes tipe 2 atau disebut sebagai penyakit kencing manis.
Obat Glidabet memiliki mekanisme kerja yakni mengikat reseptor sulfonylurea (SUR 1) yang ada pada permukaan sel pankreas beta secara selektif. Aktivitas ini memungkinkan obat untuk memblokade potasium sel-sel beta yang terdapat di organ pankreas, sehingga sel-sel tersebut mengalami depolarisasi yang kemudian berdampak pada terbukanya voltage-gate calcium.
Alhasil, terjadilah pelepasan insulin dari sel. Atas mekanisme kerja yang sedemikian, kadar glukosa di dalam tubuh jadi lebih terkendali.
Fungsi obat Glidabet adalah untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada kasus diabetes tipe 2. Penggunaan obat ini dalam menangani diabetes tipe 2 akan tetapi perlu diimbangi oleh aktivitas-aktivitas sehat lainnya yaitu:
Pastikan untuk menggunakan obat Glidabet sesuai dengan fungsinya. Penggunaan obat yang tidak sesuai berisiko memunculkan reaksi tubuh yang bisa saja berbahaya.
Dalam menggunakan obat ini, ada sejumlah hal penting yang perlu Anda ketahui dan pahami. Simak penjelasannya berikut!
Penggunaan obat tidak disarankan pada orang-orang dengan sejumlah kondisi. Pasalnya, hal ini dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan reaksi-reaksi yang bisa saja membahayakan tubuh.
Kondisi-kondisi yang dimaksud meliputi:
Sampaikan pada dokter sebelum menggunakan obat Glidabet apabila Anda memiliki salah satu dari kondisi-kondisi di atas agar dokter bisa mencarikan alternatif obat pengganti yang lebih aman untuk digunakan.
Sementara itu, peringatan dan perhatian lainnya yang harus diketahui sebelum mengonsumsi obat ini adalah sebagai berikut:
Hingga saat ini, belum ada penelitian spesifik mengenai obat Glidabet dan kaitannya dengan ibu hamil dan menyusui.
Oleh sebab itu, penggunaan obat ini tidak disarankan bagi ibu hamil dan menyusui yang kebetulan juga sedang menderita diabetes tipe 2.
Kendati demikian, dokter bisa saja menyarankan penggunaan obat bagi ibu hamil dan menyusui apabila keadaan sudah mendesak dan kondisi memungkinkan (setiap orang memiliki toleransi obat yang berbeda-beda).
Apabila tidak ada pilihan lain, pastikan penggunaan obat memang benar-benar tidak menimbulkan efek samping yang bisa membahayakan diri Anda maupun janin yang tengah dikandung.
Obat ini akan berinteraksi jika digunakan bersamaan dengan sejumlah jenis obat-obatan tertentu. Interaksi yang terjadi berdampak pada menurunnya efektivitas kinerja obat maupun menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pada tubuh.
Obat-obatan yang dimaksud di antaranya sebagai berikut:
Selain obat-obatan di atas, mungkin masih ada jenis obat lainnya yang akan berinteraksi dengan obat ini apabila digunakan secara bersamaan. Oleh sebab itu, sampaikan pada dokter apabila Anda juga sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut maupun obat-obatan lainnya agar dokter bisa mencarikan alternatif obat pengganti yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Penggunaan obat kemungkinan akan menimbulkan gejala efek samping, kendati terbilang jarang terjadi. Gejala efek samping yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Gejala efek samping di atas merupakan suatu hal yang wajar dan biasanya akan mereda setelah beberapa saat. Kendati demikian, Anda disarankan untuk segera mengunjungi dokter apabila gejala yang dirasakan tak kunjung mereda setelah beberapa lama guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dokter akan menentukan apakah kemunculan gejala tersebut terkait dengan penggunaan obat atau bukan. Jika ya, dokter bisa menyarankan Anda untuk menghentikan penggunaan obat dan mencarikan obat alternatif yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Melihat dari peruntukannya, Glidabet masuk ke dalam kategori obat resep. Itu artinya, penggunaan obat ini tidak bisa sembarangan dan harus di bawah pengawasan dokter beserta resep yang diberikan.
Berikut ini adalah informasi mengenai aturan dosis obat yang perlu Anda ketahui.
Glidabet tersedia dalam bentuk tablet oral dengan berbagai takaran. Obat ini dapat diperoleh di apotek maupun toko obat terdekat.
Pastikan Anda menggunakan obat secara benar sesuai dengan kebutuhan dan tentunya, anjuran dari dokter yang menangani.
Informasi dosis ini tidak bisa dijadikan acuan karena dosis yang diresepkan oleh dokter Anda mungkin saja berbeda. Pastikan untuk menggunakan obat sesuai dengan aturan dari dokter guna menghindari kelebihan pemakaian (overdosis) yang mungkin saja bisa berdampak buruk bagi tubuh Anda.
Berikut aturan dosis umum untuk obat Glidabet:
Dewasa: Dosis awal 40-80 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 320 mg per hari apabila dibutuhkan. Peningkatan dosis baru dapat dilakukan minimal setelah 1 bulan penggunaan.
(Untuk dosis >160 mg, dosis dibagi menjadi 2 kali per hari).
Obat untuk penyakit diabetes tipe 2 ini harus digunakan dengan benar agar efektivitasnya terasa, pun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (overdosis, dsb.).
Berikut ini adalah petunjuk atau cara pakai obat Glidabet yang perlu Anda ketahui dan pahami:
Obat ini harus disimpan di tempat yang benar untuk agar kualitas obat tetap terjaga. Berikut adalah petunjuk penyimpanan obat yang perlu Anda terapkan: