Favipiravir adalah obat antivirus untuk mengatasi influenza. Peneliti dari pemerintah China menyampaikan bahwa obat antiflu favipiravir yang dikembangkan oleh Jepang memiliki potensi untuk mengatasi wabah Coronavirus. Ketahui favipiravir obat apa, penelitian terbaru, dosis, fungsi, efek samping, dll.
Berikut ini adalah informasi umum obat favipiravir:
Nama Obat | Favipiravir |
Kandungan Obat | Favipiravir |
Kelas Obat | Antivirus |
Kategori | Obat resep |
Manfaat Obat | Mengatasi influenza akibat infeksi virus |
Kontraindikasi | Berakibat fatal pada ibu hamil |
Sediaan Obat | Tablet |
Harga Obat | Belum diketahui |
Obat ini masih dalam penelitian untuk kebutuhan penyembuhan gejala Coronavirus atau virus lainnya. Favipiravir baru-baru ini disetujui di Jepang dengan merek dagang Avigan sebagai obat antiflu yang produksinya dan persebarannya hanya ada di pasaran Jepang.
Favipiravir adalah senyawa antivirus berbasis RNA untuk mengatasi beberapa jenis virus influenza termasuk influenza A (H1N1) pdm09, influenza A (H5N1 atau flu burung), dan virus avian A (H7N9).
Awalnya, favipiravir ini dikenal dengan nama T-705 dan 6-fluoro-3-hydroxy-2-pyrazinecarboxamide. Obat ini berperan sebagai RNA polimerase virus dengan mekanisme aksi baru untuk menghambat replikasi gen virus dalam sel yang terinfeksi agar tidak menyebar ke organ lainnya.
Obat antivirus eksperimental ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi FujiFilm Toyama Chemical of Japan yang baru-baru ini juga diklaim efektif mengatasi virus Corona (COVID-19) oleh peneliti dari pemerintah China. Obat favipiravir ini telah masuk daftar uji klinis obat Coronavirus yang potensial dan menjanjikan dalam penelitian di China.
Kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi China menyampaikan bahwa obat ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan jelas efektif dalam perawatan pasien COVID-19, termasuk untuk mengelola gejala pneumonia.
Berdasarkan uji coba pertama, pasien positif COVID-19 yang menggunakan obat favipiravir ini menunjukkan kondisi paru-paru yang membaik sekitar 91% dibandingkan dengan 62% atau pasien yang tidak menggunakan obat ini. Uji coba ini melibatkan masing-masing 240 pasien dan 80 pasien yang dilakukan di beberapa kota di China termasuk Wuhan dan Shenzhen.
Walaupun demikian, belum ada laporan khusus dari perusahaan farmasi FujiFilm Toyama Chemical of Japan yang memproduksi obat ini. Berdasarkan laporan dari kementerian kesehatan Jepang, dokter di Jepang telah menggunakan obat yang sama untuk menangani pasien COVID-19, namun tidak ada hasil yang signifikan.
Selain itu, obat favipiravir membutuhkan persetujuan dari pemerintah dan lisensi Jepang untuk penggunaan skala penuh pada pasien Covid-19 karena obat ini pada dasarnya hanya digunakan untuk mengobati influenza.
Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi virus influenza, termasuk:
Selain sebagai obat antiinfluenza, favipiravir juga berperan untuk menghentikan RNA replikasi virus di tubuh yang terinfeksi, termasuk:
Selama wabah Ebola di Afrika Barat pada tahun 2014, favipiravir digunakan untuk mengobati beberapa pasien namun efektivitasnya tidak jelas. Saat ini, para ilmuwan sedang meneliti tentang potensi obat Avigan untuk mengatasi wabah COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia.
Perhatikan peringatan obat berikut ini:
Menggunakan dua obat, suplemen, vitamin, atau herbal dalam waktu yang sama akan memicu timbulnya interaksi obat, yaitu reaksi kandungan obat yang mungkin menurun atau meningkatkan fungsi kerja salah satu atau kedua jenis kandungan.
Favipiravir akan mengalami interaksi bila digunakan bersama obat lain, termasuk:
Obat ini mungkin juga mengalami interaksi yang tidak disebutkan dalam informasi kesehatan ini. Dianjurkan untuk tidak meminum dua obat dalam waktu bersamaan kecuali dengan petunjuk dari dokter untuk mengurangi risiko efek samping dan interaksi obat, serta demi keefektifan kerja obat.
Belum ada informasi terkait efek samping obat favipiravir. Gejala efek samping umum akibat obat antivirus, termasuk:
Sementara itu, efek samping akibat reaksi obat yang paling umum berupa:
Efek samping lain mungkin terjadi. Konsultasi pada dokter apabila Anda mengalami gejala alergi atau efek samping parah.
Dosis setiap orang mungkin berbeda-beda tergantung pada:
Walaupun demikian, belum ada informasi terkait dosis obat favipiravir untuk influenza. Penggunaannya untuk mengatasi virus Corona juga belum mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat.
Berikut ini cara pakai obat estradiol:
Apabila masih ada pertanyaan terkait penggunaan obat ini, harap hubungi dokter, apoteker, atau penyedia layananan kesehatan Anda.
Menyimpan obat di tempat yang benar akan berpengaruh pada kinerja obat. Berikut ini panduan cara menyimpan obat dengan benar agar tidak rusak:
Itulah pembahasan lengkap tentang estradiol obat apa. Estradiol adalah obat antiinfluenza yang diklaim dapat mengobati gejala COVID-19. Penelitian tentang obat ini masih dikembangkan.